Tuesday, August 26, 2008
Tenaga Dalam
Judul diatas sering disebutkan oleh masyarakat untuk suatu kekuatan yang timbul dari diri manusia yang tidak biasanya, seperti pada saat seseorang dalam keadaan panik. Pada saat seseorang melihat rumahnya terbakar, dengan seketika ia masuk kerumahnya dan mengangkat lemari besar untuk dikeluarkan agar tidak dilalap si jago merah.
Pada saat ia akan memasukkan kembali kerumahnya, lemari tersebut harus diangkut tiga orang. Begitu juga dengan seseorang yang dikejar anjing gila, dengan seketika ia dapat lari sangat cepat dan walaupun didepannya terdapat pagar setinggi 1,5 meter dapat dilompatinya. Kondisi yang dijelaskan diatas merupakan kejadiankejadian nyata yang ada di masyarakat. Karena kekuatan yang timbul sangat besar, maka masyarakat menyebutnya dengan tenaga dalam.
Bila dilihat secara fisiologis (Guyton, 1987), pada saat seseorang dalam keadaan panik atau terancam jiwanya, tubuh seseorang akan mengalami perubahan akibat dari sebagian besar susunan syaraf simpatis menjadi terangsang secara serentak sehingga dalam banyak hal meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan hebat, seperti:
• Peningkatan tekanan arteri
• Peningkatan aliran darah ke otot-otot aktif yang secara bersamaan dengan penurunan aliran darah ke organ-organ yang tidak penting untuk kegiatan cepat.
• Peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh.
• Peningkatan konsentrasi glukosa darah.
• Peningkatan glikolisis di dalam otot.
• Peningkatan kekuatan otot.
• Peningkatan kegiatan mental.
Jumlah efek ini memungkinkan seseorang melakukan kegiatan fisik yang jauh lebih berat dibanding dengan tiada efek ini. Karena stres fisiklah yang biasanya merangsang syaraf simpatis untuk mengadakan peningkatan kegiatan tambahan bagi tubuh. Sistem syaraf simpatis juga sangat digiatkan bila dalam keadaan emosional (marah, takut) yang terutama ditimbulkan oleh perangsangan hipotalamus, dimana isyarat dikirimkan melalui formasio retikulasis dan medulla spinalis yang menyebabkan pencetusan syaraf simpatis secara besar-besaran dan terjadi reaksi alarm simpatis atau reaksi melawan atau kabur (fight or flight reation).
Bila tubuh dalam keadaan reaksi tersebut dan dalam kondisi siaga (memutuskan apakah tetap diam untuk melawan atau melarikan diri) akan membuat kegiatan-kegiatan selanjutnya menjadi sangat hebat. Adapun diagram proses dari reaksi tersebut dapat dilihat pada gambar yang disajikan.
Bila seseorang telah mengalami kondisi dari reaksi melawan atau kabur akan terjadi kekelahan yang luar biasa dikarenakan tubuhnya telah mengeluarkan energi yang sangat besar, sehingga diperlukan waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya seperti semula.
Pelatihan pernafasan yang biasa disebut dengan pelatihan tenaga dalam bertujuan untuk dapat membangkitkan dan memperbesar tenaga simpanan yang ada di tubuh untuk dapat dikeluarkan/dipergunakan setiap saat diperlukan. Juga dilakukan proses pelatihan kepada tubuh untuk beradaptasi atas perubahan-peruabahan yang terjadi apabila tenaga dalam itu dipergunakan.
Metode pelatihan pernafasan yang ada diperguruan ini, merupakan metode yang memanfaatkan oksigen secara optimal dan hampir semua sistem yang terdapat di tubuh dilakukan perbaikanperbaikan untuk mencapai kondisi optimal. Dengan metode kontraksi-relaksasi yang digabungkan dengan teknik pernafasan membuat tenaga dalam yang berbentuk/dirasakan seperti hawa panas didalam tubuh dapat disalurkan ke anggota tubuh yang diinginkan. Hawa panas tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengobatan pada semua jenis penyakit.
Bila dilihat secara fisiologis (Vander, 1994), proses perubahan zat makanan menjadi Adenosine TriPosphate (ATP), energi yang digunakan diubah menjadi panas sebanyak 60% selama pembentukan ATP dan lebih banyak lagi energi yang diubah menjadi panas sewaktu perpindahan ATP ke sistem fungsional sel, sehingga hanya 25% energi yang digunakan oleh sistem fungsional sel. Walaupun demikian, sebagian besar energi yang tersisa tersebut akan menjadi panas juga karena untuk sistesis protein dan unsur-unsur pertumbuhan lain, untuk aktivitas otot, dan untuk jantung memompa darah. Sehingga hawa panas yang timbul dalam pelatihan ini diduga merupakan proses terjadinya peningkatan energi yang dihasilkan dengan mengoptimalkan semua sistem tubuh yang terkait dalam proses menghasilkan energi.
Karena hawa panas tadi dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan pada tingkat sel, maka pelatihan ini sangat baik untuk dilakukan semua usia, khususnya para pelajar/mahasiswa.
Hawa panas (tenaga dalam) tersebut bila disalurkan ke otak akan menyebabkan proses perbaikan pada sel-sel otak dan dapat meningkatkan kemampuan kerja otak sehingga dapat mencerdaskan otak.
STRESS -> Input from Various Brain Areas -> Hypothalamus -> CRH Secretion -> Plasma CRH Increasing -> Anterior Pituitary -> ACTH Secretion -> Plasma ACTH Increasing -> Adrenal Cortex -> Cortisol Secretion -> Plasma Cortisol Increasing -> Target Cells of Cortisol -> Respond to Increased Cortisol
Diagram Reaksi Melawan atau Kabur
Oleh : Marsidi
Sumber:
Marsidi, Pengkajian Potensi Pemanfaatan Pelatihan Tenaga Dalam Ditinjau Dari Sisi
Ergonomi, Thesis S2, Teknik Industri ITB, 1999
Labels:
ATP,
hikmatul-iman,
TD
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun