Tuesday, August 26, 2008

Tenaga Dalam


Judul diatas sering disebutkan oleh masyarakat untuk suatu kekuatan yang timbul dari diri manusia yang tidak biasanya, seperti pada saat seseorang dalam keadaan panik. Pada saat seseorang melihat rumahnya terbakar, dengan seketika ia masuk kerumahnya dan mengangkat lemari besar untuk dikeluarkan agar tidak dilalap si jago merah.

Pada saat ia akan memasukkan kembali kerumahnya, lemari tersebut harus diangkut tiga orang. Begitu juga dengan seseorang yang dikejar anjing gila, dengan seketika ia dapat lari sangat cepat dan walaupun didepannya terdapat pagar setinggi 1,5 meter dapat dilompatinya. Kondisi yang dijelaskan diatas merupakan kejadiankejadian nyata yang ada di masyarakat. Karena kekuatan yang timbul sangat besar, maka masyarakat menyebutnya dengan tenaga dalam.

Bila dilihat secara fisiologis (Guyton, 1987), pada saat seseorang dalam keadaan panik atau terancam jiwanya, tubuh seseorang akan mengalami perubahan akibat dari sebagian besar susunan syaraf simpatis menjadi terangsang secara serentak sehingga dalam banyak hal meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan hebat, seperti:
• Peningkatan tekanan arteri
• Peningkatan aliran darah ke otot-otot aktif yang secara bersamaan dengan penurunan aliran darah ke organ-organ yang tidak penting untuk kegiatan cepat.
• Peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh.
• Peningkatan konsentrasi glukosa darah.
• Peningkatan glikolisis di dalam otot.
• Peningkatan kekuatan otot.
• Peningkatan kegiatan mental.

Jumlah efek ini memungkinkan seseorang melakukan kegiatan fisik yang jauh lebih berat dibanding dengan tiada efek ini. Karena stres fisiklah yang biasanya merangsang syaraf simpatis untuk mengadakan peningkatan kegiatan tambahan bagi tubuh. Sistem syaraf simpatis juga sangat digiatkan bila dalam keadaan emosional (marah, takut) yang terutama ditimbulkan oleh perangsangan hipotalamus, dimana isyarat dikirimkan melalui formasio retikulasis dan medulla spinalis yang menyebabkan pencetusan syaraf simpatis secara besar-besaran dan terjadi reaksi alarm simpatis atau reaksi melawan atau kabur (fight or flight reation).

Bila tubuh dalam keadaan reaksi tersebut dan dalam kondisi siaga (memutuskan apakah tetap diam untuk melawan atau melarikan diri) akan membuat kegiatan-kegiatan selanjutnya menjadi sangat hebat. Adapun diagram proses dari reaksi tersebut dapat dilihat pada gambar yang disajikan.

Bila seseorang telah mengalami kondisi dari reaksi melawan atau kabur akan terjadi kekelahan yang luar biasa dikarenakan tubuhnya telah mengeluarkan energi yang sangat besar, sehingga diperlukan waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya seperti semula.

Pelatihan pernafasan yang biasa disebut dengan pelatihan tenaga dalam bertujuan untuk dapat membangkitkan dan memperbesar tenaga simpanan yang ada di tubuh untuk dapat dikeluarkan/dipergunakan setiap saat diperlukan. Juga dilakukan proses pelatihan kepada tubuh untuk beradaptasi atas perubahan-peruabahan yang terjadi apabila tenaga dalam itu dipergunakan.

Metode pelatihan pernafasan yang ada diperguruan ini, merupakan metode yang memanfaatkan oksigen secara optimal dan hampir semua sistem yang terdapat di tubuh dilakukan perbaikanperbaikan untuk mencapai kondisi optimal. Dengan metode kontraksi-relaksasi yang digabungkan dengan teknik pernafasan membuat tenaga dalam yang berbentuk/dirasakan seperti hawa panas didalam tubuh dapat disalurkan ke anggota tubuh yang diinginkan. Hawa panas tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengobatan pada semua jenis penyakit.

Bila dilihat secara fisiologis (Vander, 1994), proses perubahan zat makanan menjadi Adenosine TriPosphate (ATP), energi yang digunakan diubah menjadi panas sebanyak 60% selama pembentukan ATP dan lebih banyak lagi energi yang diubah menjadi panas sewaktu perpindahan ATP ke sistem fungsional sel, sehingga hanya 25% energi yang digunakan oleh sistem fungsional sel. Walaupun demikian, sebagian besar energi yang tersisa tersebut akan menjadi panas juga karena untuk sistesis protein dan unsur-unsur pertumbuhan lain, untuk aktivitas otot, dan untuk jantung memompa darah. Sehingga hawa panas yang timbul dalam pelatihan ini diduga merupakan proses terjadinya peningkatan energi yang dihasilkan dengan mengoptimalkan semua sistem tubuh yang terkait dalam proses menghasilkan energi.

Karena hawa panas tadi dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan pada tingkat sel, maka pelatihan ini sangat baik untuk dilakukan semua usia, khususnya para pelajar/mahasiswa.

Hawa panas (tenaga dalam) tersebut bila disalurkan ke otak akan menyebabkan proses perbaikan pada sel-sel otak dan dapat meningkatkan kemampuan kerja otak sehingga dapat mencerdaskan otak.

STRESS -> Input from Various Brain Areas -> Hypothalamus -> CRH Secretion -> Plasma CRH Increasing -> Anterior Pituitary -> ACTH Secretion -> Plasma ACTH Increasing -> Adrenal Cortex -> Cortisol Secretion -> Plasma Cortisol Increasing -> Target Cells of Cortisol -> Respond to Increased Cortisol

Diagram Reaksi Melawan atau Kabur

Oleh : Marsidi

Sumber:
Marsidi, Pengkajian Potensi Pemanfaatan Pelatihan Tenaga Dalam Ditinjau Dari Sisi
Ergonomi, Thesis S2, Teknik Industri ITB, 1999

Stres Dan Pengaruhnya


Menyimpan amarah dan dendam merupakan kondisi yang tidak ada manfaatnya. Dongkol/jengkel yang terjadi secara terus-menerus dilakukan menyebabkan tidak hanya hati menjadi panas dan tak nyaman, tetpai kondisi tersebut menyebabkan stres berkepanjangn yang dapat merusak tubuh dan mengundang bebrbagai penyakit, dari yang paling ringan (flu atau bisul) sampai pada yang paling berat (jantung, tukak lambung, hilang ingatan). Pada saat ini orang-orang mengetahui adanya hubungan antara stres dengan penyakit, tetapi bagaimana mekanisme yang terjadi tidak banyak yang mengetahui, bahkan para ahli sekalipun.

Hal ini tidak mengherankan bila sedikit orang yang mengerti dan tak yakin bahwa stres bisa begitu jahat menggerogoti tubuh. Untuk itu, berikut ini akan dijelaskan tentang akibat stres dan pengaruhnya terhadap tubuh.

Konsep stres diperkenalkan pada tahun 1930-an yang dipelopori oleh seorang pakar kelenjar yang bernama Hans Selye, yang mengatakan bahwa: Setiap organisme menunjukkan respon biologis yang sama terhadap sensor atau pengalaman psikologis yang tak menyenangkan, dimana hal ini disebut sebagai stresor.

Sehingga stresor adalah semua hal yang selalu ingin dihindari setiap individu. Misalnya, anda tidak lulus UMPTN, diputuskan pekerjaan dari tempat kerja (PHK), dan lain-lain. Stresor akan menyebabkan hormon adrenalin meningkat secara cepat, dimana tanda-tandanya dengan mudah dapat dikenali seperti :
• Jantung berdebar
• Mulut kering
• Perut mual/mules.

Salah studi klasik untuk melihat hubungan antara stres dan kegagalan sistem kekebalan tubuh dilakukan pada tahun 1991 oleh psikolog dari Carnegie Mellon bernama Sheldon cohen.

Kesimpulan penelitiannya mengatakan: Orang-orang yang meraih peringkat tinggi pada tes psikologi mengenai stres ternyata lebih mudah menderita demam bila secara sengaja diberi virus pernafasan.

Kemudian penelitian ini dilanjutkan pada 1998 dengan penelitian serupa yang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Walaupun suatu kejadian penyebab stres dalam suatu kurun waktu (1 tahun), tidak mempengaruhi kemungkinan orang untuk sakit. Tetapi pada stes kronis (konflik terus menerus dengan rekan kerja atau keluarga) akan meningkat lebih besar kemungkinan sakit ( dari tiga sampai lima kali lipat).

Dr. Pamela Peeke dari University of Maryland mengatakan bahwa: Secara umum tubuh manusia sebetulnya secara alamiah punya kemampuan untuk mengatasi stres. Tetapi tubuh manusia tidak disiapkan untuk menerima stres kronis/berat dalam jangka panjang.

Adapun mekanisme stres dalam menghancurkan tubuh dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada kondisi stres (rasa takut/terancam jiwa) tubuh terpaksa menyalurkan seluruh sumber daya yang dimiliki, termasuk kekuatan dan kecepatan.

Hal ini berdampak pada:
• Otak yang menumpulkan kepekaan tubuh terhadap rasa sakit dan meningkatkan daya ingat dan daya pikir.
• Pupil mata membesar supaya penglihatan membaik.
• Paru-paru makin rajin menghirup oksigen.
• Nadi mengalirkan oksigen dan glukosa/gula darah ekstra sebagai tenaga.
• Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
• Hormon adrenalin dipacu keluar lebih banyak.
• Sel darah merah ekstra juga dipaksa mengalir keluar sehingga memungkinkan darah
mengakut lebih banyak okdigen ke seluruh otot.
• Sistem pencernaan berhenti supaya tubuh bisa memaksimalkan penggunaan energi untuk
otot.
• Bulu-bulu tubuh berdiri.

Beberapa menit setelah respon aktif, tubuh melakukan beberapa penyesuaian agar proses
metabolisme tetap stabil. Hippocampus sebagai tempat pusat ingatan dan daya belajar otak mulai aktif menghadapi stres, tetapi mekanisme ini menyebabkan:
• Perlindungan terhadap infeksi lenyap.
• Membuat tubuh terpaksa menghabiskan energi yang tersisa.
• Cadangan lemak (tempat tenaga disimpan) terpaksa disedot habis dan diubah menjadi energi.

Akibatnya, cortex secretes cortisol yang berfungsi untuk mengatur metabolisme dan sistem kekebalan dalam jangka panjang bisa keracunan sendiri.

Jika kondisi ini terlalu sering terjadi, respon terhadap stres dapat menyebabkan:
• Merusak sistem kekebalan.
• Merusak otak.
• Merusak jantung.

Jaringan otak berubah menjadi sel otak beracun, dan berpotensi merusak kemampuan kognitif. Rasa lelah, amarah dan depresi meningkat. Sel-sel antibodi yang bekerja keras secara berulangulang akan menjadi lemah juga, sehingga berakibat daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun. Sementara itu, aliran darah akan menurun yang berakibat pada mudahnya selaput kulit berubah menjadi borok. Meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung dapat merusak elastisitas pembuluh darah.

Dari keterangan diatas, pertanyaan yang timbul adalah bagaimana cara/metode yang dapat mengatur respon terhadap stres tersebut ?.

Para ahli di University of Massachusett mempunyai cara ampuh, yaitu melalui latihan meditasi dan relaksasi dengan pengaturan pernafasan.

Tujuan dari program pelatihan tersebut adalah untuk membebaskan pikiran dari gangguan pengalaman masa lalu dan masa depan. Partisipan diminta berbaring, dan membuat otot-otot santai pada saat bersamaan. Cara latihan tersebut mampu menguapkan/menurunkan aliran hormon adrenalin/stres yang membantu menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Dan akan lebih efektif bila melakukan olahraga dengan treatmill.

Walau tidak diketahui secara pasti bagaimana perubahan secara pasti, olahraga diketahui dapat meningkatkan:
• Produksi hormon endorfin ( mirip dengan zat morfin) dalam tubuh.
• Menambah pasokan oksigen di otak.
• Melemaskan ketegangan otot.

Oleh : Marsidi

Sumber:
• Stres yang Merusak Tubuh, Perilaku, Majalah Mingguan Tempo, 18 Juli 1999.
• Vander et al, Human Physiology, 6th editin, McGraw-Hill, 1994

Mengoptimalkan Daya Pikir


Majalah fantasi dan fiksi ilmiah (Magazine of Fantasy and Science Fiction) yang diterbitkan pada edisi Oktober 1966 memuat sebuah tulisan tentang seorang ahli biokimia, penulis sain, sejarahwan, dan novelis yang bernama Dr. Isaac Asimov. Beliau dilahirkan dari seorang imigran yang memiliki toko permen di Bronx, merupakan seorang anak yang menjadi tokoh yang terkenal pada abad 21 dalam hal belajar. Dalam usia 45 tahun, telah menulis 75 buku selama 15 tahun karirnya. Tentu kita ingin mengetahui mengapa demikian ?.

Kemampuan tersebut didapatnya dari kecintaan belajar, mempunyai rasa ingin tahu yang besar untuk mengumpulkan fakta, angka, dan data yang menarik. Dari proses belajar, dia dapat secara sadar maupun tidak sadar menggunakan hampir seluruh waktunya untuk memasuki keadaan alamiah, dimana pada kondisi tersebut dengan mudah mendapat informasi dan mengolahnya dengan cepat. Kondisi belajar tersebut disebut dengan kondisi belajar optimal (Optimum Learning State (OLS)).

Sejak tahun 1960-an telah dilakukan penelitian oleh berbagai ilmuan untuk mempelajari OLS. Peneliti dari University of Chicago yang bernama Dr. Mihaly Csikszentmihalyi mengatakan: OLS adalah keadaan konsentrasi total yang menyerap secara mutlak perasaan, sehingga anda berada dalam kekuasaan saat itu, dan memperlihatkan kinerja puncak dari kemampuan anda.

Kemudian hasil penelitian lain, kondisi pada OLS berhubungan dengan gelombang theta, yaitu gelombang otak pada kondisi belajar yang optimal pada kecepatan 4 sampai dengan 7 siklus per detik (Cycle Per Second (CPS)).

Gelombang otak biasanya diukur dalam jangkauan paling lambat sampai dengan paling cepat, yaitu:
1 Delta 1 – 3 Tidur nyeyak dan tidak bermimpi
2 Theta 4 – 7 Konsentrasi mendalam (OLS)
3 Alpha 8 – 12 Rileks dan Meditasi
4 Betha 18 – 42 Keadaan sadar

Walaupun telah diketahui gelombang theta sebagai kondisi OLS, tetapi tidak diketahui secara pasti bagaimana metode untuk mencapai kondisi tersbut. Dengan penelitian yang kontinyu ditemukan cara pendekatan untuk mencapai kondisi OLS, yaitu dengan kondisi relaksasi mendalam, dengan memakai 3 langkah untuk membawa tubuh dan pikiran ke kondisi OLS.

Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
1. Pernafasan yang mendalam untuk mendekati Relaksasi Tubuh seperti:

1 Cari tempat sunyi dan duduk dengan nyaman, tulang punggung tegak.
2 Lemaskan otot-otot perut.
3 Tarik nafas alamiah dan tenang (hirup dan buang melalui hidung).
4 Hembuskan nafas secara alamiah.
5 Ulangi beberapa menit sampai terasa nyaman, wajar, dan mudah.
6 Sekarang, tarik nafas perlahan-lahan sampai hitungan ke-4 (bayangkan oksigen ditarik masuk dari paru-paru ke otak).
7 Tahan nafas sampai hitungan ke-4 (bayangkan oksigen mendinginkan otak).
8 Buang nafas samapi hitungan ke-4 (bayangkan setiap ketegangan di otak atau tubuh
dilepaskan bersama nafas).
9 Ulangi langkah 6 – 8 sebanyak 5 kali.
10 Ulangi bernafas alamiah (langkah 1 – 5).

2. Relaksasi yang mendalam untuk mencapai Gelombang Alpha seperti:

1 Setelah beberapa menit latihan nafas yang mendalam, tutup mata dan mulailah
bernafas seperti biasa melalui hidung.
2 Setelah pernafasan kembali normal, fokuskan untuk menarik dan menghembuskan
nafas dengan tenang.
3 Jika perhatian mulai beralih dan muncul pikiran yang menganggu, jangan melawannya.
Tetapi kembalikan perhatian pada pernafasan sampai nafas kembali melambat.
4 Sekarang, seharusnya telah menacapai keadaan relaksasi mendalam dan mental yang
tenang (gelombang alpha).
5. Sugesti Diri untuk mencapai Optimum Learning State seperti:

1 Berikut ini, 3 kalimat yang akan membuka ke gerbang OLS, yaitu:
• Saya seorang pelajar yang baik.
• Saya memasuki keadaan belajar optimum (OLS).
• Saya akan belajar dengan mudah dan serius.
• Saya pelajari apa saja dengan menarik dan menyenangkan.
2 Ulangi kalimat diatas dengan perlahan dan tenang.
3 Pikirkan arti setiap kalimat selama 1 menit atau lebih.
4 Ucapkan dengan tenang, suaranya harus keras dan jelas.
5 Sekarang, setelah meningkatnya kemampuan otak pada kondisi OLS, pergi keluar dan
manfaatkan sebagian besar peluang belajar yang ada.

Terdapat banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa bernafas yang mendalam dapat menciptakan kondisi yang mendasari semua pengalaman OLS, dimana pengaruh potensial dari pernafasan pada pikiran adalah:
Meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia di otak, dimana pada tingkat belajar/berfikir pada kondisi puncak, otak membutuhkan oksigen lebih banyak. Membuat tubuh rileks dan membersihkan pikiran dari ketegangan dan membawa gelombang otak pada kondisi alpha.

Dr. Herbert Benson dari Beth Israel Hospital Boston mengatakan: Seseorang di dalam ruang yang sunyi dan nyaman, serta melakukan sejumlah khayalan mental, otak mereka segera menghasilkan gelombang alpha. Pikirannya menjadi tenang, nafasnya dapat diukur, dan mereka memasuki keadaan relaksasi mendalam. Pada saat yang sama, aliran darahnya dibanjiri zat kimia yang meningkatkan aktivitas otak (endorphins, benzodiazepines, neuropeptides, dll) yang dilepaskan pada saat seorang merasa gembira dan optiomis.

Pada saat bernafas dan relaksasi membawa kepada kondisi OLS, dapat diperdalam menggunakan sugesti diri. Sugesti Diri merupakan sebuah instruksi yang dikirim ke pikiran bawah sadar, yang mempunyai kekuatan untuk memprogram pikiran agar beralih ke kondisi OLS, seperti perintah komputer yang mempunyai kemampuan untuk pindah dari satu program ke program yang lain.

Menurut peneliti kreativitas dari Institute of Noetic Sciences yang bernama Dr. Willis Herman mengatakan: Berada dalam kondisi OLS atau tidak, pikiran bawah sadar selalu dalam modus belajar optimum. Tetap bekerja dalam keadaan “mengalir”, mengamati, mengingat, memahami dan menarik kesimpulan yang benar dari segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Kita sering menyentuhnya tanpa sengaja, mendengar, apa yang dikatakan oleh pikiran bawah sadar dalam bentuk suara hati yang sangat halus. Membayangkan sesuatu dengan jelas mempunyai pengaruh besar pada tubuh dan pikiran, menyebabkan terjadi pengiriman sinyal listrik ke susunan syaraf sehingga memicu perkembangan otak.

Oleh : Marsidi

Sumber: Stine J.M, Mengoptimalkan Daya Pikir, Terjemahan, Delapratasa, 1999.

Metabolisme ATP


Bila ditinjau pada tingkat sel, tubuh manusia disusun dari 100 triliun sel dan mempunyai sifat dasar tertentu yang sama. Setiap sel digabung oleh struktur penyokong intrasel, dan secara khusus beradaptasi untuk melakukan fungsi tertentu. Dari total sel yang ada tersebut, 25 triliun sel merupakan sel darah merah yang mempunyai fungsi sebagai alat transportasi bahan makanan dan oksigen di dalam tubuh dan membawa karbon dioksida menuju paru-paru untuk dikeluarkan. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energi, dimana mekanisme umum perubahan zat gizi menjadi energi di semua sel pada dasarnya sama.

Bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein yang dioksidasi akan menghasilkan energi, dimana energi tersebut digunakan untuk membentuk sejumlah besar Adenosine TriPosphate (ATP), dan selanjutnya ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. Sehingga ATP merupakan senyawa kimia labil yang terdapat di semua sel, dan semua mekanisme fisiologis yang memerlukan energi untuk kerjanya mendapatkan energi langsung dari ATP.

ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen adenin, gula pentosa ribosa dan tiga rantai fosfat. Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkan dengan bagian sisa molekul oleh ikatan fosfat berenergi tinggi yang sangat labil sehingga dapat dipecah seketika bila dibutuhkan energi untuk meningkatkan reaksi sel lainnya. Enzim-enzim oksidatif yang mengkatalis perubahan Adenosine Diphospate (ADP) menjadi ATP dengan serangkaian reaksi menyebabkan energi yang dikeluarkan dari pengikatan hidrogen dengan oksigen digunakan untuk mengaktifkan ATPase dan mengendalikan reaksi untuk membentuk ATP dalam jumlah besar dari ADP. Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi ADP akan menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnya hampir semua langkah reaksi kimia dalam tubuh.

Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya menggunakan beberapa ratus kalori dari 8 kkal yang tersedia, sehingga sisa energi ini hilang dalam bentuk panas. Beberapa fungsi utama ATP sebagai sumber energi antara lain:
1. Mensintesis komponen sel yang penting
2. Kontraksi otot
3. Transport aktif untuk melintasi membran sel :
a. Absorpsi dari traktus intestinalis (usus)
b. Absorpsi dari tubulus ginjal
c. Pembentukan sekreksi kelenjar
d. Membentuk perbedaan konsentrasi ion di dalam syaraf yang memberikan energi untuk
transmisi impuls syaraf.

ATP bukan zat yang terbanyak disimpan sebagai ikatan phospate berenergi tinggi dalam sel, melainkan Creatine Phospate (CP) yang mengandung ikatan phospate berenergi tinggi lebih banyak (9,5 kkal/mol pada suhu tubuh) terutama di otot. CP dapat memindahkan energi dengan saling bertukar dengan ATP, dimana bila ATP mulai digunakan, energi dari CP dipindahkan dengan cepat kembali ke ATP. Dengan kandungan energi lebih tinggi antara CP terhadap ATP menyebabkan reaksi sangat menguntungkan ATP, dimana pengunaan ATP yang paling kecilpun dalam sel mengeluarkan energi dari CP untuk mensistesis ATP baru. Efek ini mempertahankan konsentrasi ATP hampir pada tingkat puncak selama CP tetap di dalam sel.

Karena itu, CP merupakan senyawa “bufer/penyangga” ATP.
ATP + H2O ADP + ENERGY (Output)
ADP + CP + ENERGY (Input) ATP + H2O

Dalam produksi energi, terdapat dua macam metabolisme, yaitu:
a. Anaerob (tanpa oksigen), hanya untuk karbohidrat, terjadi di sitosol.
b. Aerob (dengan oksigen), karbohidrat, lemak, dan protein, terjadi di mitokondria.

Setiap mol glukosa dalam proses anaerob yang terjadi di sitoplasma/sitosol menghasilkan 2 ATP, sedangkan pada proses aerob yang terjadi di mitokondria menghasilkan 36 ATP, sehingga total produksinya sebanyak 38 ATP (304 kkal/mol). Tiap mol glukosa dapat memberikan energi sebesar 686 kkal, sehingga energi yang tersisa menghilang dalam bentuk panas. Sedangkan untuk setiap mol lemak menghasilkan 2340 kkal (3,5 kali dibanding glukosa) atau sebanyak 146 ATP.
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H20 + ENERGY

Mitokondria dinamakan “pusat energi” bagi sel, karena menyaring energi dari zat gizi dan oksigen dan selanjutnya menyediakan sebagian besar energi (95%) yang diperlukan agar sel dapat melakukan fungsinya. Jumlahnya dalam setiap sel berbeda (dari puluhan sampai ribuan), dimana tergantung pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel, dan mitokondria mengadakan replikasi sendiri sampai jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan energi sel.

Komponen utama sel memperoleh energi adalah oksigen dan satu atau lebih bahan makanan
(nutrisi). Di dalam sel, bahan makanan secara kimia bereaksi dengan oksigen dibawah pengaruh berbagai enzim (puluhan enzim) yang mengawasi kecepatan reaksi dan menyalurkan energi yang dikeluarkan dalam arah yang tepat. Energi yang dihasilkan membentuk ATP. ATP kemudian ditransfer keluar mitokondria menuju semua bagian sitoplasma dan nukleoplasma, dimana energinya digunakan untuk memberi tenaga pada fungsi-fungsi sel. Oleh karena itu, ATP dinamakan sebagai bentuk energi sel karena dapat disimpan dan dibentuk kembali.

Bila dilihat secara persentase, energi yang menjadi panas sebesar 60% selama pembentukan ATP, kemudian lebih banyak lagi energi yang menjadi panas (15%) sewaktu dipindahkan dari ATP ke sistem fungsional sel. Sehingga hanya 25% dari seluruh energi dari makanan yang digunakan oleh sistem fungsional sel.

Dan walaupun demikian, sebagian besar energi ini juga menjadi panas karena:
• Energi untuk sistesis protein dan unsur-unsur pertumbuhan lain. Bila protein disintesis menyebabkan banyak ATP digunakan untuk membentuk ikatan peptida dan ia menyimpan energi dalam rantai ini, terdapat pertukaran protein secara terus-menerus, sebagian didegradasi dan sementara protein lainnya dibentuk. Energi yang disimpan dalam ikatan peptida dikeluarkan dalam bentuk panas ke dalam tubuh.
• Energi untuk aktivitas otot. Sebagian besar energi ini dengan mudah melawan viskositas otot itu sendiri atau jaringan sekelilingnya sehingga anggota badan dapat bergerak.
Pergerakan liat ini menyebabkan gesekan dalam jaringan akan menimbulkan panas.
• Energi untuk jantung memompa darah. Darah merenggangkan sistem arteri sehingga
menyebabkan resevoar energi potensial. Pada saat darah mengalir melalui pembuluh darah kapiler, gesekan dari lapisan darah yang mengalir satu sama lain terhadap dinding pembuluh mengubah energi ini menjadi panas.

Oleh karena itu, panas merupakan energi kinetik pergerakan molekul-molekul. Bila semua ADP dalam sel telah diubah menjadi ATP, seluruh proses glikolisis dan oksidasi terhenti, dan sebaliknya bila lebih banyak ATP digunakan untuk melakukan berbagai fungsi fisiologis dalam sel, dibentuklah ADP baru, yang secara otomatis menggiatkan kembali proses glikolisis dan oksidasi. Sehingga cadangan ATP secara otomatis dipertahankan setiap saat.

Oleh : Marsidi

Sumber:
5. Guyton A.C,”Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit”, ECG, Jakarta, 1987.
6. Kroemer,etal,”Engineering Physiology”, 2nd Edition, VanNostrand,NewYork, 1990
7. Schumm D.E,“Intisari Biokimia”, Binarupa Aksara, Jakarta, 1993.
8. Vanders, et al,”Human Physiology”, 6Th Edition, McGraw-Hill, 1994

Amarah dan Dendam


Menyimpan amarah dan dendam merupakan kondisi yang tidak ada manfaatnya. Dongkol/jengkel yang terjadi secara terusmenerus dilakukan menyebabkan tidak hanya hati menjadi panas dan tak nyaman, tetpai kondisi tersebut menyebabkan stres berkepanjangn yang dapat merusak tubuh dan mengundang bebrbagai penyakit, dari yang paling ringan (flu atau bisul) sampai pada yang paling berat (jantung, tukak lambung, hilang ingatan). Keterangan diatas merupakan hasil penelitian terbaru yang telah dikumpulkan.

Pada saat ini orang-orang mengetahui adanya hubungan antara stres dengan penyakit, tetapi bagaimana mekanisme yang terjadi tidak banyak yang mengetahui, bahkan para ahli sekalipun. Hal ini tidak mengherankan bila tidak sedikit orang yang mengerti dan tak yakin bahwa stres bisa begitu jahat menggerogoti tubuh. Untuk itu, berikut ini akan dijelaskan tentang akibat stres dan pengaruhnya terhadap tubuh. Konsep stres diperkenalkan pada tahun 1930-an yang dipelopori oleh seorang pakar kelenjar yang bernama Hans Selye.

Menurut pendapatnya bahwa setiap organisme menunjukkan respon biologis yang sama terhadap sensor atau pengalaman psikologis yang tak menyenangkan, dimana hal ini disebut sebagai stresor. Sehingga stresor adalah semua hal yang selalu ingin dihindari setiap individu. Misalnya, anda tidak lulus UMPTN, diputuskan pekerjaan dari tempat kerja (PHK), dan lainlain. Stresor akan menyebabkan hormon adrenalin meningkat secara cepat, dimana tanda-tandanya dengan mudah dapat
dikenali seperti :
• Jantung berdebar
• Mulut kering
• Perut mual/mules.

Salah studi klasik untuk melihat hubungan antara stres dan kegagalan sistem kekebalan tubuh dilakukan pada tahun 1991 oleh psikolog dari Carnegie Mellon bernama Sheldon cohen. Kesimpulan penelitiannya mengatakan:
Orang-orang yang meraih peringkat tinggi pada tes psikologi mengenai stres ternyata lebih mudah menderita demam bila secara sengaja diberi virus pernafasan.

Kemudian penelitian ini dilanjutkan pada 1998 dengan penelitian serupa yang menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Walaupun suatu kejadian penyebab stres dalam suatu kurun waktu (1 tahun), tidak mempengaruhi kemungkinan orang untuk sakit. Tetapi pada stes kronis (konflik terus menerus dengan rekan kerja atau keluarga) akan meningkatkan kemungkinan sakit dari tiga sampai lima kali lipat.

Oleh : Marsidi

OLS


Majalah fantasi dan fiksi ilmiah (Magazine of Fantasy and Science Fiction) yang diterbitkan pada edisi Oktober 1966 memuat sebuah tulisan tentang seorang ahli biokimia, penulis sain, sejarahwan, dan novelis yang bernama Dr. Isaac Asimov.

Beliau dilahirkan dari seorang imigran yang memiliki toko permen di Bronx, merupakan seorang anak yang menjadi tokoh yang terkenal pada abad 21 dalam hal belajar. Dalam usia 45 tahun, telah menulis 75 buku selama 15 tahun karirnya. Tentu kita ingin mengetahui mengapa demikian ?.

Kemampuan tersebut didapatnya dari kecintaan belajar,mempunyai rasa ingin tahu yang besar untuk mengumpulkan fakta, angka, dan data yang menarik. Dari proses belajar, dia dapat secara sadar maupun tidak sadar menggunakan hampir seluruh waktunya untuk memasuki keadaan alamiah, dimana pada kondisi tersebut dengan mudah mendapat informasi dan mengolahnya dengan cepat. Kondisi belajar tersebut disebut dengan kondisi belajar optimal (Optimum Learning State (OLS)).

Sejak tahun 1960-an telah dilakukan penelitian oleh berbagai ilmuan untuk mempelajari OLS. Peneliti dari University of Chicago yang bernama Dr. Mihaly Csikszentmihalyi mengatakan:
OLS adalah keadaan konsentrasi total yang menyerap secara mutlak perasaan, sehingga anda berada dalam kekuasaan saat itu, dan memperlihatkan kinerja puncak dari kemampuan anda.

Kemudian hasil penelitian lain, kondisi pada OLS berhubungan dengan gelombang theta, yaitu gelombang otak pada kondisi belajar yang optimal pada kecepatan 4 sampai dengan 7 siklus per detik (Cycle Per Second (CPS)). Gelombang otak biasanya diukur dalam jangkauan paling lambat sampai dengan paling cepat, yaitu:

Walaupun telah diketahui gelombang theta sebagai kondisi OLS, tetapi tidak diketahui secara pasti bagaimana metode untuk mencapai kondisi tersbut.

Dengan penelitian yang kontinyu ditemukan cara pendekatan untuk mencapai kondisi OLS, yaitu dengan kondisi relaksasi mendalam, dengan memakai 3 langkah untuk membawa tubuh dan pikiran ke kondisi OLS. Terdapat banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa bernafas yang mendalam dapat menciptakan kondisi yang mendasari semua pengalaman OLS, dimana pengaruh potensial dari pernafasan pada pikiran adalah:

Meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia di otak, dimana pada tingkat belajar/berfikir pada kondisi puncak, otak membutuhkan oksigen lebih banyak. Membuat tubuh rileks dan membersihkan pikiran dari ketegangan dan membawa gelombang otak pada kondisi alpha.

Dr. Herbert Benson dari Beth Israel Hospital Boston mengatakan:
Seseorang di dalam ruang yang sunyi dan nyaman, serta melakukan sejumlah khayalan mental, otak mereka segera menghasilkan gelombang alpha. Pikirannya menjadi tenang, nafasnya dapat diukur, dan mereka memasuki keadaan relaksasi mendalam. Pada saat yang sama, aliran darahnya dibanjiri zat kimia yang meningkatkan aktivitas otak (endorphins, benzodiazepines, neuropeptides, dll) yang dilepaskan pada saat seorang merasa gembira dan optiomis.

Pada saat bernafas dan relaksasi membawa kepada kondisi OLS, dapat diperdalam menggunakan sugesti diri. Sugesti Diri merupakan sebuah instruksi yang dikirim ke pikiran bawah sadar, yang mempunyai kekuatan untuk memprogram pikiran agar beralih ke kondisi OLS, seperti perintah komputer yang mempunyai kemampuan untuk pindah dari satu program ke program yang lain.

Menurut peneliti kreativitas dari Institute of Noetic Sciences yang bernama Dr. Willis Herman mengatakan: Berada dalam kondisi OLS atau tidak, pikiran bawah sadar selalu dalam modus belajar optimum. Tetap bekerja dalam keadaan “mengalir”, mengamati, mengingat, memahami dan menarik kesimpulan yang benar dari segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

Kita sering menyentuhnya tanpa sengaja, mendengar, apa yang dikatakan oleh pikiran bawah sadar dalam bentuk suara hati yang sangat halus. Membayangkan sesuatu dengan jelas mempunyai pengaruh besar pada tubuh dan pikiran, menyebabkan terjadi pengiriman sinyal listrik ke susunan syaraf sehingga memicu perkembangan otak.

Oleh : Marsidi

Tuesday, August 19, 2008

Source Code RSA Unit About


unit About;
interface
uses Windows, SysUtils, Classes, Graphics, Forms, Controls, StdCtrls,
Buttons, ExtCtrls, jpeg;
type
TAboutBox = class(TForm)
SpeedButton1: TSpeedButton;
Label1: TLabel;
Image2: TImage;
Label2: TLabel;
Label3: TLabel;
procedure SpeedButton1Click(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
AboutBox: TAboutBox;

implementation
{$R *.dfm}

procedure TAboutBox.SpeedButton1Click(Sender: TObject);
begin
CLOSE;
end;
end.

Source Code RSA UnitEnfForm


unit EncForm;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs,
StdCtrls,Registry,strutils, ExtCtrls, Menus, ComCtrls, Buttons, ToolWin;
type
Tmain1 = class(TForm)
OpenDialog1: TOpenDialog;
SaveDialog1: TSaveDialog;
MainMenu1: TMainMenu;
File1: TMenuItem;
Help1: TMenuItem;
About1: TMenuItem;
Exit2: TMenuItem;
Option1: TMenuItem;
N1: TMenuItem;
ControlBar1: TControlBar;
ToolBar1: TToolBar;
BitBtn6: TBitBtn;
BitBtn5: TBitBtn;
BitBtn7: TBitBtn;
BitBtn8: TBitBtn;
ToolBar2: TToolBar;
BitBtn1: TBitBtn;
BitBtn2: TBitBtn;
BitBtn3: TBitBtn;
BitBtn4: TBitBtn;
StatusBar1: TStatusBar;
Splitter1: TSplitter;
Memo1: TMemo;
Memo2: TMemo;
procedure cq(Sender: TObject; var CanClose: Boolean);
procedure kd(Sender: TObject; var Key: Word; Shift: TShiftState);
procedure Option1Click(Sender: TObject);
procedure md(Sender: TObject; Button: TMouseButton; Shift:
TShiftState; X,
Y: Integer);
procedure crt(Sender: TObject);
procedure SH(Sender: TObject);
procedure BitBtn4Click(Sender: TObject);
procedure BitBtn8Click(Sender: TObject);
procedure BitBtn7Click(Sender: TObject);
procedure BitBtn5Click(Sender: TObject);
procedure BitBtn6Click(Sender: TObject);
procedure Exit2Click(Sender: TObject);
procedure About1Click(Sender: TObject);
procedure Encodedfl(Sender: TObject);
procedure BtnLoadEncodedClick(Sender: TObject);
procedure BtnLoadPlainClick(Sender: TObject);
procedure enc(j,k,b:pchar);
procedure denc(j,k,b:pchar); private
procedure ShowHint(Sender: TObject);
procedure updt();
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
main1: Tmain1;
reg:tregistry;
implementation
{$R *.DFM}
uses
RSA, Unit1, ABOUT,Unit2;

procedure Tmain1.Encodedfl(Sender: TObject);
var
EncStr: TRsaStream;
x:string;
j,k,y,c:pchar;
begin
reg:=tregistry.Create;
reg.RootKey:=HKEY_LOCAL_MACHINE;
reg.OpenKey('\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion',false);
y:=pchar(reg.ReadString('Psnm'));
c:=pchar(inputbox('Identifikasi','Siapakah Anda ?',''));
if (strcomp(c,y)=0)then
begin
if SaveDialog1.Execute then
begin
x:=string(y);
EncStr := TRsaStream.Create(SaveDialog1.Filename, fmCreate);
try
j:=pchar(formatdatetime('dd/mm/yyyy hh:nn:ss:zzz',now));
Encstr.Write(x[1],length(x));
Memo1.Lines.SaveToStream (EncStr);
Encstr.Write(x[1],length(x));
k:= pchar(formatdatetime('hh:nn:ss:zzz ampm',now));
y:=pchar(SaveDialog1.Filename);
enc(j,k,y);
STATUSBAR1.Panels[2].Text:=savedialog1.FileName;
except
end;
EncStr.Free;
end;
end;
reg.Free;
c:=nil; j:=nil;k:=nil;
y:=nil; x:='';
end;

procedure Tmain1.BtnLoadEncodedClick(Sender: TObject);
var
EncStr: TRsaStream;
x:tstringstream;
j,k, y,c:pchar;
f,g,h:string;
begin
reg:=tregistry.Create;
reg.RootKey:=HKEY_LOCAL_MACHINE;
reg.OpenKey('\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion',false);
y:=pchar(reg.ReadString('Psnm'));
c:=pchar(inputbox('Identifikasi','Siapakah Anda ?',''));
if (strcomp(c,y)=0)then
begin

x:=tstringstream.Create('');

if OpenDialog1.Execute then
begin

j:= pchar(formatdatetime('dd/mm/yyyy hh:nn:ss:zzz',now));
EncStr := TRsaStream.Create(OpenDialog1.FileName, fmOpenRead);
x.CopyFrom(encstr,encstr.Size);
k:=pchar(formatdatetime('hh:nn:ss:zzz ampm',now));
y:=pchar(opendialog1.filename);
denc(j,k,y);
try

f:=pchar(x.DataString);
g:=AnsiRightstr(f,length(c));
h:=AnsiLeftStr(f,length(c));

if (strcomp(pchar(g),pchar(h))=0) then

if (strcomp(c,pchar(h))=0) then
begin

f:=ansimidstr(f,(length(c)+1),(length(f)-length(string(c))-length(string(c))));
memo2.Lines.Text:=string(f);
STATUSBAR1.Panels[0].Text:=opendialog1.FileName;

end;

except

end;

EncStr.Free;x.Free;

end;

end;

c:=nil; j:=nil;k:=nil;
y:=nil; f:='';g:='';h:='';
reg.Free;
end;

procedure Tmain1.cq(Sender: TObject; var CanClose: Boolean);
begin
canclose:=false;
main2.Close;
end;

procedure Tmain1.crt(Sender: TObject);
begin
application.OnHint:=showhint;
end;

procedure Tmain1.Exit2Click(Sender: TObject);
begin
main2.Close;
end;

procedure Tmain1.kd(Sender: TObject; var Key: Word; Shift: TShiftState);
begin
updt();
end;

procedure Tmain1.md(Sender: TObject; Button: TMouseButton; Shift:TShiftState;
X, Y: Integer);
begin
updt();
end;

procedure Tmain1.Option1Click(Sender: TObject);
begin
main3.ShowModal;
end;

procedure Tmain1.SH(Sender: TObject);
begin
if (paramcount>0)and fileexists(paramstr(1)) then
begin

memo1.Lines.LoadFromFile(paramstr(1));
STATUSBAR1.Panels[0].Text:=paramstr(1);
end

else
begin
STATUSBAR1.Panels[0].Text:='bikin baru';
end;

STATUSBAR1.Panels[3].Text:=datetostr(date);
end;

procedure Tmain1.About1Click(Sender: TObject);
begin
aboutbox.showmodal;
end;

procedure Tmain1.BitBtn4Click(Sender: TObject);
begin
if SaveDialog1.Execute then
begin

try
Memo2.Lines.SaveToFile(savedialog1.FileName);
STATUSBAR1.Panels[2].Text:=savedialog1.FileName;
except
end;

end;

end;

procedure Tmain1.BitBtn5Click(Sender: TObject);
begin
STATUSBAR1.Panels[0].Text:='bikin baru';
memo1.Clear;
memo2.Clear;
end;

procedure Tmain1.BitBtn6Click(Sender: TObject);
begin
memo1.CopyToClipboard;
end;

procedure Tmain1.BitBtn7Click(Sender: TObject);
begin
memo1.CutToClipboard;
end;

procedure Tmain1.BitBtn8Click(Sender: TObject);
begin
memo1.PasteFromClipboard;
end;

procedure Tmain1.BtnLoadPlainClick(Sender: TObject);
begin
if OpenDialog1.Execute then
Memo1.Lines.LoadFromFile (
OpenDialog1.FileName);
STATUSBAR1.Panels[0].Text:=opendialog1.FileName;
end;

procedure TMain1.ShowHint(Sender: TObject);
begin
if Length(Application.Hint) > 0 then
begin

StatusBar1.SimplePanel := True;
StatusBar1.SimpleText := Application.Hint;
end

else StatusBar1.SimplePanel := False;
end;

procedure TMain1.updt();
var 
x,y:integer;
begin
x:=sendmessage(memo1.Handle,EM_LINEFROMCHAR,memo1.SelStart,0);
y:=sendmessage(memo1.Handle,EM_LINEINDEX,x,0);
statusbar1.Panels[1].Text:='Line : '+inttostr(x+1)':'+inttostr(memo1.SelStart-y+1);
end;

procedure tmain1.enc(j,k,b:pchar);
var
flnm:string;
logg: textfile;
begin
flnm:=changefileext(application.title,'.enc');
assignFile(logg,flnm);
if (fileexists(flnm)) then
append(logg)
else
begin
rewrite(logg);
writeln(logg,'encrypt');
writeln(logg,'KU[7,187]');
end;

try

writeln(logg,b+' '+j+' - '+k);
finally
closefile(logg);
end;
j:=nil;
k:=nil;
b:=nil;
end;

procedure tmain1.denc(j,k,b:pchar);
var
flnm:string;
logg: textfile;
begin
flnm:=changefileext(application.Title,'.dec');
assignFile(logg,flnm);

if (fileexists(flnm)) then
append(logg)
else
begin
rewrite(logg);
writeln(logg,'decrypt');
end;
try

writeln(logg,b+' '+j+' - '+k);
finally
closefile(logg);
end;
j:=nil;
k:=nil;
b:=nil;
end;
end.

Source code RSA unit 3


unit Unit3;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls,
Forms,
Dialogs, ExtCtrls, StdCtrls;
type
TForm3 = class(TForm)
Button1: TButton;
Button2: TButton;
Panel1: TPanel;
Edit1: TEdit;
Edit2: TEdit;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Label3: TLabel;
Edit3: TEdit;
Label4: TLabel;
Image1: TImage;
procedure chg1(Sender: TObject);
B-19
procedure chg(Sender: TObject);
procedure Button1Click(Sender: TObject);
procedure sh(Sender: TObject);
procedure cls(Sender: TObject; var CanClose: Boolean);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form3: TForm3;
implementation
uses Unit2,registry;
{$R *.dfm}
procedure TForm3.Button1Click(Sender: TObject);
var
reg:tregistry;
begin
reg:=tregistry.Create;
reg.RootKey:=HKEY_LOCAL_MACHINE;
reg.OpenKey('\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\',true);
//application.MessageBox('bik?','warning',MB_YESNO);
if edit2.Text<>'' then
begin
if edit2.Text=edit3.Text then
begin
try
reg.WriteString('Psid',edit2.Text);
except
end;
Button2Click(Sender);
end
else
begin
image1.Visible:=true;
end;
end;
if edit1.Text <> '' then
begin
if image1.Visible=false then
begin
try
reg.WriteString('Psnm',edit1.Text);
except
end;
close
end;
end;
reg.Free;
end;
//application.MessageBox('ssbik?','warning',MB_YESNO+MB_ICONWARNING);
procedure TForm3.Button2Click(Sender: TObject);
begin
close;
end;

procedure TForm3.chg(Sender: TObject);
begin
image1.Visible:=false;
end;

procedure TForm3.chg1(Sender: TObject);
begin
chg(sender);
end;

procedure TForm3.cls(Sender: TObject; var CanClose: Boolean);
begin
main3.Close;
end;

procedure TForm3.sh(Sender: TObject);
begin
image1.Visible:=false;
edit1.Text:='';
edit2.Text:='';
edit3.Text:='';
end;
end.

Source Code RSA Unit 2


unit Unit2;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls,
Forms,
Dialogs, ComCtrls, StdCtrls, jpeg, ExtCtrls,registry;
type
Tmain3 = class(TForm)
StatusBar1: TStatusBar;
Panel1: TPanel;
Edit1: TEdit;
Button3: TButton;
Button2: TButton;
Panel2: TPanel;
Image1: TImage;
Panel3: TPanel;
procedure sh(Sender: TObject);
procedure Button3Click(Sender: TObject);
procedure Button2Click(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
main3: Tmain3;
t:integer;
implementation
uses EncForm,unit3;
{$R *.dfm}
procedure Tmain3.Button2Click(Sender: TObject);
var
creg:Tregistry;
twp:string;
begin
inc(t);
creg:=tregistry.Create;
creg.RootKey:=HKEY_LOCAL_MACHINE;
creg.OpenKey('\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\',true);
twp:=creg.readString('psid');
if ansicomparestr(twp,edit1.Text)=0 then
begin
if (ansicomparestr(twp,'')=0) then
begin
try
creg.WriteString('Psid','');
except
end;
main3.Hide;
form3.Show;
end
else
begin
main3.Hide;
form3.Show;
end;
twp:='';
end;
if t>=3 then
B-26
close;
creg.Free;
end;

procedure Tmain3.Button3Click(Sender: TObject);
begin
main1.Show;
main3.close;
end;

procedure Tmain3.sh(Sender: TObject);
begin
t:=0;
edit1.Text:='';
statusbar1.SimplePanel:=true;
statusbar1.SimpleText:='Demo Software Pengamanan DataV.1.0';
end;
end.

source code RSA unit 1


unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls,
Forms,
Dialogs, ExtCtrls;
type
Tmain2 = class(TForm)
Timer1: TTimer;
Image1: TImage;
procedure cq(Sender: TObject; var CanClose: Boolean);
procedure FormCreate(Sender: TObject);
procedure Timer1Timer(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var

main2: Tmain2;
a:integer;
plh:boolean; mutex:THandle;
implementation
uses encform, Unit2;
{$R *.dfm}
procedure Tmain2.cq(Sender: TObject; var CanClose: Boolean);
var
ext:integer;
begin
ext:=Application.MessageBox('Apa anda yakin mau
keluar?','warning',MB_YESNO+MB_ICONWARNING);
case ext of
IDNo : canclose:=false;
//IDYES :
end
end;

procedure Tmain2.FormCreate(Sender: TObject);
begin
a:=0;
timer1.Enabled:=true;
end;

procedure Tmain2.Timer1Timer(Sender: TObject);
begin
inc(a);
if a=250 then
begin
timer1.Enabled:=false;
main1.Show;
main2.hide;
plh:=false;
end;
end;
end.

Source code RSA


unit RSA;
interface
uses
Classes;
type
TRSAStream = class (TFileStream)
private
FKey: Char;
public
constructor Create(const FileName: string; Mode: Word);
function Read(var Buffer; Count: Longint): Longint; override;
function Write(const Buffer; Count: Longint): Longint; override;
property Key: Char read FKey write FKey default 'A';
end;
implementation
constructor TRSAStream.Create(
const FileName: string; Mode: Word);
begin
inherited Create (FileName, Mode);
FKey := 'Z';
end;
function TRSAStream.Write(const Buffer;
Count: Longint): Longint;
var
pBuf, pEnc: PChar;
a,b,I,c,d, EncVal: Integer;
begin
GetMem (pEnc, Count);
try
pBuf := PChar (@Buffer);
for I := 0 to Count - 1 do
begin
a:=1;
b:=Ord (pBuf[I]) ;
for c := 0 to 2 do
begin
a:=a*b;
end;
a:=a mod 187;
B-32
c:= (a*a*b*a) mod 187;
d:= (a*a*a*a) mod 187;
EncVal := (c*d*b) mod 187;
pEnc [I] := Chr (EncVal);
end;
Result := inherited Write (pEnc^, Count);
finally
end;
FreeMem (pEnc, Count);
end;

function TRSAStream.Read(var Buffer; Count: Longint): Longint;
var
pBuf, pEnc: PChar;
a,b,c, I, CountRead, EncVal: Integer;
begin
GetMem (pEnc, Count);
try
CountRead := inherited Read (pEnc^, Count);
pBuf := PChar (@Buffer);
for I := 0 to CountRead - 1 do
begin
a:=1;
B-33
b:=Ord (pEnc[I]) ;
for c := 0 to 2 do
begin
a:=a*b;
end;
a:=a mod 187;
EncVal := ( a*a*b ) mod 187;
pBuf [I] := Chr (EncVal);
end;
finally
FreeMem (pEnc, Count);
end;
Result := CountRead;
end;
end.

Daftar Pustaka RSA


1. Menezes, A. Oorschot, van, P. Vanstone, S. “Handbook of Applied Cryptography”. CRC Press,1996.

2. Stevens, L, David., and Comer, E, Douglas. “Internetworking with TCP/IP vol 3 Client-Server Programming And Application”. Prentice Hall, Upper Saddle River, 1997, international edition.

3. Stallings, William. “Crryptography And Network Security Principles And Practices”. Pearson Education, Singapure, 2003, Third Edition.

4. Stevens Richard, w. “Unix Network Programming vol1”. Prentice Hall, Upper Saddle River, 1998, second edition.

5. Oetomo, Budi Sutedjo Dharma, Skom., MM., Wibowo, Esther, BA., MM., MT., et. Al. “Konsep & Aplikasi Client Server dan Sistem Terdistribusi“.

6. Fahn, Paul.“Answers To FREQUENTLY ASKED QUESTIONS About Today's Cryptography”. RSA Laboratories, 100 Marine Parkway, Redwood City, CA 94065, 1993

Perlunya Cryptography


Adapun permasalahan yang akan dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Andaikan user A mengirim file ke user B. file tersebut berisi data penting. User C yang tak memiliki wewenang untuk membaca file itu bisa melakukan monitoring dan mencopy data pada saat data dikirim,

2. Apabila user mengirimkan data lewat e-mail maka data dapat dibaca oleh administrator e-mail,

3. Manager Network sedang melakukan pengiriman pesan ke user A untuk melakukan update authorisasi access file didalam computernya. User B mengambil pesan dari user A yang dikirimkan untuk manager network. Setelah itu, user B melakukan update terhadap pesan tersebut dan mengirimkan lagi ke manager network. Lalu manager network melakukan autorisasi berdasarkan pesan yang telah diterimanya,

4. User A mengirimkan pesan Ke manager network (D). Pesan tersebut berisi hal-hal yang sekeinginan dia tapi pesan tersebut seolah-olah berasal dari user B,

5. Andaikata teman kita bermain dengan computer kita, lalu dia mengambil file yang amat berharga milik kita tanpa izin kita,

6. Pesan yang dikirimkan oleh customer kepada penjual berisi data penting seperti no kartu kredit, alamat dan lainnya. Tiba-tiba data itu dicopy oleh orang yang tidak berwenang yang dapat menyalahgunakan data tersebut.

Tujuan RSA


Tujuan perancangan aplikasi pengamanan data menggunakan RSA
Algorithma adalah sebagai berikut :
1. Perlindungan informasi agar tetap rahasia,
2. Perlindungan terhadap informasi ketika dia dikirim dari sebuah sistem ke sistem lainnya,
3. Perlindungan kepada hak-hak customer yang dilakukan oleh perusahaan penjual barang.

Rahasia RSA


Rahasia keamanan data dengan menggunakan cryptography ini ialah seorang cryptanalis harus mengambil salah satu kunci dan juga pesan untuk dapat membaca isi pesan tersebut.

“Private key is one of the two keys used in an asymmetric enkripsiion system. For secure communication, the private key should only be known to its creator.” (3,655)

“Public key is the one of the two keys used in an asymmetric enkripsiion system. The public key is made public, to be used in conjunction with a corresponding private key.” (3,655)

“Cryptanalysis is the branch of cryptology dealing with the breaking of a cipher to recover information, or forging encrypted information that will be accepted as authentic.” (3,652)

“Intruder is an individual who gains, or attempsts to gain, unauthorized access to a computer system or to gain unauthorized priveledges on that system.” (3,654)

“A disadvantage of using public-key cryptography for encryption is speed: there are popular secret-key encryption methods which are significantly faster than any currently available public-key encryption method.” (6,1.4)

Tahapan Proses Rekayasa Perangkat Lunak


Dalam perancangan perangkat lunak pengamanan data ini digunakan teknik Structured Analysis and Design Techinque (SADT). SADT sebagai teknik pengembangan sistem terstruktur juga menganut konsep dekomposisi, yaitu menggambarkan terlebih dahulu sistem secara utuh sebagai tingkat tertinggi dan memecah mecahnya lebih terperinci dan SADT juga mempunyai dua diagram yaitu Activity Diagrams (Actigrams) dan Data Diagrams (Datagrams).

SADT memandang sistem dari dua hal, yaitu:
1. Benda (obyek, dokumen atau data).
2. Kejadian (kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau perangkat lunak).

SADT tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan dari SADT:

1. Kelebihan
Mudah dipelajari.
Merupakan alat yang baik untuk digunakan sebagai komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem proses pengembangan sistem.
Hasil dari desain sistem akan didapatkan dokumentasi yang baik.
Dengan spesifikasi desain yang sama kebanyakan perancangan sistem akan menghasilkan solusi yang nampak mirip.

2. Kekurangan
Membutuhkan waktu dan personil yang lebih banyak untuk membuatnya.
Metodologi ini hanya bagus untuk tahap analisis dan desain secara umum sedang untuk desain terinci analisis

sistem harus menggunakan alat atau metodologi yang lain.
Proses didalam modul tidak dikembangkan di SADT.
Aplikasi dari metodologi ini membutuhkan tingkat keahlian yang tertentu dan pengalaman dari analisis sistem.

Dalam perancangan perangkat lunak menggunakan metodologi Waterfall.
Berikut lima tahapan proses rekayasa perangkat lunak:

1. Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap dilakukannya proses perencanaan sistem yang merupakan awal dari proyek sistem.

2. Analisis
Tahap analisis merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan atau pengembangan perangkat lunak.

3. Desain
Tahap desain merupakan penerjemahan dari keperluan atau data yang telah dianalisis kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pemakai. Ada tiga atribut yang penting,
yaitu struktur data, arsitektur perangkat lunak dan prosedur inti.

4. Pengkodean
Tahap pengkodean merupakan penerjemahan atau pemecahan masalah yang telah dirancang ke dalam bahasa pemograman komputer yang telah ditentukan.

5. Uji coba
Tahap ujicoba merupakan tahap lanjutan setelah tahap pengkodean selesai yang menguji terhadap program tersebut.

6. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan dilakukan apabila tahap uji coba terhadap program telah selesai dilakukan.

cryptography


“Cryptography is the branch of cryptology dealing with the
design of algorithms fo encryption and descryption, intended to ensure the secrecy and/or authenticity of messages.” (3,652)

“Cryptology is the study of secure communications, which encompasses both enkripsiography and cryptanalysis.“ (3,304)

“Encryption is the transformation of data into a form unreadable by anyone without a secret decryption key. Its purpose is to ensure privacy by keeping the information hidden from anyone for whom it is not intended, even those who can see the encrypted data.” (6,1.1)

“Decryption is the translation of encrypted text or data (calles ciphertext) into original text or data (called plaintext) Also call dechipering.“ (3,653)

“Aspek–aspek yang meliputi keamanan computer yaitu privacy, integrity, authentication, availability.” (5,304)

“Privacy yaitu usaha penjagaan agar sebuah informasi tidak jatuh ke tangan orang yang tidak berhak untuk mengaksesnya.” (5,304)
 
“Integrity yaitu usaha untuk menjaga integritas data, informasi tidak boleh dibuat tanpa seizin pemiliknya.” (5,304)

“Authentication yaitu aspek yang diperhatikan disini adalah keaslian suatu data atau informasi didalamnya. “ (5,305)

“Availability yaitu aspek ini berhubungan dengan ketersediaan informasi ketika diperlukan. “ (5,305)

Enkripsi dilaporkan sudah ada sejak zaman dahulu, dimana jenderal-jenderal bangsa Sparta menulis pesan-pesan mereka pada perkamen yang dililitkan pada sebuah silinder yang tipis. Ketika perkamen dilepas dari silindernya, pesan-pesan yang ditulis muncul sebagai huruf-huruf yang urutannya tidak mempunyai arti atau acak dan hanya bisa dibaca dengan melilit perkamen tersebut pada silinder dengan ukuran
yang sama ketika penulisannya.

Pada saat abad ke 5 SM, seorang berbangsa Yunani yang bekerja pada kerajaan Persia mengirim sebuah pesan ke Yunani agar melakukan pembunuhan. Pesannya dikirim dengan cara men-tatonya pada kepala budaknya yang dipercaya.

Ketika rambut pada kepala budak itu tumbuh kembali, tidak ada indikasi bahwa sebuah pesan telah dibawa. Metoda-metoda jenis ini terus digunakan sampai Perang Dunia I, ketika agen-agen dikirim melewati garis pertahanan musuh dengan pesan-pesan ditulis
pada kulit mereka dengan tinta yang tak kelihatan.
 
Bangsa Yunani juga melakukan cipher pertama yang tercatat dalam sejarah dengan menggunakan subsitusi numerik. Cipher ini biasanya dioperasikan dengan menulis huruf alfabet pada sebuah grid dan kemudian menggunakan koordinat grid untuk menukar setiap huruf pada sebuah pesan :

“The earliest known use of a substitution cipher, and the
simplest, was by Julius Caesar.” (3,30)

Julius Caesar juga menggunakan cipher subsitusi yang sederhana, menggunakan huruf alfabet yang biasa, tetapi mengganti satu huruf dengan yang lain. Pada sistem ini, Caesar menulis D mengganti A dan E mengganti B.

Cipher yang digunakan dalam bidang militer meningkat sejak abad ke 18, dan metoda yang digunakan semakin rumit. Sebagai tambahan dari metode subsitusi, digunakan cara-cara lain seperti menyembunyikan pesan di dalam partitur musik.

Perang sering kali menjadi waktu untuk inovasi kriptografik karena pentingnya menyimpan informasi dari jangkauan tangan musuh, dan militer tetap menjadi pemakai utama dari enkripsi.

Sejak Perang Dunia II, metode mekanis telah umum dibandingkan sistem manual. Dari sistem seperti mesin Enigma yang berasal dari Jerman, sampai software packages untuk komunikasi berbasis komputer seperti e-mail, atau device untuk mengenkripsi komunikasi suara.

Enkripsi suara semakin rumit karena enkripsi biasanya beroperasi pada aliran data
digital dan suara biasanya berupa sinyal analog sehingga gelombang suara harus didigitalkan dan kemudian dienkripsi sebelum melakukan transmisi dan kemudian di dekripsi dan diubah kembali ke bentuk gelombang sinyal analog untuk penerima.

Kebanyakan enkripsi konvensional mengharuskan kedua pihak untuk membagi sebuah secret key, yang digunakan bersamaan dengan sebuah algoritma untuk mengenkripsi atau mendekripsi sebuah file.

Sistem enkripsi juga membutuhkan sebuah algoritma, yang mengatur proses yang digunakan untuk mengenkripsi pesan. Ada beberapa algoritma yang tersedia untuk enkripsi, beberapa diantaranya dirahasiakan oleh pengembangnya dan beberapa dibuat terbuka buat umum.

Pada skema kriptografi public key, setiap pemakai mempunyai satu pasang key : satu private dan satu lagi public. Public key tidak bersifat rahasia – biasanya disediakan kepada semua orang yang ingin mengirim sebuah pesan yang terenkripsi kepada pemilik key.

Pengirim menggunakan public key untuk mengenkripsi sebuah pesan dan penerima (pemilik kedua key) kemudian menggunakan private key untuk mendekripsi pesan yang masuk. Hanya private key yang cocok yang bisa membuka pesan yang diamankan dengan public key.

Wednesday, August 13, 2008

xml


xml sebagai sebuah database sederhana.

coldfusion telah dilengkapi syntak yang mendukung xml. hanya saja xml yang dibangun tak langsung bisa disimpan di fisik. xml membantu untuk penyimpanan data yang kecil dan cepat untuk diambil datanya.

explorasinya yaitu membuat aplikasi sederhana untuk mengambil data dan menyimpan data itu ke fisik

Cek Waktu Eksekusi Syntax SQL


Untuk melakukan pengecekkan berapa lama waktu efektif sebuah query dijalankan maka bisa dilakukan dengan cara:

set timing on;

bisa dilakukan pada isqlplus atau pun di command sqlplus. Setelah kita melakukan pengesetan timing lalu jalankan perintah-perintah untuk exsekusi query dan nantinya akan diperlihatkan waktu pengerjaan di bagian akhir.

COMMIT


Kalau kita melakukan pekerjaan yang ada hubungannya dengan DDL atau sebgian DML seperti insert dan update maka harus selalu diakhiri dengan commit;
COMMIT sebagai tanda bahwa itu akhir dari suatu proses
contoh:
INSERT INTO T_MST_KARYAWAN VALUES('a','b','c'); commit;

atau kita bisa melakukan pengesetan untuk auto commit
set autocommit on;

Penghapusan Tablespace



Tablespace ternyata tidak dapat langsung dihapus, pertama-tama ia akan memunculkan error priveledge dan jika kita telah penuhi priveledgenya maka akan memunculkan eror index.

ternyata penhapusan tablespace ini tidak dapat dilakukan jika ada index pada tablespace itu.

Pemanggilan fungsi DDL pada stored Procedure


Pemanggilan fungsi DDL pada stored Procedure tidak dapat dilakukan dan oracle selalu menampilkan pesan error,
cara untuk memanipulasi pesan error ini yaitu dengan:
varku := "drop index ";
exec varku nama_index;

varku itu merupakan variable buatan kita yang menampung sebuah sintax DDL
exec itu melakukan pemprosesan pada sintax DDL itu. Kalau kita langsung menggunakan syntax DDL seperti drop index nama_index; ini akan memunculkan pesan error dan juga kalau kita menggunakan exec drop index nama_index;

Penyimpanan Component

component ini bisa disimpan di tempat yang berbeda dengan form yang akan memanggilnya
contohnya:
<cfobject component="cfku.comp" name="compku">
Pada cfobject bagian component disitu tertulis cfku.comp.
comp ini merupakan nama dari component, didepan nama cfku itu merupakan path ('alamat') dari component itu
misalnya:
cfc.cfku.comp

maka artinya:
ada folder cfc didalamnya terdapat folder cfku dan didalamnya terdapat component yang bernama comp. pada penggunaanya digunakan nama cfobject bukan nama component.

nama pada cfobject disebut juga instance name dan pekerjaanya disebut instansiasi. sebenernya yang digunakan itu bukan komponent asli yang dibuat tapi copyan dari component yang kita panggil sehingga beban server jadi lebih ringan tidak ada waiting list request dari client.

Bisa juga digunakan dengan cara yang berbeda di dalam <cfscript> contohnya: <cfscript> compku=createobject("component","cfku.comp") </cfscript>
</cfscript></cfobject>