Thursday, October 30, 2008
Gold Words 6
"Ajarkan Pada Bawahanmu, Dirimu itu Bukan Tuhan Mereka Hanya Sebagai Pengarah Menuju Tuhan ('ALLAH SWT') "
"Katakan Pada Bawahanmu bahwa Dirimu sebagai Atasannya Hanya Sebagai Jalan Kesuksesan Mereka"
"Konfirmasilah Untuk Memperjelas Suatu Kebenaran"
"Efisienkan Cara Berfikirmu dengan Berpondasi Pada Allah SWT "
"Agamalah Yang Mengaturmu Bukan Kamu Yang Mengatur Agama "
"Agama Ialah Aturan Gawe('Kerja') Manusia"
"Jangan Kamu Memperalat Agama Untuk Mencapai Kehendakmu Tapi Jadikan Dirimu Sebagai Alat Bagi Agamamu"
Gold Words 4
"Tetapkanlah Pondasimu yaitu Agama Yang Benar Dan Lurus (ISLAM)"
"Keluarlah Dari Lingkaran Yang Membelenggumu"
"Rubahlah Dirimu secara Penuh Dan Lakukanlah Secara Penuh"
"Seorang Muslim tidak ada ke khawatiran dan tidak pula Bersedih Hati"
"Niat Yang Positif Akan Menguatkan Kamu pada Tujuanmu"
"Tidak Perlu Malu, Takut, Khawatir Karena Kamu Yakin Dirimu Membawa Kebaikan Dan Dengan Cara Yang Baik Pula Untuk Disampaikan Kepada Orang Lain"
"Jadilah Yang Pertama dan Terdepan Agar Allah SWT Menyukaimu"
Pembentukan Moral Anak Diawali dari Orangtua
By Republika Contributor
Dunia anak-anak sarat dengan pembelajaran. Tidak heran jika mereka berprilaku salah. Tugas orangtua adalah membimbing dan mengingatkan. Hal itu juga terkait dengan pembentukan moral dalam diri anak.
Bisa saja anak sudah memahami prilaku yang benar, namun belum tentu dia akan berperilaku sesuai pemahamannya itu. Sebab, mengetahui dan berperilaku benar, bagi anak merupakan dua hal yang berbeda.
Penulis buku Building Moral Intelligence: The Seven Essential Virtues That Teach Kids to Do the Right Thing, Dr. Michele Borba, mendefinisikan kesadaran (conscience) sebagai pengetahuan tentang yang benar dan berperilaku berdasarkan pengetahuan akan yang benar itu.
Terjadinya tawuran, vandalism, pelanggaran aturan, atau perusakan lingkungan, menunjukkan tidak adanya kesadaran pada seseorang atau sebagian masyarakat.
“Anak harus belajar hal ini sejak kecil,” saran Michele, peraih penghargaan untuk pendidikan moral anak.
Pengajar di Bagian Psikiatri, ilmu-ilmu Perilaku dan dokter anak dari Universitas George Washington, Amerika Serikat, Stanley Greenspan MD menyebutkan dua elemen kesadaran pada proses pembentukan moral.
Elemen pertama kesadaran yaitu mengenali. Anak mengenali prilaku tertentu itu salah. Elemen kedua adalah pengendalian diri. Anak mengendalikan diri untuk tidak melakukan hal yang salah
Sementara itu, Prof. Dr. Sarlito W. Sarwono, Psi dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia mengatakan, moral merupakan kumpulan adat dan kebiasaan yang bisa dilihat dari sesuai yang konkrit, misalnya menolong adik adalah perbuatan baik, sebaliknya menyakiti binatang adalah perbuatan tidak baik.
“Moral merupakan sesuatu hal yang bisa diajarkan. Moral membantu memilih bukan hanya yang benar tetapi yang baik,” ujar Sarlito dalam artikel “Mengasah Moral Anak” yang dirilis oleh Dancow Parenting Center.
Sarlito juga mengatakan, moral berkembang juga dari logika dan penalaran. Sehingga penjelasan mengenai mengapa dan kenapa, diskusi serta keterbukaan terhadap berbagai pandangan sangat berperan dalam pembentukan moral.
“Faktor yang mempengaruhi pembentukan moral, ialah pola pengasuhan orangtua, norma dan budaya, pendidikan, pergaulan dan kepribadian,” tutur Sarlito.
Norma sosial yang pertama kali dikenal anak yaitu melalui orangtua. Oleh karena itu, sangat penting dalam perkembangan moral anak, belajar alasan dari hal-hal yang boleh atau tidak dan hal yang baik atau buruk.
“Kemudian, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi juga kemungkinan pemahaman terhadap moralitas. Walaupun, tidak otomatis menjami terjadinya perilaku bermoral,” tegas Sarlito.
Anak yang memiliki kepribadian terbuka dan fleksibel, terang Sarlito, umumnya akan lebih mudah bersosialisasi sehingga semakin banyak pengalaman sosial yang dialami yang semakin mengasah moralnya.
Lalu, lanjutnya, melalui pergaulan dengan lingkungan sekelilingnya, misalnya memiliki teman dekat dan sering terlibat dalam obrolan dan diskusi dengan teman akan membuka pandangan sehingga anak makin terasah moralnya.
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa praktek pengasuhan anak dalam lingkungan yang kondusif dan gaya orang tua sebagai pendidik moral memberi peran penting dalam menumbuhkan perilaku etis.
Perilaku orang tua sehari-hari terhadap tetangga, pembantu rumah tangga, binatang peliharaan, pilihan bacaan, pilihan tayangan televisi, dan tanggapan orangtua terhadap masalah moral seperti anak berbohong pada teman, diperhatikan dan dipelajari anak dengan sungguh-sungguh. (berbagai sumber/ri)
Gold Words 3
"Berfikirlah Holografik"
"Kerjakan Yang Terbaik Hari ini, Karena Hari ini Tak Pernah Terulang Kembali"
"Lakukan Semuanya dengan Ikhlas"
"Ikhlas itu Sadar Dan Wajar"
"Kesadaranmu Sebanyak Ilmu Yang Terolah Dalam Otakmu"
"Carilah Ilmu sampai ke Negeri Cina"
"Pelajarilah Ilmu Hingga Kau Mati"
"Kalah Dalam Menangani Ujian Besar Jauh Lebih Baik Dari Menang Dalam Menangani Ujian Yang Ringan"
"Kalah Dan Menang Itu Hal Yang Biasa, Tapi Yang Menjadikannya Luar Biasa ialah Saat Kita Menyikapinya"
"Kedewasaan Terbentuk Dan Terlihat Saat Kita Menyikapi Suatu Permasalahan"
Gold Words 2
"BerMegah-Megahan Membuatmu Lalai"
"Tak Kenal Maka Tak Cinta, Tak Cinta Maka Tak Sayang"
"Tidak Ada Doa Yang Sia-Sia"
"Hasil Akhir merupakan Keputusan Allah"
"Rejeki merupakan Fasilitas Yang diberikan untuk menunjang hidup"
"Tuhan ialah Sesuatu Yang Kita Sembah, Kita Prioritaskan, Kita Takuti, Sesuatu Yang Dapat Memaksa Kita Mengerjakan Apa Yang Di Kehendakinya"
"Berfikirlah Melingkar, Tentukan Prioritas Karena Allah"
"Makna Hidup Yang Terus Dicari,
Kemana Saja Kamu Pergi,
Kemana Saja Kau cari
semuanya Kembali Ke Maha Tinggi"
"Jadilah Dirimu Sendiri dan Penyembah-Penyembah Allah Sejati"
"Istrimu Merupakan Perhiasan Hidupmu"
"Dirimu Merupakan Baju Bagi Istrimu dan Istrimu Merupakan Baju Bagimu"
"Saat Cinta Datang, Dia Akan Menemukan Sendiri Jalannya"
"Pendidikan Termahal ternyata Inisiatif"
"Matimu Karena Kau Membunuh Inisiatifmu"
"Dirimu Buta Karena Kamu Tidak Mempergunakan Hatimu"
"Apa gunanya Kepintaranmu Kalau Hatimu Mati"
"Tidak Ada Gading Yang Tak Retak, Karena Gading Retak Menjadi Bernilai Tinggi"
"Manusia Sempurna Karena Manusia Memiliki Kelebihan Dan Kekurangan"
"Namamu ialah DOA"
Gold Words 1
"Harta dan Anak ialah Ujian"
"Anak Memiliki Kemampuan Yang Majemuk"
"Setiap Manusia dilahirkan Berbeda"
"Perbedaan merupakan Fitrah"
"Jadikan Shalat dan Sabar sebagai Penolongmu"
"Allah Tidak akan merubah suatu Kaum Kecuali Kaum itu Mau Berubah"
"Kerjakan Tanpa Beban"
"Hidup itu Sekarang, Kemarin itu Sejarah, Masa Depan itu Misteri"
"Janganlah Kamu berwajah Masam"
"Manusia itu Sempurna, Karenanya Manusia Memiliki Kelebihan Dan Kekurangan"
"Cinta itu Memberi, Berikan Yang Terbaik"
"Dirimu Bukan Menjadi Bagian Dari Biaya Orang Lain Tapi Bagian Dari Kesuksesan Mereka"
"Semakin Dalam maka Semakin Rumit Dan Kompleks"
"Manusia Lemah Karena mengikuti hanya apa yang menjadi Kehendaknya"
"Kendalikan Nafsu Dalam Dirimu Maka Kamu Bisa Kendalikan Nafsu Orang lain"
Tuesday, October 28, 2008
Anak Dan Segitiga
Seorang guru sedang mengajarkan pelajaran matematika. Dia mengajarkan bagaimana bentuk segitiga dan cara perhitungannya seperti Luas dan keliling segitiga.
Guru itu memanggil seorang anak kecil untuk menggambar sebuah segitiga.
Guru : Nak, gambarkan segitiga sama kaki !!!
Anak : tidak bisa
Guru : Kenapa tidak bisa?
Anak : Saya bisanya menggambar segitiga sama tangan.
Subscribe to:
Posts (Atom)