Thursday, September 22, 2011

Polusi Udara Picu Serangan Jantung


REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Meskipun bukan menjadi penyebab utama serangan jantung, menghirup udara yang penuh polusi akan meningkatkan risiko serangan jantung. Risiko ini meningkat enam jam setelah menghirup polusi.

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan 20 ribu kasus serangan jantung di Inggris dan Wales dengan data polusi udara di daerah tersebut. Hasilnya menunjukkan zat yang terkandung dalam asap knalpot kendaraan dapat memicu terjadinya serangan jantung.

Direktur Asosiasi Jantung Inggris, Jeremy Pearson, mengatakan risiko serangan jantung terjadi setelah 6 jam dan kemudian menurun. "Kita tahu polusi memiliki akibat yang buruk bagi kesehatan. Ia dapat membekukan darah dan meningkatkan risiko serangan jantung," ujarnya sebagaimana dilansir BBC, Rabu (21/9).

Pemimpin penelitian ini, Krishnan Bhaskara, mengungkapkan memang polusi bukanlah pemicu utama serangan jantung, tetapi hal tersebut perlu dihindari. Diet yang tidak sehat dan rokok adalah pemicu utama serangan jantung. "Dianalogikan seperti sepotong kue, polusi menjadi krim pemicu serangan jantung," ujarnya.

Masyarakat sebisa mungkin untuk tidak mendekati wilayah yang tingkat polusinya tinggi dan menerapkan hidup sehat. Bagaimana dengan polusi di Jakarta?

Wednesday, September 14, 2011

"Softdrink" Sebabkan Kanker?

KOMPAS.com — Peringatan untuk Anda para penyuka minuman soda. Studi terkini menyebutkan, orang yang minum dua kaleng atau lebih minuman softdrink yang mengandung gula berisiko terkena kanker pankreas. Meski kasus kanker ini jarang, kanker pankreas termasuk mematikan.

Meski sama-sama mengandung gula, ternyata risiko kanker tersebut tidak ditemukan pada penyuka minuman jus buah. Ketua peneliti, Mark Pereira dari University of Minnesota, Amerika Serikat, berpendapat, gula bisa menjadi biang keladi penyakit, tetapi penyuka softdrink mungkin memiliki gaya hidup tidak sehat.

"Tingginya kadar gula dalam minuman bersoda mungkin meningkatkan kadar insulin dalam tubuh yang kami yakini menyebabkan pertumbuhan sel-sel kanker," kata Pereira. Insulin, yang membantu tubuh mengatur glukosa, dihasilkan di pankreas.

Sebanyak 60.000 pria dan wanita Singapura menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan selama 14 tahun itu. Selama periode tersebut, 140 responden menderita kanker pankreas. Mereka yang minum dua kaleng atau lebih softdrink setiap minggu memiliki risiko 87 persen lebih tinggi menderita kanker pankreas.

Meski dilakukan di negara kecil, Pereira mengatakan, hasil studi ini bisa diaplikasikan di negara lain. "Singapura adalah negara kaya dengan sistem kesehatan yang baik. Kegemaran penduduknya adalah makan dan belanja sehingga hasil riset ini juga bisa dipakai oleh penduduk di negara Barat," katanya.

Susan Mayne dari Yale Cancer Center dari Yale University, AS, memberikan pandangan berbeda pada hasil penelitian ini. "Kesimpulannya dibuat pada contoh kasus yang kecil dan tidak jelas apakah ada hubungan sebab akibat," katanya.

Mayne menyatakan, kanker disebabkan oleh multifaktor, tidak bisa disebutkan satu faktor saja. "Tingginya konsumsi softdrink di Singapura juga diikuti dengan kebiasaan buruk lain, seperti merokok dan makan daging," ujarnya. Beberapa literatur menyatakan, kanker pankreas berkaitan dengan konsumsi daging merah.

Sumber :Reuters

Lebih dari 2 Kaleng, Soda Bahaya untuk Ginjal

KOMPAS.com - Minuman diet soda mungkin membantu Anda mengurangi asupan kalori, tetapi konsumsi lebih dari dua kaleng diet soda setiap hari meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal. Demikian peringatan yang dikeluarkan para ahli.

Wanita yang mengonsumsi minuman diet soda lebih dari dua kaleng setiap hari mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 31 persen selama penelitian jangka panjang. "31 persen adalah angka yang signifikan, terutama karena pada awal dimulainya studi kondisi ginjal mereka masih prima," kata Julie Lin, asisten profesor dari Harvard Medical School.

Dalam penelitian, para ahli mengevaluasi kesehatan 3.256 wanita yang terlibat dalam Nurse's Health Study. Para responden diminta memberi keterangan tentang pola makan termasuk asupan makanan dan minuman mengandung gula, seperti soda, jus buah, es teh, dan sebagainya. Informasi ini juga dipakai untuk mengukur fungsi ginjal mereka.

Para peneliti mengukur akumulasi asupan makanan mengandung gula selama beberapa periode, yakni tahun 1984, 1986 dan 1990. Ketika para peneliti membandingkan fungsi ginjal para responden di tahun 1989 dan 2000, diketahui 11,4 persen responden mengalami penurunan fungsi ginjal mencapai 31 persen.

Ternyata 11,4 persen responden ini adalah mereka yang sering mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan lebih dari dua kaleng per hari. Selain minuman atau makanan yang mengandung pemanis buatan, para ahli juga menyebutkan makanan yang tinggi kadar garam bisa mempercepat penurunan fungsi ginjal.

"Normalnya, penurunan fungsi ginjal akibat faktor penuaan berkisar 1 mL per menit setiap tahunnya saat seseorang berusia 40 tahun. Tapi mereka yang kelebihan minum minuman soda mengalami penurunan hingga 3 mL per menit setiap tahunnya," kata Lin.

Sumber :WebMD

Junk Food Bikin Anda Depresi?

KOMPAS.com - Mudah-mudahan Anda tidak stres jika membaca artikel ini. Sebuah penelitian baru menyebutkan bahwa mengonsumsi makanan berlemak atau makanan yang sudah diproses akan mengakibatkan depresi dan kecemasan.

Fakta ini diperoleh dari hasil penelitian tim dari University of Melbourne, Australia. Mereka mensurvei 1.046 perempuan usia 20-93 tahun secara acak, selama lebih dari 10 tahun. Mereka lantas membuat suatu evaluasi psikiatri dan menilai pola makan wanita secara teratur. Dari situ didapati bahwa wanita yang menerapkan pola makan ala barat -seperti burger, pizza, roti putih, keripik kentang, dan minuman yang tinggi kadar gulanya- lebih cenderung mengalami mood disorder ketimbang mereka yang menerapkan pola makan Australia, yaitu sayuran, buah-buahan, daging merah, ikan, dan gandum utuh.

Kemungkinan ini tetap berlaku, terlepas dari usia wanita, berat badan, status ekonomi dan sosial, pendidikan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan minum-minuman keras. Hal ini tentu mengejutkan, karena faktor-faktor tersebut biasanya saling berkaitan. Misalnya, orang yang menerapkan pola makan yang buruk, berat badannya terus bertambah, dan hal ini menyebabkan depresi. Atau, orang yang sedang depresi bisa melarikan diri ke makanan, dan hal ini bisa membuat berat badan naik. Mengapa hanya karena mengonsumsi junk food lalu jadi depresi?

Sayangnya, tim peneliti hanya menyimpulkan bahwa pembalikan penyebab tidak dapat dijadikan perkecualian oleh studi mereka. Namun terlihat bukti-bukti kuat bahwa pola makan dan kesehatan mental memang saling terkait. Dan hal ini memang cukup mengkhawatirkan.

Menurut National Institute of Mental Health, lebih dari 26 persen orang Amerika berusia di atas 18 tahun (atau 1 dari 4 orang) mengalami mood disorder seperti depresi dan kecemasan. Depresi juga terlihat lebih banyak dialami wanita daripada pria. Mungkinkah karena lebih banyak wanita yang melarikan diri ke makanan saat sedang stres?

Sumber :Bon Appetit

Anak Depresi, Hindari MSG dan Minuman Soda

JAKARTA, KOMPAS.com — Mengatasi depresi pada anak tidak cukup hanya dengan memberikan terapi psikologis, tetapi juga perlu dukungan asupan makanan, vitamin, serta minuman yang mendukung pemulihan kondisi anak. Dus, juga perlu diketahui jenis makanan apa saja yang harus dihindarkan dari anak-anak yang sedang menderita depresi agar kondisinya tidak semakin memburuk.

Makanan yang mengandung asam lemak omega-3 dipercaya bisa mengurangi depresi. Riset yang dilakukan Andres Stoll tahun 1999 di Amerika Serikat menunjukkan, penderita depresi yang mengonsumsi asam lemak omega-3 secara teratur bisa mengurangi tingkat depresinya. Sumber makanan yang banyak mengandung asam lemak Omega-3 terdapat pada kacang-kacangan dan minyak ikan, seperti ikan salmon dan ikan tuna.

Anak yang menderita depresi juga dianjurkan mengonsumsi vitamin. Salah satu jenis vitamin yang sangat diperlukan adalah vitamin B5. Selain dikenal sebagai pencegah depresi, vitamin B5 juga penting untuk menambah ketahanan tubuh.

Contoh makanan yang memiliki kandungan vitamin B5 dengan jumlah cukup besar antara lain tomat, kuning telur, susu, yogurt, keju, gandum, dan kacang-kacangan.
Mengonsumsi kolostrum juga dipercaya membantu mengurangi depresi pada anak.

Susu berkolostrum  mengandung zat yang dapat merangsang otak untuk memproduksi zat laktalbumin. Zat laktalbumin dipercaya mampu memproduksi serotonin dan albumin. Kedua zat itu mendorong munculnya perasaan baik pada diri seseorang. Perasaan baik tersebut dapat menimbulkan rasa senang dan dengan cepat suasana hati pun menjadi nyaman. Suasana hati semacam ini sangat dibutuhkan oleh anak yang tengah depresi.

Mengonsumsi kolostrum juga baik untuk kesehatan anak sebab susu berkolostrum memiliki kandungan zat antibodi dan memiliki nutrisi tinggi serta kandungan laktosa dalam jumlah rendah. Susu ini memiliki banyak manfaat. Selain memproduksi zat laktalbumin, mengonsumsi susu kolostrum rutin dipercaya dapat mengaktifkan produksi zat kimia lainnya di otak yang bisa meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi. Pasokan kolustrum terbaik dari air susu ibu alias ASI.

Sebaliknya, ada beberapa makanan atau zat yang perlu dihindari jika anak Anda mengalami depresi. Salah satunya adalah monosodium glutamat atau MSG. Konsumsi berlebihan dapat memicu penurunan kecerdasan otak dan sulit untuk berkonsentrasi.

Anak pengidap depresi juga harus dijauhkan dari minuman bersoda sebab minuman bersoda mengandung fosfor yang dapat menetralkan asam hidroklorida dalam lambung. Kondisi itu dapat mengganggu fungsi pencernaan sehingga bisa memperparah tingkat depresi. Maklum, gangguan lambung sering kali terjad saat depresi. (Herlin Kartika Dewi)

"Softdrink" Sebabkan Artritis?

KOMPAS.com — Artritis adalah salah satu penyakit radang sendi yang disebabkan oleh meningkatnya kadar asam urat dan banyak menyerang wanita usia menopause. Sebuah studi yang berlangsung selama 12 tahun di Kanada menemukan bahwa 2 kaleng softdrink ukuran sedang dapat meningkatkan risiko artritis pada wanita hingga 85 persen.

Sementara itu, jika kita mengonsumsi hanya satu kaleng sehari, risiko artritis "hanya" meningkat sebesar 45 persen. Menurut Richard Johnson, MD, semakin banyak ditemukan bukti yang menunjukkan peningkatan konsumsi fruktosa dapat menyebabkan naiknya kadar asam urat.

Meski begitu, ia mengakui belum bisa memastikan apakah jika konsumsi fruktosa dikurangi, otomatis akan menurunkan kadar asam urat. Kesimpulannya, penelitian masih terus berlanjut dan kecurigaan terhadap minuman ini patut kita pertimbangkan. Untuk amannya, kita dianjurkan untuk menjaga berat badan normal dan membatasi minuman softdrink, kacang-kacangan yang digoreng, kerang-kerangan, dan sarden.

Kurangi Konsumsi Minuman Bersoda!

KOMPAS.com - Siapa yang tidak suka minum minuman ringan bersoda (berkarbonasi)? Meminum minuman ini saat di tengah terik matahari, rasanya amat menyegarkan. Mendapatkan minuman ini pun mudah; minuman bersoda tersedia di kios penjual rokok, restoran, hingga kafe. Namun tahukah Anda apa bahaya minuman semacam ini bila dikonsumsi secara berlebihan?

Minuman ringan berkarbonasi adalah sumber kalori terbesar dalam menu makan orang Amerika, yaitu sekitar 7% dari total pemasukannya. Bila Anda menambahkan minuman non karbonasi, nilainya meningkat hingga 9%. Bayangkan bila Anda mengambil menu sarapan di restoran junk food, Anda memilih cheese burger dengan minuman cola. Hitung saja berapa kalorinya. Tidak heran bila orang Amerika banyak yang mengalami obesitas dan diabetes.

Konsumsi harian sekitar 10-15 sendok teh gula murni artinya hampir sama dengan batasan yang direkomendasikan untuk konsumsi gula dari semua jenis makanan. Untuk mengatasi ketergantungan pada gula, seringkali orang lalu menggantinya dengan minuman buah, sport drinks, dan es teh. Namun, semua jenis minuman ini ternyata juga mengandung banyak gula, yang juga menambahkan kalori di dalam menu diet kita.

Sementara itu, pembuat minuman ringan mengantisipasi kekhawatiran konsumennya tentang gula ini dengan memproduksi versi "diet" dengan embel-embel seperti "sugar-free". Namun sudahkah langkah ini menyelesaikan masalah kesehatan penikmatnya?

Minuman ringan berkarbonasi ternyata tidak hanya bermasalah dengan kandungannya, tetapi bagaimana minuman ini berhasil menggantikan minuman sehat yang biasa kita konsumsi. Saat kita mulai memasuki usia matang, kita cenderung memilih jenis minuman lain ketimbang susu. Padahal menurunnya kalsium dapat meningkatkan risiko osteoporosis, penyakit serius yang biasanya makin parah seiring pertambahan usia kita. Tulang yang sehat dan kuat yang dibangun saat kita masih muda tidak lagi dapat melindungi kita dari kondisi yang mengerikan ini.

Coba lihat fakta apa saja yang dapat kita temukan dari minuman bersoda:
*Kelebihan gula yang berkontribusi terhadap kelebihan berat badan, yang juga dapat menyebabkan penyakit diabetes mellitus tipe 2, serangan jantung, stroke, dan kanker.
*Orang yang mengonsumsi soft drinks secara rutin juga berpotensi meningkatkan risiko munculnya batu ginjal, dan penyakit jantung.
*Kafein, yang ditambahkan ke dalam kebanyakan soft drinks, juga menimbulkan kecanduan. Kafein juga meningkatkan pembuangan kalsium.
*Pewarna buatan dalam soda juga menyebabkan penyakit gatal, asma, dan reaksi alergi lainnya pada beberapa orang.
*Ahli kesehatan gigi terus mendorong orang untuk mengurangi konsumsi minuman bersoda, khususnya saat makan, untuk mencegah kerusakan gigi (karena gula), dan erosi gigi (karena asamnya).

Mengurangi konsumsi soda dari menu makan (atau pergaulan) sehari-hari sangat dianjurkan. Imbangi dengan memperbanyak minum air putih bila Anda belum dapat menghentikan kebiasaan ini.

Sumber :Sheer Balance