Thursday, December 8, 2011

Nyeri Haid Mengubah Struktur Otak


Taipei, Wanita yang sering mengalami nyeri saat haid lebih mungkin mengalami perubahan struktural yang abnormal pada daerah otak yang terlibat dalam rasa sakit dan emosi.

Tak sedikit wanita yang mengalami nyeri datang bulan yang kadang disertai dengan rasa mual atau pusing. Kondisi ini kadang membuat wanita hanya ingin berada di tempat tidur.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di Taiwan menemukan rasa nyeri, kram atau sakit saat haid dapat menyebabkan perubahan pada struktur otak.

Ilmuwan juga menemukan bahwa perubahan ini akan tetap terjadi meski wanita tersebut tidak mengalami nyeri haid siklik (nyeri haid yang selalu terjadi setiap bulan) dan hanya mengalami nyeri sewaktu-waktu.

Peneliti menyelidiki 32 wanita dengan nyeri haid parah dan 32 wanita dengan subjek kontrol dan tidak mengamali gangguan nyeri.

"Ketika scan MRI yang dilakukan selama periode pre-ovulasi tanpa nyeri, perubahan yang diamati di daerah otak yang terlibat dalam transmisi nyeri dan pengolahan sensorik terlihat lebih tinggi," jelas Dr Cheng-Hao Tu dari National Yang-Ming University di Taipei, seperti dilansir dari ABCNews, Kamis (12/8/2010).

Sedangkan studi pada pasien dengan nyeri haid kronis menunjukkan bahwa pesan nyeri dikirim ke sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional dalam seluruh sistem saraf.

Dr Tu dan rekannya menemukan adanya perubahan dalam volume otak materi abu-abu. Penelitian menunjukkan adanya penurunan yang cukup besar di daerah otak yang memainkan peran dalam transmisi rasa sakit dan pengolahan sensorik.

Selain itu, ada peningkatan volume materi abu-abu di daerah otak yag berhubungan dengan modulasi dari rasa sakit dan mengatur fungsi endokrin.

Salah satu daerah otak yang mengalami perubahan volume adalah daerah yang dikenal sebagai hipotalamus. Daerah ini memiliki ketertarikan khusus karena memainkan peran sentral dalam mengatur siklus haid.

Karena perubahan struktur otak diyakini akan ada pengaruhnya pada orang bersangkutan baik pada kemampuan otak, perilaku saraf yang mempengaruhi perilaku orang bersangkutan.

Salah satu di antara fungsi hipotalamus yang paling penting adalah fungsi neuroendokrin yang berpengaruh terhadap sistem saraf otonomi sehingga dapat memelihara tekanan darah, denyut jantung, suhu tubuh dan perilaku konsumsi dan emosi.

Namun konsekuensi fungsional dari temuan ini tetap harus dianalisis dan studi lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi interaksi hormonal dan apakah perubahan otak ini bersifat reversibel (dapat dibalikkan).

Merry Wahyuningsih - detikHealth

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun