Diriwayatkan. Khalifah Umar bin Khathab menasihati para sahabatnya. "Jangan kalian makan telur. Jika salah seorang di antara kalian makan telur, maka sekali makan, telur itu habis. Tapi jika telur itu ditetaskan dan dipelihara akan lahir seekor ayam, bisa dijual seharga satu dirharn."
Dari riwayat ini, kita tahu harga ayam di Madinah saat itu satu dirharn per ekor. Hari ini, 14 abad kemudian, harga seekor ayam di Madinah maupun Jakarta tak lebih dari satu dirharn (1 dirharn = Rp 33.500). Jadi, seperti dinar emas, dirharn perak pun tak kenal inflasi.
Dinar dan dirharn ditakdirkan berpasangan, sebagai penakar nilai yang sangat stabil. Nisbah keduanya pun telah ditetapkan, secara syari, yaitu 710 dalam berat. Yakni 4,25 gram (dinar emas) dan 2,975 gram (dirharnperak). Sedangkan perbandingan nilainya tak ada ketentuan. Mereka mengikuti hukum pasar, tergantung permintaan dan penawaran.
Secara historis, rasio nilai dinar dan dirharn terus berubah-ubah. Di zaman Rasul SAW, rasionya 110, yang sesuai dengan nisab zakat mal, yakni 20 dinar emas dan 200 dirharn perak. Kewajiban zakatnya, masing-masing sama, yakni 2,5 persen setahun. Ketentuan tersebut tak berubah hingga saat ini, meskipun nisbah nilai dinar dan dirharn berubah-ubah.
Bagaimana hari ini? Sejak Maret 2009, Amirat Indonesia melalui Wakala Induk Nusantara (WIN), telah mengedarkan koin dirharn. Satuan yang tersedia adalah seperenam, seperdua, satu, dua, dan lima dirharn. Dinar dan dirharn kembali disandingkan, dengan rasio nilai keduanya sekitar 146. Ini amat jauh dari ideal zaman Nabi SAW, 110 hingga 112.
Hal ini berarti, perak atau dirharn, sangat under-valued. Nilainya jauh di bawah yang seharusnya. Padahal, posisi ideal emas dan perak harusnya mengikuti fitrah-nya di alam raya. Dua logam mulia ini, di dalam bumi, selalu ditemukan secara bersamaan.
Dalam bentuk koin, perbandingan emas dan perak tidak lagi 100 persen alamiah, karena masuk campur tangan manusia seperti biaya cetak dan distribusi. Keadaan perekonomian dan pasar dalam masyarakat juga memengaruhi nisbah ini. Lebih-lebih penetapan nilainya saat ini tidak lagi didasarkan pada fitrah, tapi dirusak oleh nilai fantasi uang kertas. Rasionya jadi sangat lebar.
Dalam keseharian, koin dirharn perak-dalam berbagai satuan- jauh lebih diperlukan, untuk transaksi kecil dan menengah ketim-bang yang besar (dengan dinar emas). Permintaan dirharn perak akan jauh lebih besar dari permintaan dinar emas. Artinya, peraklah yang mengalami under-valued dan bukan emas yang over-valued.
Dengan kata lain, nilai dirharn perak akan terus mengejar nilai dinar emas, mendekati fitrahnya. Berpatokan pada petunjuk Al Maqrizi, yaitu nisbah 116, maka nilai dirharn akan terus meningkat setidaknya sampai tiga kali lipat dari nilai saat ini. Jadi, kalau sekarang nilainya Rp 33.500, yang wajar harusnya sekitar Rp 100 ribu per dirharn. Karena itu, tak perlu ragu, mulailah bertransaksi dengan dirharn perak-di samping dengan dinar emas untuk nilai yang besar-se-karang juga! Sebelum terlambat, saat seluruh sistem uang kertas berbasis riba ini runtuh.
zalm zaidi. ad andina
Showing posts with label perbandingan. Show all posts
Showing posts with label perbandingan. Show all posts
Thursday, December 8, 2011
Dirharn Perak, Dilupakan Jangan
Kenali Anatomi Payudara Sebelum Menyusui
KOMPAS.com - Masa menyusui akan lebih menyenangkan jika ibu memiliki pemahaman menyeluruh tentang produksi ASI, termasuk gudang ASI, yakni payudara. Anatomi payudara menjadi penting agar ibu tak mempermasalahkan bentuk atau ukuran payudara, saat ASI dirasa tak keluar. Catatan pentingnya adalah bahwa semua payudara ibu bisa mengeluarkan ASI.
Farahdiba Tenrilemba Jafar, Sekretaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengungkapkan, gudang ASI, volume yang dikeluarkan, serta penyalurannya (deras-tidaknya saat keluar) bervariasi bagi setiap perempuan. Karenanya setiap ibu perlu memahami anatomi payudara masing-masing. Apalagi saat memutuskan untuk menggunakan posisi menyusui tertentu, atau menggunakan tangan untuk menyangga atau memegang payudara ketika sedang memerah ASI.
Berikut berapa catatan penting seputar payudara, seperti disampaikan Diba saat workshop "Breastfeeding Tips For Working Moms" beberapa waktu lalu.
Bentuk payudara mulai berubah saat hamil
Bentuk payudara mulai berubah saat usia kehamilan 13 minggu hingga satu bulan setelah persalinan. Payudara akan terus berubah hingga ibu melahirkan dan menyusui anak kedua hingga ketujuh, misalnya.
"ASI sudah mulai diproduksi sebelum bayi lahir. Saat saluran ASI sudah bekerja ukuran payudara mulai berubah. Dan yang membuat payudara berubah bukan karena menyusui namun pengaruh dari kehamilan," tegas Diba, menambahkan seringkali ibu khawatir payudara berubah karena menyusui. Kekhawatiran inilah yang akhirnya menghambat penyaluran ASI.
Payudara perlu dirangsang
Produksi ASI akan lancar jika payudara sebagai gudang ASI terus-menerus dirangsang. Caranya, tingkatkan frekuensi bayi menyusui selama 72 jam pertama atau dengan memerah ASI. Semakin sering penyaluran ASI dengan isapan bayi, produksi ASI akan meningkat secara alamiah.
Tiga hari paska melahirkan, jika ibu secara kosisten menstimulasi payudaranya (dengan isapan bayi), maka ASI akan berubah dari ASI transisi menjadi ASI matur (putih, bukan bening), ditambah lagi volume juga semakin meningkat.
"ASI tidak akan habis kecuali frekuensi menyusui memang berkurang," tegas Diba.
Bagian payudara
Payudara memiliki tujuh bagian, mulai pangkal payudara hingga puting. Pabrik ASI lebih mendominasi payudara daripada lemak, perbandingannya 2:1. Sebanyak 65 persen pabrik ASI terletak dalam radius 30 milimeter dari dasar puting.
Bagian paling atas (pangkal payudara) adalah penyangga lemak dan pabrik ASI. Sedangkan lemak terletak pada dinding dada atau bagian belakang payudara. Lemak juga terdapat di sekitar area pabrik ASI bagian tengah. Terdapat juga lemak di bawah kulit, namun komposisinya masih lebih banyak pabrik ASI daripada lemak di payudara. Bagian dasar puting merupakan saluran ASI utama, dan puting menjadi saluran ASI dengan jumlah bervariasi bagi setiap perempuan, antara empat hingga 18 titik saluran ASI pada puting.
"Jika puting hanya memiliki empat titik, ASI akan keluar sedikit. Berbeda dengan ASI yang keluar deras dari 18 titik saluran ASI. Untuk empat titik, artinya harus lebih sering menyusui dan lebih lama waktunya," jelas Diba.
Saluran ASI bukan sebagai ruang penyimpanan
Fungsi utama saluran ASI adalah untuk mengalirkan dan membawa ASI dari pabriknya, bukan untuk menyimpan. Jadi, ASI yang sudah diproduksi di pabrik ASI (payudara) sebaiknya langsung dialirkan melalui saluran ASI (puting) dengan menikmati waktu menyusui. Isapan bayi akan mengosongkan maksimal 70 persen ASI dari payudara, untuk kemudian berproduksi kembali secara alamiah.
Farahdiba Tenrilemba Jafar, Sekretaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengungkapkan, gudang ASI, volume yang dikeluarkan, serta penyalurannya (deras-tidaknya saat keluar) bervariasi bagi setiap perempuan. Karenanya setiap ibu perlu memahami anatomi payudara masing-masing. Apalagi saat memutuskan untuk menggunakan posisi menyusui tertentu, atau menggunakan tangan untuk menyangga atau memegang payudara ketika sedang memerah ASI.
Berikut berapa catatan penting seputar payudara, seperti disampaikan Diba saat workshop "Breastfeeding Tips For Working Moms" beberapa waktu lalu.
Bentuk payudara mulai berubah saat hamil
Bentuk payudara mulai berubah saat usia kehamilan 13 minggu hingga satu bulan setelah persalinan. Payudara akan terus berubah hingga ibu melahirkan dan menyusui anak kedua hingga ketujuh, misalnya.
"ASI sudah mulai diproduksi sebelum bayi lahir. Saat saluran ASI sudah bekerja ukuran payudara mulai berubah. Dan yang membuat payudara berubah bukan karena menyusui namun pengaruh dari kehamilan," tegas Diba, menambahkan seringkali ibu khawatir payudara berubah karena menyusui. Kekhawatiran inilah yang akhirnya menghambat penyaluran ASI.
Payudara perlu dirangsang
Produksi ASI akan lancar jika payudara sebagai gudang ASI terus-menerus dirangsang. Caranya, tingkatkan frekuensi bayi menyusui selama 72 jam pertama atau dengan memerah ASI. Semakin sering penyaluran ASI dengan isapan bayi, produksi ASI akan meningkat secara alamiah.
Tiga hari paska melahirkan, jika ibu secara kosisten menstimulasi payudaranya (dengan isapan bayi), maka ASI akan berubah dari ASI transisi menjadi ASI matur (putih, bukan bening), ditambah lagi volume juga semakin meningkat.
"ASI tidak akan habis kecuali frekuensi menyusui memang berkurang," tegas Diba.
Bagian payudara
Payudara memiliki tujuh bagian, mulai pangkal payudara hingga puting. Pabrik ASI lebih mendominasi payudara daripada lemak, perbandingannya 2:1. Sebanyak 65 persen pabrik ASI terletak dalam radius 30 milimeter dari dasar puting.
Bagian paling atas (pangkal payudara) adalah penyangga lemak dan pabrik ASI. Sedangkan lemak terletak pada dinding dada atau bagian belakang payudara. Lemak juga terdapat di sekitar area pabrik ASI bagian tengah. Terdapat juga lemak di bawah kulit, namun komposisinya masih lebih banyak pabrik ASI daripada lemak di payudara. Bagian dasar puting merupakan saluran ASI utama, dan puting menjadi saluran ASI dengan jumlah bervariasi bagi setiap perempuan, antara empat hingga 18 titik saluran ASI pada puting.
"Jika puting hanya memiliki empat titik, ASI akan keluar sedikit. Berbeda dengan ASI yang keluar deras dari 18 titik saluran ASI. Untuk empat titik, artinya harus lebih sering menyusui dan lebih lama waktunya," jelas Diba.
Saluran ASI bukan sebagai ruang penyimpanan
Fungsi utama saluran ASI adalah untuk mengalirkan dan membawa ASI dari pabriknya, bukan untuk menyimpan. Jadi, ASI yang sudah diproduksi di pabrik ASI (payudara) sebaiknya langsung dialirkan melalui saluran ASI (puting) dengan menikmati waktu menyusui. Isapan bayi akan mengosongkan maksimal 70 persen ASI dari payudara, untuk kemudian berproduksi kembali secara alamiah.
Para Ilmuwan Kufah
Negeri 1001 malam, Irak, banyak menyimpan warisan peradaban Islam. Selain itu, kota-kota di Irak seperti Kufah, Baghdad, Basra, dan Najaf banyak melahirkan ulama dan ilmuwan ternama di dunia Islam. Kufah, misalnya, telah melahirkan ilmuwan kondang Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak al-Kindi.
Kufah, 170 km selatan Baghdad, pernah menjadi pusat pemerintahan Islam. Ali bin Abi Thalib saat menjadi khalifah memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah al-Munawwarah ke Kufah. Bahkan Ali meninggal di kota ini akibat tikaman Ibnu Muljam. Ia dimakamkan di Najaf, 10 km dari Kufah.
Umat Islam berhasil menguasai Kufah pada tahun 637 saat Khalifah Umar bin Khattab berkuasa. Kufah berhasil dikuasai umat Islam setelah pasukan tentara Muslim yang dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqas berhasil mengalahkan pasukan Romawi dan Bizantium dalam Perang Yarmuk yang terjadi pada tahun 636. Setahun kemudian, Irak berhasil dikuasai pasukan Muslim. Kota pertama yang dibangun tentara Muslim adalah Kufah.
Sa'ad bin Abi Waqqas, atas persetujuan Khalifah Umar bin Khattab, memindahkan pusat kekuasaan Islam di Persia ke Kufah pada awal tahun 638. Sa'ad akhirnya bermukim di kota itu. Ia membangun kota, gedung pemerintahan, dan masjid. Kufah yang semula hanyalah daerah padang pasir dan tempat penggembalaan ternak disulap menjadi kota modern dan kota pelajar. Ini karena banyak sahabat Rasulullah yang hijrah dan bermukim di Kufah. Selain Sa'ad, mereka antara lain Ali bin Abi Thalib, Abdullah Ibnu Mas'ud, Abu Musa, Ammar Ibnu Yasir, dan Salman al-Farisi.
Dalam perkembangannya kemudian, Kufah menjadi pusat peradaban Islam, pusat politik, dan pusat ilmu. Banyak ulama besar lahir di kota ini seperti Syuraih bin Amir, Asy-Sya'bi, Sa'id bin Jubair, an-Nakhai, dan Abu Hanifah bin Nu'man al-Kufi yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Hanafi. Selain itu, Kufah juga melahirkan Abu Musa Jabir bin Hayyan (Geber) dan Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais al-Kindi.
Jabir bin Hayyan
Nama lengkapnya Abu Musa Jabir bin Hayyan. Orang Barat menyebutnya Geber. Jabir lahir dan wafat di Kufah. Ia hidup pada tahun 721 hingga 815. Jabir dikenal sebagai pakar kimia. Ia telah menulis buku-buku penting bagi pengembangan ilmu kimia. Di antaranya Kitab al-Kimya dan Kitab al-Sab'in. Kitab al-Kimya telah diterjemahkan oleh Robert dari Chester (Inggris) tahun 1144 dengan judul The Book of the Composition of Alchemy. Pakar Barat banyak menerjemahkan buku-buku karya Jabir seperti Book of The Kingdom, Book of the Balances, Book of Eastern Mercury, dan Sum of Perfection. Buku-buku ini menjadi rujukan bagi pengembangan ilmu kimia modern. Tak heran jika Jabir dianggap sebagai 'Bapak Kimia Modern'.
Jabir telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia. Melalui serangkaian eksperimen yang telah dilakukannya di laboratorium, ia mencoba mengelaborasi zat-zat dan senyawa-senyawa kimia. Eksperimen-eksperimen yang dilakukannya bersifat kuantitatif. Ia mengatakan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi. Karena itu Jabir bisa dianggap sebagai perintis ditemukannya hukum Perbandingan Tetap dalam ilmu kimia.
Jabir adalah penemu proses-proses kimia seperti destilasi, kristalisasi, dan sublimasi. Ia juga menciptakan alat-alat atau instrumen pengkristal, pemotong, pelebur, serta menyempurnakan proses dasar sublimasi, kristalisasi, penguapan, pencairan, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian. Alembic, yaitu alat penyulingan yang terdiri dari dua tabung yang terhubung, ditemukan pertama kali oleh Jabir pada abad ke-8. Alat Ini merupakan alat penyulingan pertama di dunia yang digunakan untuk memurnikan zat-zat kimia.
Jabir juga banyak menemukan zat-zat atau senyawa-senyawa penting dalam ilmu kimia seperti asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, dan asam klorida. Ia juga melakukan destilasi alkohol, membuat parfum, dan membuat kapur. Karena jasanya, teori oksidasi-reduksi dapat terungkap.
Al-Kindi
Nama lengkapnya Abu Yusuf Ya'qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais al-Kindi. Namun ia lebih dikenal dengan nama al-Kindi. Al-Kindi dilahirkan di Kufah pada tahun 803, dan wafat tahun 873. Ia putra gubernur Kufah, Ibnu as-Sabah. Sang ayah menjadi gubernur pada era Khalifah al-Mahdi (775-785) dan Khalifah Harun ar-Rasyid (786- 809).
Al-Kindi menempuh pendidikannya di Kufah dan kemudian melanjutkan ke Baghdad. Dia menjadi penerjemah, ilmuwan, dan filsuf di era Khalifah al-Mamun dan Khalifah al-Mu'tassim. Al-Mu'tassim bahkan mempercayakan al-Kindi sebagai guru bagi putranya, Ahmad. Ia menjadi penerjemah khalifah karena menguasai tiga bahasa asing yaitu Yunani, Suryani, dan Arab.
Al-Kindi telah menulis buku tentang pengenalan aritmatika, delapan naskah tentang teori angka, dan dua buku tentang proporsi pengukuran dan waktu.
Dia merupakan orang pertama yang mengembangkan teori geometri bumi, mengembangkan teori astronomi, menghitung letak azimuth terhadap bola bumi, dan bagaimana menentukan level atau ketinggian dari bumi. Tak kurang ia telah menghasilkan 361 buku. Sebagian besar dari karyanya lebih dikenal dalam bahasa Latin ketimbang bahasa aslinya, Arab.
Selain dikenal sebagai pakar matematika eksperimental, al-Kindi juga dikenal sebagai fisikawan, filsuf, dan seniman. Ia bahkan dikenal sebagai ilmuwan Muslim pertama yang menulis buku tentang musik. Tak heran jika para ilmuwan menobatkan al-Kindi sabagai salah satu dari 12 pemikir terbesar yang pernah dilahirkan oleh peradaban Islam.
* Penulis adalah Alumni ESQ Eksekutif Angkatan 35 dan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Gontor
Oleh: Rusdiono Mukri*
Labels:
kisah-kisah,
multiple Intelegence,
perbandingan,
umar
Al-Khawarizmi: Penemu Bilangan Nol
Matematikawan muslim yang dijuluki “Bapak Algoritma.” Juga ahli musik, astronomi dan geografi. Karyanya menjadi rujukan dunia hingga kini.
Kita pasti sudah sering mendengar istilah algoritma. Tapi, tahukah siapa penemunya? Bisa jadi kita menduga orang tersebut dari dunia Barat. Padahal, ia adalah seorang ilmuwan muslim yang bernama Al Khawarizmi.
Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan, pada 194 H/780 M. Kepandaian dan kecerdasannya mengantarkannya masuk ke lingkungan Dar al-Hukama (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma’mun Ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam langkah-langkah terbatas. Nama itu berasal dari nama julukan al-Khawarizmi. Karya Aljabarnya yang paling monumental berjudul al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan). Dalam buku itu diuraikan pengertian-pengertian geometris. Ia juga menyumbangkan teorema segitiga sama kaki yang tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga, dan luas jajaran genjang serta lingkaran. Dengan demikian, dalam beberapa hal al-Khawarizmi telah membuat aljabar menjadi ilmu eksak.
Buku itu diterjemahkan di London pada 1831 oleh F. Rosen, seorang matematikawan Inggris. Kemudian diedit ke dalam bahasa Arab oleh Ali Mustafa Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad, ahli matematika Mesir, pada 1939. Sebagian dari karya al-Khawarizmi itu pada abad ke-12 juga diterjemahkan oleh Robert, matematikawan dari Chester, Inggris, dengan judul Liber Algebras et Al-mucabola (Buku Aljabar dan Perbandingan), yang kemudian diedit oleh L.C. Karpinski, seorang matematikawan dari New York, Amerika Serikat. Gerard dari Cremona (1114–1187) seorang matematikawan Italia, membuat versi kedua dari buku Liber Algebras dengan judul De Jebra et Almucabola (Aljabar dan Perbandingan). Buku versi Gerard ini lebih baik dan bahkan mengungguli buku F. Rozen.
Dalam bukunya, al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa Arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan.
Akan tetapi, hitungan seperti itu tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu, dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka Arab, termasuk angka nol), hasil penemuan al-Khawarizmi. Dengan demikian, angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi. Dari beberapa bukunya, al-Khawarizmi mewariskan beberapa istilah matematika yang masih banyak dipergunakan hingga kini. Seperti sinus, kosinus, tangen dan kotangen.
Karya-karya al-Khawarizmi di bidang matematika sebenarnya banyak mengacu pada tulisan mengenai aljabar yang disusun oleh Diophantus (250 SM) dari Yunani. Namun, dalam meneliti buku-buku aljabar tersebut, al-Khawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Kesalahan dan permasalahan itu diperbaiki, dijelaskan, dan dikembangkan oleh al-Khawarizmi dalam karya-karya aljabarnya. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila ia dijuluki ”Bapak Aljabar.”
Bahkan, menurut Gandz, matematikawan Barat dalam bukunya The Source of al-Khawarizmi’s Algebra, al-Khawarizmi lebih berhak mendapat julukan “Bapak Aljabar” dibandingkan dengan Diophantus, karena dialah orang pertama yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-hal yang berkaitan dengannya.
Di bidang ilmu ukur, al-Khawarizmi juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar logaritma serta hitungan desimal. Namun, beberapa sarjana matematika Barat, seperti John Napier (1550–1617) dan Simon Stevin (1548–1620), menganggap penemuan itu merupakan hasil pemikiran mereka.
Selain matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai astronom. Di bawah Khalifah Ma’mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian itu dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Al-Khawarizmi juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.
Buku astronominya yang mahsyur adalah Kitab Surah al-Ard (Buku Gambaran Bumi). Buku itu memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri-ciri geografisnya. Kitab itu secara tidak langsung mengacu pada buku Geography yang disusun oleh Claudius Ptolomaeus (100–178), ilmuwan Yunani. Namun beberapa kesalahan dalam buku tersebut dikoreksi dan dibetulkan oleh al-Khawarizmi dalam bukunya Zij as-Sindhind sebelum ia menyusun Kitab Surah al-Ard.
Selain ahli di bidang matematika, astronomi, dan geografi, Al-Khawarizmi juga seorang ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya, ia menuliskan pula teori seni musik. Pengaruh buku itu sampai ke Eropa dan dianggap sebagai perkenalan musik Arab ke dunia Latin. Dengan meninggalkan karya-karya besarnya sebagai ilmuwan terkemuka dan terbesar pada zamannya, Al-Khawarizmi meninggal pada 262 H/846 M di Baghdad.
Setelah al-Khawarizmi meninggal, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam. Yaitu, bagaimana cara menjabarkan bilangan dalam sebuah metode perhitungan, termasuk dalam bilangan pecahan; suatu penghitungan Aljabar yang merupakan warisan untuk menyelesaikan persoalan perhitungan dan rumusan yang lebih akurat dari yang pernah ada sebelumnya.
Di dunia Barat, Ilmu Matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya al-Khawarizmi dibanding karya para penulis pada Abad Pertengahan. Masyarakat modern saat ini berutang budi kepada al-Khawarizmi dalam hal penggunaan bilangan Arab. Notasi penempatan bilangan dengan basis 10, penggunaan bilangan irasional dan diperkenalkannya konsep Aljabar modern, membuatnya layak menjadi figur penting dalam bidang Matematika dan revolusi perhitungan di Abad Pertengahan di daratan Eropa. Dengan penyatuan Matematika Yunani, Hindu dan mungkin Babilonia, teks Aljabar merupakan salah satu karya Islam di dunia Internasional.
(Erwyn Kurniawan, dari berbagai sumber)
Kita pasti sudah sering mendengar istilah algoritma. Tapi, tahukah siapa penemunya? Bisa jadi kita menduga orang tersebut dari dunia Barat. Padahal, ia adalah seorang ilmuwan muslim yang bernama Al Khawarizmi.
Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan, pada 194 H/780 M. Kepandaian dan kecerdasannya mengantarkannya masuk ke lingkungan Dar al-Hukama (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma’mun Ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam langkah-langkah terbatas. Nama itu berasal dari nama julukan al-Khawarizmi. Karya Aljabarnya yang paling monumental berjudul al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan). Dalam buku itu diuraikan pengertian-pengertian geometris. Ia juga menyumbangkan teorema segitiga sama kaki yang tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga, dan luas jajaran genjang serta lingkaran. Dengan demikian, dalam beberapa hal al-Khawarizmi telah membuat aljabar menjadi ilmu eksak.
Buku itu diterjemahkan di London pada 1831 oleh F. Rosen, seorang matematikawan Inggris. Kemudian diedit ke dalam bahasa Arab oleh Ali Mustafa Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad, ahli matematika Mesir, pada 1939. Sebagian dari karya al-Khawarizmi itu pada abad ke-12 juga diterjemahkan oleh Robert, matematikawan dari Chester, Inggris, dengan judul Liber Algebras et Al-mucabola (Buku Aljabar dan Perbandingan), yang kemudian diedit oleh L.C. Karpinski, seorang matematikawan dari New York, Amerika Serikat. Gerard dari Cremona (1114–1187) seorang matematikawan Italia, membuat versi kedua dari buku Liber Algebras dengan judul De Jebra et Almucabola (Aljabar dan Perbandingan). Buku versi Gerard ini lebih baik dan bahkan mengungguli buku F. Rozen.
Dalam bukunya, al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa Arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan.
Akan tetapi, hitungan seperti itu tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu, dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka Arab, termasuk angka nol), hasil penemuan al-Khawarizmi. Dengan demikian, angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi. Dari beberapa bukunya, al-Khawarizmi mewariskan beberapa istilah matematika yang masih banyak dipergunakan hingga kini. Seperti sinus, kosinus, tangen dan kotangen.
Karya-karya al-Khawarizmi di bidang matematika sebenarnya banyak mengacu pada tulisan mengenai aljabar yang disusun oleh Diophantus (250 SM) dari Yunani. Namun, dalam meneliti buku-buku aljabar tersebut, al-Khawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Kesalahan dan permasalahan itu diperbaiki, dijelaskan, dan dikembangkan oleh al-Khawarizmi dalam karya-karya aljabarnya. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila ia dijuluki ”Bapak Aljabar.”
Bahkan, menurut Gandz, matematikawan Barat dalam bukunya The Source of al-Khawarizmi’s Algebra, al-Khawarizmi lebih berhak mendapat julukan “Bapak Aljabar” dibandingkan dengan Diophantus, karena dialah orang pertama yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-hal yang berkaitan dengannya.
Di bidang ilmu ukur, al-Khawarizmi juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar logaritma serta hitungan desimal. Namun, beberapa sarjana matematika Barat, seperti John Napier (1550–1617) dan Simon Stevin (1548–1620), menganggap penemuan itu merupakan hasil pemikiran mereka.
Selain matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai astronom. Di bawah Khalifah Ma’mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian itu dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Al-Khawarizmi juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.
Buku astronominya yang mahsyur adalah Kitab Surah al-Ard (Buku Gambaran Bumi). Buku itu memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri-ciri geografisnya. Kitab itu secara tidak langsung mengacu pada buku Geography yang disusun oleh Claudius Ptolomaeus (100–178), ilmuwan Yunani. Namun beberapa kesalahan dalam buku tersebut dikoreksi dan dibetulkan oleh al-Khawarizmi dalam bukunya Zij as-Sindhind sebelum ia menyusun Kitab Surah al-Ard.
Selain ahli di bidang matematika, astronomi, dan geografi, Al-Khawarizmi juga seorang ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya, ia menuliskan pula teori seni musik. Pengaruh buku itu sampai ke Eropa dan dianggap sebagai perkenalan musik Arab ke dunia Latin. Dengan meninggalkan karya-karya besarnya sebagai ilmuwan terkemuka dan terbesar pada zamannya, Al-Khawarizmi meninggal pada 262 H/846 M di Baghdad.
Setelah al-Khawarizmi meninggal, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam. Yaitu, bagaimana cara menjabarkan bilangan dalam sebuah metode perhitungan, termasuk dalam bilangan pecahan; suatu penghitungan Aljabar yang merupakan warisan untuk menyelesaikan persoalan perhitungan dan rumusan yang lebih akurat dari yang pernah ada sebelumnya.
Di dunia Barat, Ilmu Matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya al-Khawarizmi dibanding karya para penulis pada Abad Pertengahan. Masyarakat modern saat ini berutang budi kepada al-Khawarizmi dalam hal penggunaan bilangan Arab. Notasi penempatan bilangan dengan basis 10, penggunaan bilangan irasional dan diperkenalkannya konsep Aljabar modern, membuatnya layak menjadi figur penting dalam bidang Matematika dan revolusi perhitungan di Abad Pertengahan di daratan Eropa. Dengan penyatuan Matematika Yunani, Hindu dan mungkin Babilonia, teks Aljabar merupakan salah satu karya Islam di dunia Internasional.
(Erwyn Kurniawan, dari berbagai sumber)
Kebohongan Itu Amat Nyata
KOMPAS.com - Tidak ada yang bisa menyangkal dampak buruk pemanasan global. Frekuensi topan, badai, dan angin puting beliung di beberapa negara, termasuk Indonesia, makin sering terjadi dibandingkan 20 tahun lalu. Ini adalah bukti nyata. Seruan global pengurangan suhu global pun membahana.
Pertemuan negara-negara pemilik hutan tahun 2005 di Marakesh, Maroko, juga menyepakati pelestarian lingkungan. Tanpa seruan global, Indonesia sejak tahun 1970-an sudah mencanangkan pelestarian hutan, termasuk reboisasi.
Namun, pengurangan hutan terjadi. Faktor-faktor penyebabnya adalah pertambahan jumlah penduduk dari 120 juta orang menjadi 240 juta orang sekarang ini, ekspansi perkebunan kelapa sawit serta kepentingan bisnis yang menopang pertumbuhan ekonomi, dan penyelundupan hasil kayu ke luar negeri.
Tak semua perambahan hutan negatif karena itulah salah satu konsekuensi pembangunan ekonomi, termasuk penyediaan lahan untuk perumahan dan pabrik. Hal yang mungkin dicegah keras adalah perambahan hutan untuk ekspor gelondongan ilegal.
Hal yang mendorong tulisan ini adalah bersama negara lain pemilik hutan, Indonesia menjadi sorotan soal pelestarian demi penurunan pemanasan global. Bank Dunia tahun 2007 menyebutkan, Indonesia penghasil karbon dioksida (CO) terbesar akibat perambahan hutan, tuduhan kontroversial.
Ada beberapa hal yang mencurigakan. PBB memiliki skema pelestarian hutan, yang dinamai Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD). Pendukung REDD mengatakan, cara ini terbaik dan tercepat. REDD diperkuat pada pertemuan Kopenhagen, Denmark, Desember 2009.
Indonesia berkomitmen melakukan skema REDD. Imbalannya, Indonesia mendapatkan bantuan dari Norwegia 1 miliar dollar AS. Hal ini juga akan diterapkan di Brasil, sejumlah negara di Amerika Selatan, Asia, dan Pasifik Selatan. Sekelompok negara maju, termasuk Australia, Inggris, Denmark, Perancis, Jerman, Jepang, Swedia, dan AS, berkomitmen untuk pendanaan REDD.
Indonesia berkomitmen menanami pohon di lahan seluas 21 juta hektar untuk mengurangi 26 persen emisi rumah hijau pada 2020 dari level 1990 dan akan mengurangi 41 persen jika ada tambahan dana dari Barat.
Mengapa harus mengandalkan bantuan asing untuk reboisasi. Bukankah ada dana reboisasi?
Mengapa pendalaman skema REDD mengalami kemajuan pesat dibandingkan program utama pemanasan global? Bukankah mayoritas pemanasan global disebabkan emisi di luar kerusakan hutan? Sejumlah ahli mengatakan, kontribusi kerusakan hutan pada emisi global adalah 15 persen, selebihnya adalah emisi bahan bakar fosil, yang meningkat lebih cepat ketimbang deforestasi.
Intergovernmental Panel on Climate Change memperkirakan perubahan fungsi lahan memberikan kontribusi CO sebanyak 1,6 Gt karbon per tahun. Sebagai perbandingan, emisi bahan bakar menyumbang CO sebesar 6,3 Gt karbon.
Mengapa hutan di sejumlah negara berkembang menjadi sasaran. Organisasi Pangan Dunia (FAO) menyebutkan, deforestasi hutan global mencapai 13 juta hektar per tahun, termasuk hutan-hutan di negara kaya.
Harian India, The Times of India, edisi 28 Mei 2010, mempertanyakan, mengapa China dan India tak diikutkan dalam REDD. Pada pertemuan di Oslo, Oslo Climate and Forests Conference, 27 Mei, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg menjawab. ”Kami akan fokus pada semua hutan. Namun, kami kini masih lebih memusatkan pada pelestarian hutan yang ada saja dulu,” kata Stoltenberg.
Para peneliti terus mempertanyakan keanehan itu. ”Penanganan hutan-hutan di negara maju juga tidak kalah penting,” kata Michael Richardson dari artikelnya berjudul ”Ensuring Redd is Not Mere Pulp Fiction” di The Straits Times edisi 7 Juni. Richardson adalah peneliti di Institute of Southeast Asian Studies.
Para aktivis dan elite terkait pembangunan ekonomi dan lingkungan yang paham artikel Richardson secara implisit menyindir kecurangan Barat, yang mendambakan pertumbuhan dengan toleransi polusi dikompensasikan dengan pelestarian hutan di negara berkembang, yang paling membutuhkan pembangunan ekonomi untuk mengangkat status sosial ekonomi 1,2 miliar orang global.
Pertemuan di Bonn
Skandal makin terkuak pada pertemuan di Bonn, Jerman, 31 Mei-11 Juni, yang dihadiri perunding dari 185 negara. Pertemuan menyepakati pengurangan emisi 80-95 persen pada tahun 2050 untuk negara maju dan tak terlihat rencana untuk 2020. Basis pengurangan emisi juga bukan 1990. AS menginginkan basisnya adalah tahun 2005.
Pertemuan Bonn sukses menancapkan REDD, berupa bantuan 10 miliar dollar AS per tahun selama 2010-2012 hingga lebih dari 100 miliar dollar AS sejak tahun 2020.
Negara berkembang menilai tak ada kemajuan mendasar soal perang melawan pemanasan global. ”Diskusi tidak menyangkut esensi,” kata Kim Carstensen dari WWF International.
Ketua Delegasi Bolivia Pablo Solon mengatakan, ”Ini bukanlah debat yang kita inginkan.”
Ketua Badan PBB soal Iklim (UN Framework Convention on Climate Change) Christiana Figueres mengatakan, pemerintahan harus menghadapi tantangan ini. Yvo de Boer, yang digantikan Figueres, pesimistis. ”Kita dalam perjalanan panjang untuk mengatasi perubahan iklim,” kata De Boer.
Alden Meyer dari Union of Concerned Scientists, berbasis di AS, meledek. ”Harapan Figueres terlalu tinggi.”
Harian Inggris, The Guardian, edisi 9 Juni menuliskan hal yang lebih maut lagi. Ketimbang mengurangi emisi minimal 30-40 persen pada 2020, negara maju malah menaikkan emisi 8 persen. Hal ini dilakukan dengan melakukan trik dalam kalkulasi pengurangan emisi. Trik ini adalah penggunaan pasar karbon untuk melegalkan emisi sebanyak 30 persen di negara maju dengan kompensasi pelestarian di negara lain.
Harian yang sama edisi 8 Juni menuliskan, Barat melakukan tipuan dengan mempersembahkan data penanaman hutan, tetapi menunjukkan data penebangan nyata. ”Ini skandal yang tak punya rasa dan malapetaka bagi iklim,” kata Sean Cadman dari Climate Action Network, koalisi dari 500 kelompok lingkungan dan pembangunan dari seluruh dunia. ”Hanya Swiss yang tidak mau melakukan itu,” kata Cadman.
Demikian pula soal komitmen bantuan untuk REDD. Bantuan yang dinyatakan adalah bantuan yang sebelumnya dijanjikan diberi, tetapi dialihkan ke bantuan pelestarian hutan.
Antonio Hill dari Oxfam mengingatkan negara berkembang bahwa ada potensi bantuan itu akan menjadi utang dan akan merugikan karena bantuan REDD berasal dari bantuan yang tadinya diperuntukkan bagi peningkatan sistem kesehatan dan pendidikan. Ketua Delegasi Uni Eropa Laurent Graff membantah. ”Bantuan itu nyata dan benar-benar dipersiapkan.” (REUTERS/AP/AFP/MON)
Pertemuan negara-negara pemilik hutan tahun 2005 di Marakesh, Maroko, juga menyepakati pelestarian lingkungan. Tanpa seruan global, Indonesia sejak tahun 1970-an sudah mencanangkan pelestarian hutan, termasuk reboisasi.
Namun, pengurangan hutan terjadi. Faktor-faktor penyebabnya adalah pertambahan jumlah penduduk dari 120 juta orang menjadi 240 juta orang sekarang ini, ekspansi perkebunan kelapa sawit serta kepentingan bisnis yang menopang pertumbuhan ekonomi, dan penyelundupan hasil kayu ke luar negeri.
Tak semua perambahan hutan negatif karena itulah salah satu konsekuensi pembangunan ekonomi, termasuk penyediaan lahan untuk perumahan dan pabrik. Hal yang mungkin dicegah keras adalah perambahan hutan untuk ekspor gelondongan ilegal.
Hal yang mendorong tulisan ini adalah bersama negara lain pemilik hutan, Indonesia menjadi sorotan soal pelestarian demi penurunan pemanasan global. Bank Dunia tahun 2007 menyebutkan, Indonesia penghasil karbon dioksida (CO) terbesar akibat perambahan hutan, tuduhan kontroversial.
Ada beberapa hal yang mencurigakan. PBB memiliki skema pelestarian hutan, yang dinamai Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD). Pendukung REDD mengatakan, cara ini terbaik dan tercepat. REDD diperkuat pada pertemuan Kopenhagen, Denmark, Desember 2009.
Indonesia berkomitmen melakukan skema REDD. Imbalannya, Indonesia mendapatkan bantuan dari Norwegia 1 miliar dollar AS. Hal ini juga akan diterapkan di Brasil, sejumlah negara di Amerika Selatan, Asia, dan Pasifik Selatan. Sekelompok negara maju, termasuk Australia, Inggris, Denmark, Perancis, Jerman, Jepang, Swedia, dan AS, berkomitmen untuk pendanaan REDD.
Indonesia berkomitmen menanami pohon di lahan seluas 21 juta hektar untuk mengurangi 26 persen emisi rumah hijau pada 2020 dari level 1990 dan akan mengurangi 41 persen jika ada tambahan dana dari Barat.
Mengapa harus mengandalkan bantuan asing untuk reboisasi. Bukankah ada dana reboisasi?
Mengapa pendalaman skema REDD mengalami kemajuan pesat dibandingkan program utama pemanasan global? Bukankah mayoritas pemanasan global disebabkan emisi di luar kerusakan hutan? Sejumlah ahli mengatakan, kontribusi kerusakan hutan pada emisi global adalah 15 persen, selebihnya adalah emisi bahan bakar fosil, yang meningkat lebih cepat ketimbang deforestasi.
Intergovernmental Panel on Climate Change memperkirakan perubahan fungsi lahan memberikan kontribusi CO sebanyak 1,6 Gt karbon per tahun. Sebagai perbandingan, emisi bahan bakar menyumbang CO sebesar 6,3 Gt karbon.
Mengapa hutan di sejumlah negara berkembang menjadi sasaran. Organisasi Pangan Dunia (FAO) menyebutkan, deforestasi hutan global mencapai 13 juta hektar per tahun, termasuk hutan-hutan di negara kaya.
Harian India, The Times of India, edisi 28 Mei 2010, mempertanyakan, mengapa China dan India tak diikutkan dalam REDD. Pada pertemuan di Oslo, Oslo Climate and Forests Conference, 27 Mei, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg menjawab. ”Kami akan fokus pada semua hutan. Namun, kami kini masih lebih memusatkan pada pelestarian hutan yang ada saja dulu,” kata Stoltenberg.
Para peneliti terus mempertanyakan keanehan itu. ”Penanganan hutan-hutan di negara maju juga tidak kalah penting,” kata Michael Richardson dari artikelnya berjudul ”Ensuring Redd is Not Mere Pulp Fiction” di The Straits Times edisi 7 Juni. Richardson adalah peneliti di Institute of Southeast Asian Studies.
Para aktivis dan elite terkait pembangunan ekonomi dan lingkungan yang paham artikel Richardson secara implisit menyindir kecurangan Barat, yang mendambakan pertumbuhan dengan toleransi polusi dikompensasikan dengan pelestarian hutan di negara berkembang, yang paling membutuhkan pembangunan ekonomi untuk mengangkat status sosial ekonomi 1,2 miliar orang global.
Pertemuan di Bonn
Skandal makin terkuak pada pertemuan di Bonn, Jerman, 31 Mei-11 Juni, yang dihadiri perunding dari 185 negara. Pertemuan menyepakati pengurangan emisi 80-95 persen pada tahun 2050 untuk negara maju dan tak terlihat rencana untuk 2020. Basis pengurangan emisi juga bukan 1990. AS menginginkan basisnya adalah tahun 2005.
Pertemuan Bonn sukses menancapkan REDD, berupa bantuan 10 miliar dollar AS per tahun selama 2010-2012 hingga lebih dari 100 miliar dollar AS sejak tahun 2020.
Negara berkembang menilai tak ada kemajuan mendasar soal perang melawan pemanasan global. ”Diskusi tidak menyangkut esensi,” kata Kim Carstensen dari WWF International.
Ketua Delegasi Bolivia Pablo Solon mengatakan, ”Ini bukanlah debat yang kita inginkan.”
Ketua Badan PBB soal Iklim (UN Framework Convention on Climate Change) Christiana Figueres mengatakan, pemerintahan harus menghadapi tantangan ini. Yvo de Boer, yang digantikan Figueres, pesimistis. ”Kita dalam perjalanan panjang untuk mengatasi perubahan iklim,” kata De Boer.
Alden Meyer dari Union of Concerned Scientists, berbasis di AS, meledek. ”Harapan Figueres terlalu tinggi.”
Harian Inggris, The Guardian, edisi 9 Juni menuliskan hal yang lebih maut lagi. Ketimbang mengurangi emisi minimal 30-40 persen pada 2020, negara maju malah menaikkan emisi 8 persen. Hal ini dilakukan dengan melakukan trik dalam kalkulasi pengurangan emisi. Trik ini adalah penggunaan pasar karbon untuk melegalkan emisi sebanyak 30 persen di negara maju dengan kompensasi pelestarian di negara lain.
Harian yang sama edisi 8 Juni menuliskan, Barat melakukan tipuan dengan mempersembahkan data penanaman hutan, tetapi menunjukkan data penebangan nyata. ”Ini skandal yang tak punya rasa dan malapetaka bagi iklim,” kata Sean Cadman dari Climate Action Network, koalisi dari 500 kelompok lingkungan dan pembangunan dari seluruh dunia. ”Hanya Swiss yang tidak mau melakukan itu,” kata Cadman.
Demikian pula soal komitmen bantuan untuk REDD. Bantuan yang dinyatakan adalah bantuan yang sebelumnya dijanjikan diberi, tetapi dialihkan ke bantuan pelestarian hutan.
Antonio Hill dari Oxfam mengingatkan negara berkembang bahwa ada potensi bantuan itu akan menjadi utang dan akan merugikan karena bantuan REDD berasal dari bantuan yang tadinya diperuntukkan bagi peningkatan sistem kesehatan dan pendidikan. Ketua Delegasi Uni Eropa Laurent Graff membantah. ”Bantuan itu nyata dan benar-benar dipersiapkan.” (REUTERS/AP/AFP/MON)
Ambruknya Sistem Keuangan Global
Ambruknya Sistem Keuangan Global
Kabar bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar di dunia, Lehman Brothers, akibat krisis kredit perumahan di Amerika Serikat membuat bursa saham global terguncang pada perdagangan Senin 15 September waktu setempat. Pelaku pasar khawatir kebangkrutan lehman Brothers akan mengancam sistem keuangan global. Bursa saham Eropa melemah hingga 5 persen pada perdagangan siang hari. Di london, harga saham grup perbankan HBOS jatuh hingga 20,2 persen. Di Jerman, Commerrzbank anjlok 11,7 persen dan Deutsche Bank jatuh 8,24 persen. Dow Jones Industrial Average (DJIA) tumbang 2,53 persen beberapa saat setelah pembukaan pasar.
Di Indonesia, 8 Oktober jam 11.05 WIB Bursa Efek Indonesia melakukan suspend, penutupan transaksi di lantai bursa. Sebuah langkah yang belum pernah terjadi dalam sejarah lantai bursa di Indonesia, setelah Rusia sebelumnya juga melakukan hal yang sama. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) anjlok ke 10,38 persen. Suspend dilakukan untuk menghindari terus-menerus anjloknya harga saham karena aksi jual yang terus dilakukan investor.
Kebangkrutan Lehman Brothers
Bank investasi raksasa Lehman Brothers telah menjadi korban berikutnya dari krisis kredit macet di AS. Kejadian ini mengejutkan lantaran belum lama ini Pemerintah AS terpaksa mengambil alih raksasa pembiayaan perumahan Fannie Mae dan Freddie Mac untuk memperbaiki sistem finansial perumahan di negeri itu.
Kini, giliran bank investasi Lehman Brothers yang menjadi korban. Dalam penjelasannya, bank yang sudah berusia 158 tahun itu mengajukan kebangkrutan demi melindungi aset dan memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham. Kebangkrutan ini adalah yang terbesar dalam sejarah AS. Lehman Brothers mencatat kerugian sekitar USD 3,9 miliar pada triwulan III/2008 menyusul beberapa kejadian penghapusan buku pada aset kredit perumahan yang dipegang perusahaan itu.
Aset piutang berbasis kredit tersebut terpaksa dihapuskan dari laporan keuangan karena gagal ditagih akibat memburuknya kredit macet. Bank investasi terbesar keempat AS ini menyampaikan formulir kebangkrutan kepada United States Bankruptcy Court for the Southern District of New York pada Senin (15/9) waktu setempat.
Pengumuman kebangkrutan itu muncul stelah lehman Brothers gagal mendapatkan pembeli sebagai investor baru. Keputusan ini sekaligus menjadi akhir dramatis dari pertemuan tiga hari berturu-turut yang digelar para bankir, Bank Sentral AS, dan Departemen Keuangan AS.
Pada perkembangannya, meski pemerintah AS telah mengambil langkah penyelamatan 700 miliar dollar dan George W.Bush telah menandatangani UU Bill Out, pasar tetap merespon negatif. Harga saham terus anjlok.
Bila harga saham terus merosot, kecenderungan orang Amerika untuk memegang uang tunai akan kian menggila. Konsumen akan mengempit uang kontan untuk berjaga-jaga dan mereka berhenti berbelanja. Impor Amerika dari negara-negara lain termasuk Indonesia pun akan terhenti. Alhasil, perekonomian akan mandek dan penciutan tenaga kerja akan terus meningkat. Ujung-ujungnya, daya beli penduduk pun akan kian terkikis. Perekonomian Amerika bisa terkena double deep, yakni keluar dari krisis masuk dalam krisis yang lain.
Rapuhnya Penopang Sistem Keuangan Kapitalisme (Pasar Modal & Pasar Uang):
1. Pasar Modal (Stock Exchange)
Sesungguhnya, skandal keuangan yang terjadi pada beberapa perusahaan besar Amerika merupakan pemicu keterpurukan bursa saham Amerika atas keroposnya sistem keuangan kapitalisme. Pertumbuhan keuangan ala kapitalisme (yang bertumpu pada transaksi spekulatif di sektor non-real) memang dapat meningkatkan pertumbuhan sektor non real dengan sangat pesat. Akan tetapi, ia akan menghadapi bahaya pertumbuhan itu sendiri, yakni bahaya ?gelembung ekonomi' (bubble economy). Ini ditandai dengan meningkatnya harga saham-saham dengan pesat hingga akhirnya harga saham kelewat mahal serta melebihi kapasitas dan kemampuannya berproduksi. Pada saat yang sama, para analis saham pun terus memberikan rekomendasi beli sehingga saham diburu dan harga terus menggelembung. Pada satu saat, penggelembungan itu akan mencapai titik jenuh. Ibarat balon yang terus ditiup sampai besar, ia kahirnya meletus.
Krisis yang Berulang
Perlu juga dicatat, krisis yang terjadi sekarang merupakan krisis yang berulang. Pada minggu terakhir Oktober 1997, harga-harga saham di bursa-bursa saham utama dunia jatuh berguguran; berawal di Hongkong, lalu merembet ke Jepang, Eropa, dan akhirnya mendarat di Amerika. Anjloknya harga saham tersebut teradi secara berurutan dari satu negeri ke negeri lainnya.
Tragedi serupa terjadi pada bulan dan tahun yang sama, yakni ketika indeks harga saham di New York turun 22% dalam sehari. Indeks utama saham-saham industri Dow Jones jatuh ke titik terendah setelah Worldcom -perusahaan telekomunikasi kedua terbesar di AS- mengajukan proteksi kepailitan ke pengadilan. Disusul kebangkrutan perusahaan energi, Enron, Desember 2001. Lebih ke belakang lagi, peristiwa serupa pernah terjadi pula pada tahun 1929. ketika itu, jatuhnya nilai saham di Amerika telah menimbulkan depresi ekonomi yang sangat parah sehingga menimbulkan kemelaratan, kelaparan, dan kesengsaraan yang berkelanjutan. Akhirnya, Presiden Roosevelt memutuskan untuk melibatkan Amerika dalam kancah Perang Dunia II dalam rangka membangkitkan Amerika dengan cara memproduksi kebutuhan-kebutuhan perang yang sangat besar.
2. Pasar Uang (Money Market)
Terjebak di Sektor Non-real
Krisis yang terjadi di bursa saham di atas, telah cukup menggambarkan bahwa sistem keuangan ekonomi yang ditopang kuat oleh sektor non-real yang sangat kental dengan bisnis spekulatif sama sekali tidak mendukung terhadap pertumbuhan ekonomi di sektor real.
Sebagaimana diketahui, sistem Pasar Modal tidak akan berfungsi dan berkembang tanpa adanya dukungan sistem-sistem pokok perekonomian lainnya seperti Perseroan terbatas (PT), sistem perbankan ribawi, dan sistem uang kertas inconvertible. Ketiga sistem tresbut secara sinergis membagi perekonomian kapitalisme menjadi dua sektor: (1) sektor real, yang diadalamnya terdapat aspek produksi serta pemasaran barang dan jasa sewcara real; (2) sektor ekonomi modal/kapital, yang oleh kebanyakan orang disebut sektor non real, yang didalamnya terdapat aspek penerbitan dan jual beli surat-surat berharga yang beraneka ragam.
Saat ini, perdagangan di sektor non real ini telah sedemikian jauhnya, sehingga nilai transaksinya berlipat ganda melebihi nilai sektor real. Hampir semua negara di dunia ini terjangkit bisnis spekulatif seperti perdagangan surat berharga/utang di bursa saham (stock exchange) berupa saham, obligasi (bonds), commercial paper, promissory notes dsb; perdagangan uang di pasar uang (money market); serta perdagangan derivatif di bursa berjangka.
Mengapa sektor nonreal ini bergerak dengan sangat cepat bisa ditelusuri sejak awal tahun 1980. Dalam rangka meningkatkan kapasitas permodalan, perusahaan-perusahaan multinasional di Amerika mulai memanfaatkan dana-dana menganggur yang berada di lembaga-lembaga dana pensiun, asuransi, dsb; juga memburu dana murah di pasar modal atau bermain valuta asing di pasar uang. Cara ini kemudian menjalar ke negara-negera industri lainnya di Eropa dan Jepang, kemudian ke negara-negara industri baru seperti Singapura, Hongkong, dsb hingga terus bergulir ke semua negara sampai ke level perusahaan. Tindakan tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan arus moneter yang luar biasa dahsyatnya tanpa diimbangi oleh peningkatan arus barang dan jasa.
Data menunjukkan bahwa realitas perdagangan uang (sektor non real) dunia telah berlipat sekitar 80 kali dibandingkan dengan sektor real. Hal ini merupakan fenomena "keterkaitan" antara sebagian besar perputaran uang dengan arus barang dan jasa. Ini berarti telah terjadi secara global apa yang disebut bubble economy (gelembung balon ekonomi), karena kegiatan ekonomi dunia didominasi oleh kegiatan sektor non real yang spekulatif. Dalam satu hari saja sudah sekitar 1-2 triliun dollar AS dana spekulasi tersebut gentayangan mencari tempat yang paling menguntungkan di dunia. Dalam hitungan setahun, arus uang berjumlah sekitar 700 triliun dollar AS dalam bentuk stock of financial assets seperti company stocks, derifatives, dan government bonds, commercial paper, dsb.
Sementara itu, hanya sekitar 7 triliun saja nilai arus barang dan jasa yang diperdagangkan atau hanya seperseratusnya. Sektor non real berlipat kali lebih besar daripada nilai total barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh aktifitas ekonomi negeri-negeri kapitalis maju. Ini kemudian melahirkan raksasa-raksasa financial Amerika sebagai transnational company seperti the Rockefellers, Mellons, Morgans, DuPonts, Whitneys, Warbrugs, Vanderbilts, Goldman Sach, Lehman Brothers, dan masih banyak lagi. Mereka bukan saja menguasai bank-bank dan perusahaan-perusahaan asuransi, namun juga perusahaan-perusahaan industri; tidak saja di Amerika, tetapi juga di dunia.
Dari sini sekaligus kita dapat mengetahui betapa timpangnya perbandingan sektor non real dan sektor real, jauh dari harapan ekspektasi pertumbuhan ekonomi; betapa pula pertumbuhan ekonomi versi kapitalisme hanya merupakan pertumbuhan semu, bukan pertumbuhan sebenarnya.
Lebih runyam lagi, dengan desakan globalisasi dan liberalisasi yang kita terima secara taken for granted itu, pemanfaatan dana-dana untuk spekulasi dalam kegiatan pasar modal dan uang semakin intensif. Dengan begitu, semakin terbuka sektor moneternya (pasar uang dan pasar modal) suatu negara, akan semakin tinggi resiko perekonomiannya terhadap segala gejolak ekonomi eksternal. Inilah yang terjadi di Indonesia. Dampak yang tidak menguntungkan dari kondisi tersbut adalah ketergantungan ekonomi negara-negara berkembang terhadap permainan pihak asing. Kondisi ini diperparah oleh ketentuan-ketentuan WTO yang telah menjerumuskan negara-negara berkembang ke dalam situasi ketergantungan pada kekuatan ekonomi asing.
Bersamaan dengan itu, maraknya fenomena kegiatan ekonomi dan bisnis spekulatif (terutama di dunia pasar modal, pasar valuta asing) membuat dunia dibayangi hantu bubble economy, yaitu gelembung ekonomi yang besar dalam perhitungan kuantitas moneternya -namun tak diimbangi oleh sektor real, bahkan sektor real amat jauh ketinggalan- sehingga sewaktu-waktu akan meletus.
Dengan demikian, kita dapat membayangkan rapuhnya jaringan keuangan dan perdagangan sistem kapitalisme yang saat ini telah menggurita di seluruh dunia. Dasar-dasar sistem keuangan dan perdagangannya lebih banyak dipenuhi oleh angan-angan dan khayalan. Ini terbukti dengan makin menggelembungnya sektor non real ratusan kali lipat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor real. Jaringan keuangan dan perdagangan mereka bagaikan jaring laba-laba, sangat rapuh dan kehancurannya adalah sesuatu yang niscaya tinggal menunggu waktu.
Ambruknya sistem keuangan global yang kesekian kalinya ini, akan menjadi salah satu catatan sejarah dalam peristiwa peralihan pemegang peradaban dunia, dari kapitalisme ke Islam, Insya Allah.
Sistem Ekonomi Islam: Hanya Berbasis pada Sektor Real
Dalam kehidupan ekonomi Islam, setiap transaksi perdagangan harus dijauhkan dari unsur-unsur spekulatif, riba, gharar, majhul, dharar, mengandung penipuan, dan yang sejenisnya. Unsur-unsur tersebut diatas, sebagian besarnya tergolong aktifitas-aktifitas non real. Sebagian lainnya mengandung ketidakjelasan pemilikan. Sisanya mengandung kemungkina munculnya perselisihan. Islam telah meletakkan transaksi antar dua pihak sebagai sesuatu yang menguntungkan keduanya; memperoleh manfaat yang real dengan memberikan kompensasi yang juga bersifat real. Transaksinya bersifat jelas, transparan, dan bermanfaat. Karena itu, dalam transaksi perdagangan dan keuangan, apapun bentuknya, aspek-aspek non real dicela dan dicampakkan. Sedangkan sektor real memperoleh dorongan, perlindungan, dan pujian.
Hal itu tampak dalam instrumen-instumen ekonomi berikut:
1. Islam telah menjadikan standar mata uang berbasis pada sistem dua logam, yaitu emas dan perak. Sejak masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik ibn Marwan, mata uang Islam telah dicetak dan diterbitkan (tahun 77 H). Artinya, nilai nominal yang tercantum pada mata uang benar-benar dijamin secara real dengan zat uang tersebut.
2. Islam telah mengharamkan aktifitas riba, apapun jenisnya; melaknat/mencela para pelakunya. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang beriman" QS Al Baqarah 278. Berdasarkan hal ini, transaksi riba yang tampak dalam sistem keuangan dan perbankan konvensional (dengan adanya bunga bank), seluruhnya diharamkan secara pasti; termasuk transaksi-transaksi derivative yang biasa terjadi di pasar-pasar uang maupun pasar-pasar bursa. Penggelembungan harga saham maupun uang adalah tindakan riba.
3. Transaksi spekulatif, kotor, dan menjijikkan, nyata-nyata diharamkan oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khamr, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan" (QS Al maidah 90).
4. Transaksi perdagangan maupun keuangan yang mengandung dharar/bahaya (kemadaratan), baik bagi individu maupun bagi masyarakat, harus dihentikan dan dibuang jauh-jauh.
5. Islam melarang Al-Ghasy, yaitu transaksi yang mengandung penipuan, pengkhianatan, rekayasa, dan manipulasi.
6. Islam melarang transaksi perdagangan maupun keuangan yang belum memenuhi syarat-syarat keuangan yang belum sempurnanya kepemilikan seperti yang biasa dilakukan dalam future trading.
Seluruh jenis transaksi yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya ini tergolong ke dalam transaksi-transaksi non real atau dzalim yang dapat mengakibatkan dharar/bahaya bagi masyarakat dan negara, memunculkan high cost dalam ekonomi, serta bermuara pada bencana dan kesengasaraan pada umat manusia. Sifat-sifat tersebut melekat dalam sistem ekonomi kapitalis dengan berbagai jenis transaksinya. Konsekuensi bagi negara dan masyarakat yang menganut atau tunduk dan membebek pada sistem ekonomi kapitalis yang dipaksakan oleh negara-negara Barat adalah kehancuran ekonomi dan kesengsaraan hidup.
Sayangnya, para penguasa negeri-negeri Muslim saat ini lebih suka mengekor di belakang sistem kapitalis Barat yang terbukti mengengsarakan dan rusak. Karena itu, sistem ekonomi Islam yang berbasis pada sektor real hanya mampu dilakukan oleh negara yang berani menghadapi sistem ekonomi kapitalis. Tak sekedar menjalankan sistem ekonomi, namun ditopang juga oleh sistem politik yang kuat. Hal itu dapat dijalankan hanya dengan mewujudkan terlebih dulu Negara Khilafah Islamiyah.
Pengirim:
Andi
Perum Jatijajar A4/14, Depok
Telp 021-68795598
Kabar bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar di dunia, Lehman Brothers, akibat krisis kredit perumahan di Amerika Serikat membuat bursa saham global terguncang pada perdagangan Senin 15 September waktu setempat. Pelaku pasar khawatir kebangkrutan lehman Brothers akan mengancam sistem keuangan global. Bursa saham Eropa melemah hingga 5 persen pada perdagangan siang hari. Di london, harga saham grup perbankan HBOS jatuh hingga 20,2 persen. Di Jerman, Commerrzbank anjlok 11,7 persen dan Deutsche Bank jatuh 8,24 persen. Dow Jones Industrial Average (DJIA) tumbang 2,53 persen beberapa saat setelah pembukaan pasar.
Di Indonesia, 8 Oktober jam 11.05 WIB Bursa Efek Indonesia melakukan suspend, penutupan transaksi di lantai bursa. Sebuah langkah yang belum pernah terjadi dalam sejarah lantai bursa di Indonesia, setelah Rusia sebelumnya juga melakukan hal yang sama. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) anjlok ke 10,38 persen. Suspend dilakukan untuk menghindari terus-menerus anjloknya harga saham karena aksi jual yang terus dilakukan investor.
Kebangkrutan Lehman Brothers
Bank investasi raksasa Lehman Brothers telah menjadi korban berikutnya dari krisis kredit macet di AS. Kejadian ini mengejutkan lantaran belum lama ini Pemerintah AS terpaksa mengambil alih raksasa pembiayaan perumahan Fannie Mae dan Freddie Mac untuk memperbaiki sistem finansial perumahan di negeri itu.
Kini, giliran bank investasi Lehman Brothers yang menjadi korban. Dalam penjelasannya, bank yang sudah berusia 158 tahun itu mengajukan kebangkrutan demi melindungi aset dan memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham. Kebangkrutan ini adalah yang terbesar dalam sejarah AS. Lehman Brothers mencatat kerugian sekitar USD 3,9 miliar pada triwulan III/2008 menyusul beberapa kejadian penghapusan buku pada aset kredit perumahan yang dipegang perusahaan itu.
Aset piutang berbasis kredit tersebut terpaksa dihapuskan dari laporan keuangan karena gagal ditagih akibat memburuknya kredit macet. Bank investasi terbesar keempat AS ini menyampaikan formulir kebangkrutan kepada United States Bankruptcy Court for the Southern District of New York pada Senin (15/9) waktu setempat.
Pengumuman kebangkrutan itu muncul stelah lehman Brothers gagal mendapatkan pembeli sebagai investor baru. Keputusan ini sekaligus menjadi akhir dramatis dari pertemuan tiga hari berturu-turut yang digelar para bankir, Bank Sentral AS, dan Departemen Keuangan AS.
Pada perkembangannya, meski pemerintah AS telah mengambil langkah penyelamatan 700 miliar dollar dan George W.Bush telah menandatangani UU Bill Out, pasar tetap merespon negatif. Harga saham terus anjlok.
Bila harga saham terus merosot, kecenderungan orang Amerika untuk memegang uang tunai akan kian menggila. Konsumen akan mengempit uang kontan untuk berjaga-jaga dan mereka berhenti berbelanja. Impor Amerika dari negara-negara lain termasuk Indonesia pun akan terhenti. Alhasil, perekonomian akan mandek dan penciutan tenaga kerja akan terus meningkat. Ujung-ujungnya, daya beli penduduk pun akan kian terkikis. Perekonomian Amerika bisa terkena double deep, yakni keluar dari krisis masuk dalam krisis yang lain.
Rapuhnya Penopang Sistem Keuangan Kapitalisme (Pasar Modal & Pasar Uang):
1. Pasar Modal (Stock Exchange)
Sesungguhnya, skandal keuangan yang terjadi pada beberapa perusahaan besar Amerika merupakan pemicu keterpurukan bursa saham Amerika atas keroposnya sistem keuangan kapitalisme. Pertumbuhan keuangan ala kapitalisme (yang bertumpu pada transaksi spekulatif di sektor non-real) memang dapat meningkatkan pertumbuhan sektor non real dengan sangat pesat. Akan tetapi, ia akan menghadapi bahaya pertumbuhan itu sendiri, yakni bahaya ?gelembung ekonomi' (bubble economy). Ini ditandai dengan meningkatnya harga saham-saham dengan pesat hingga akhirnya harga saham kelewat mahal serta melebihi kapasitas dan kemampuannya berproduksi. Pada saat yang sama, para analis saham pun terus memberikan rekomendasi beli sehingga saham diburu dan harga terus menggelembung. Pada satu saat, penggelembungan itu akan mencapai titik jenuh. Ibarat balon yang terus ditiup sampai besar, ia kahirnya meletus.
Krisis yang Berulang
Perlu juga dicatat, krisis yang terjadi sekarang merupakan krisis yang berulang. Pada minggu terakhir Oktober 1997, harga-harga saham di bursa-bursa saham utama dunia jatuh berguguran; berawal di Hongkong, lalu merembet ke Jepang, Eropa, dan akhirnya mendarat di Amerika. Anjloknya harga saham tersebut teradi secara berurutan dari satu negeri ke negeri lainnya.
Tragedi serupa terjadi pada bulan dan tahun yang sama, yakni ketika indeks harga saham di New York turun 22% dalam sehari. Indeks utama saham-saham industri Dow Jones jatuh ke titik terendah setelah Worldcom -perusahaan telekomunikasi kedua terbesar di AS- mengajukan proteksi kepailitan ke pengadilan. Disusul kebangkrutan perusahaan energi, Enron, Desember 2001. Lebih ke belakang lagi, peristiwa serupa pernah terjadi pula pada tahun 1929. ketika itu, jatuhnya nilai saham di Amerika telah menimbulkan depresi ekonomi yang sangat parah sehingga menimbulkan kemelaratan, kelaparan, dan kesengsaraan yang berkelanjutan. Akhirnya, Presiden Roosevelt memutuskan untuk melibatkan Amerika dalam kancah Perang Dunia II dalam rangka membangkitkan Amerika dengan cara memproduksi kebutuhan-kebutuhan perang yang sangat besar.
2. Pasar Uang (Money Market)
Terjebak di Sektor Non-real
Krisis yang terjadi di bursa saham di atas, telah cukup menggambarkan bahwa sistem keuangan ekonomi yang ditopang kuat oleh sektor non-real yang sangat kental dengan bisnis spekulatif sama sekali tidak mendukung terhadap pertumbuhan ekonomi di sektor real.
Sebagaimana diketahui, sistem Pasar Modal tidak akan berfungsi dan berkembang tanpa adanya dukungan sistem-sistem pokok perekonomian lainnya seperti Perseroan terbatas (PT), sistem perbankan ribawi, dan sistem uang kertas inconvertible. Ketiga sistem tresbut secara sinergis membagi perekonomian kapitalisme menjadi dua sektor: (1) sektor real, yang diadalamnya terdapat aspek produksi serta pemasaran barang dan jasa sewcara real; (2) sektor ekonomi modal/kapital, yang oleh kebanyakan orang disebut sektor non real, yang didalamnya terdapat aspek penerbitan dan jual beli surat-surat berharga yang beraneka ragam.
Saat ini, perdagangan di sektor non real ini telah sedemikian jauhnya, sehingga nilai transaksinya berlipat ganda melebihi nilai sektor real. Hampir semua negara di dunia ini terjangkit bisnis spekulatif seperti perdagangan surat berharga/utang di bursa saham (stock exchange) berupa saham, obligasi (bonds), commercial paper, promissory notes dsb; perdagangan uang di pasar uang (money market); serta perdagangan derivatif di bursa berjangka.
Mengapa sektor nonreal ini bergerak dengan sangat cepat bisa ditelusuri sejak awal tahun 1980. Dalam rangka meningkatkan kapasitas permodalan, perusahaan-perusahaan multinasional di Amerika mulai memanfaatkan dana-dana menganggur yang berada di lembaga-lembaga dana pensiun, asuransi, dsb; juga memburu dana murah di pasar modal atau bermain valuta asing di pasar uang. Cara ini kemudian menjalar ke negara-negera industri lainnya di Eropa dan Jepang, kemudian ke negara-negara industri baru seperti Singapura, Hongkong, dsb hingga terus bergulir ke semua negara sampai ke level perusahaan. Tindakan tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan arus moneter yang luar biasa dahsyatnya tanpa diimbangi oleh peningkatan arus barang dan jasa.
Data menunjukkan bahwa realitas perdagangan uang (sektor non real) dunia telah berlipat sekitar 80 kali dibandingkan dengan sektor real. Hal ini merupakan fenomena "keterkaitan" antara sebagian besar perputaran uang dengan arus barang dan jasa. Ini berarti telah terjadi secara global apa yang disebut bubble economy (gelembung balon ekonomi), karena kegiatan ekonomi dunia didominasi oleh kegiatan sektor non real yang spekulatif. Dalam satu hari saja sudah sekitar 1-2 triliun dollar AS dana spekulasi tersebut gentayangan mencari tempat yang paling menguntungkan di dunia. Dalam hitungan setahun, arus uang berjumlah sekitar 700 triliun dollar AS dalam bentuk stock of financial assets seperti company stocks, derifatives, dan government bonds, commercial paper, dsb.
Sementara itu, hanya sekitar 7 triliun saja nilai arus barang dan jasa yang diperdagangkan atau hanya seperseratusnya. Sektor non real berlipat kali lebih besar daripada nilai total barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh aktifitas ekonomi negeri-negeri kapitalis maju. Ini kemudian melahirkan raksasa-raksasa financial Amerika sebagai transnational company seperti the Rockefellers, Mellons, Morgans, DuPonts, Whitneys, Warbrugs, Vanderbilts, Goldman Sach, Lehman Brothers, dan masih banyak lagi. Mereka bukan saja menguasai bank-bank dan perusahaan-perusahaan asuransi, namun juga perusahaan-perusahaan industri; tidak saja di Amerika, tetapi juga di dunia.
Dari sini sekaligus kita dapat mengetahui betapa timpangnya perbandingan sektor non real dan sektor real, jauh dari harapan ekspektasi pertumbuhan ekonomi; betapa pula pertumbuhan ekonomi versi kapitalisme hanya merupakan pertumbuhan semu, bukan pertumbuhan sebenarnya.
Lebih runyam lagi, dengan desakan globalisasi dan liberalisasi yang kita terima secara taken for granted itu, pemanfaatan dana-dana untuk spekulasi dalam kegiatan pasar modal dan uang semakin intensif. Dengan begitu, semakin terbuka sektor moneternya (pasar uang dan pasar modal) suatu negara, akan semakin tinggi resiko perekonomiannya terhadap segala gejolak ekonomi eksternal. Inilah yang terjadi di Indonesia. Dampak yang tidak menguntungkan dari kondisi tersbut adalah ketergantungan ekonomi negara-negara berkembang terhadap permainan pihak asing. Kondisi ini diperparah oleh ketentuan-ketentuan WTO yang telah menjerumuskan negara-negara berkembang ke dalam situasi ketergantungan pada kekuatan ekonomi asing.
Bersamaan dengan itu, maraknya fenomena kegiatan ekonomi dan bisnis spekulatif (terutama di dunia pasar modal, pasar valuta asing) membuat dunia dibayangi hantu bubble economy, yaitu gelembung ekonomi yang besar dalam perhitungan kuantitas moneternya -namun tak diimbangi oleh sektor real, bahkan sektor real amat jauh ketinggalan- sehingga sewaktu-waktu akan meletus.
Dengan demikian, kita dapat membayangkan rapuhnya jaringan keuangan dan perdagangan sistem kapitalisme yang saat ini telah menggurita di seluruh dunia. Dasar-dasar sistem keuangan dan perdagangannya lebih banyak dipenuhi oleh angan-angan dan khayalan. Ini terbukti dengan makin menggelembungnya sektor non real ratusan kali lipat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor real. Jaringan keuangan dan perdagangan mereka bagaikan jaring laba-laba, sangat rapuh dan kehancurannya adalah sesuatu yang niscaya tinggal menunggu waktu.
Ambruknya sistem keuangan global yang kesekian kalinya ini, akan menjadi salah satu catatan sejarah dalam peristiwa peralihan pemegang peradaban dunia, dari kapitalisme ke Islam, Insya Allah.
Sistem Ekonomi Islam: Hanya Berbasis pada Sektor Real
Dalam kehidupan ekonomi Islam, setiap transaksi perdagangan harus dijauhkan dari unsur-unsur spekulatif, riba, gharar, majhul, dharar, mengandung penipuan, dan yang sejenisnya. Unsur-unsur tersebut diatas, sebagian besarnya tergolong aktifitas-aktifitas non real. Sebagian lainnya mengandung ketidakjelasan pemilikan. Sisanya mengandung kemungkina munculnya perselisihan. Islam telah meletakkan transaksi antar dua pihak sebagai sesuatu yang menguntungkan keduanya; memperoleh manfaat yang real dengan memberikan kompensasi yang juga bersifat real. Transaksinya bersifat jelas, transparan, dan bermanfaat. Karena itu, dalam transaksi perdagangan dan keuangan, apapun bentuknya, aspek-aspek non real dicela dan dicampakkan. Sedangkan sektor real memperoleh dorongan, perlindungan, dan pujian.
Hal itu tampak dalam instrumen-instumen ekonomi berikut:
1. Islam telah menjadikan standar mata uang berbasis pada sistem dua logam, yaitu emas dan perak. Sejak masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik ibn Marwan, mata uang Islam telah dicetak dan diterbitkan (tahun 77 H). Artinya, nilai nominal yang tercantum pada mata uang benar-benar dijamin secara real dengan zat uang tersebut.
2. Islam telah mengharamkan aktifitas riba, apapun jenisnya; melaknat/mencela para pelakunya. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang beriman" QS Al Baqarah 278. Berdasarkan hal ini, transaksi riba yang tampak dalam sistem keuangan dan perbankan konvensional (dengan adanya bunga bank), seluruhnya diharamkan secara pasti; termasuk transaksi-transaksi derivative yang biasa terjadi di pasar-pasar uang maupun pasar-pasar bursa. Penggelembungan harga saham maupun uang adalah tindakan riba.
3. Transaksi spekulatif, kotor, dan menjijikkan, nyata-nyata diharamkan oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khamr, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan" (QS Al maidah 90).
4. Transaksi perdagangan maupun keuangan yang mengandung dharar/bahaya (kemadaratan), baik bagi individu maupun bagi masyarakat, harus dihentikan dan dibuang jauh-jauh.
5. Islam melarang Al-Ghasy, yaitu transaksi yang mengandung penipuan, pengkhianatan, rekayasa, dan manipulasi.
6. Islam melarang transaksi perdagangan maupun keuangan yang belum memenuhi syarat-syarat keuangan yang belum sempurnanya kepemilikan seperti yang biasa dilakukan dalam future trading.
Seluruh jenis transaksi yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya ini tergolong ke dalam transaksi-transaksi non real atau dzalim yang dapat mengakibatkan dharar/bahaya bagi masyarakat dan negara, memunculkan high cost dalam ekonomi, serta bermuara pada bencana dan kesengasaraan pada umat manusia. Sifat-sifat tersebut melekat dalam sistem ekonomi kapitalis dengan berbagai jenis transaksinya. Konsekuensi bagi negara dan masyarakat yang menganut atau tunduk dan membebek pada sistem ekonomi kapitalis yang dipaksakan oleh negara-negara Barat adalah kehancuran ekonomi dan kesengsaraan hidup.
Sayangnya, para penguasa negeri-negeri Muslim saat ini lebih suka mengekor di belakang sistem kapitalis Barat yang terbukti mengengsarakan dan rusak. Karena itu, sistem ekonomi Islam yang berbasis pada sektor real hanya mampu dilakukan oleh negara yang berani menghadapi sistem ekonomi kapitalis. Tak sekedar menjalankan sistem ekonomi, namun ditopang juga oleh sistem politik yang kuat. Hal itu dapat dijalankan hanya dengan mewujudkan terlebih dulu Negara Khilafah Islamiyah.
Pengirim:
Andi
Perum Jatijajar A4/14, Depok
Telp 021-68795598
Sejarah singkat emas
1. Sebenarnya mata uang emas itu bukan asli milik orang Islam. Jauh sebelum islam ada dunia sudah mengenal mata uang emas. Yunani dan Romawi menggunakan Dinar, Persia menggunakan Dirham. Jepang, Cina, Indonesia dulu juga pake mata uang emas. Bahkan sampe abad ke 18 masing menggunakan emas. dan 1 gram emas jaman Romawi sampe sekarang tetap 1 gram, bahkan sampe kiamat pun tetap 1 gram emas.
2. Sejarah uang kertas dimulai dari tempat penitipan emas (cikal bakal bank, Zaim Saidi, Umar Ibrahim Vadillo) kemudian orang yang menitipkan diberi nota atau promisory note sejumlah yang dititipkan. Karena jumlah yang dititipkan semakin banyak maka pemilik penitipan mulai tidak amanah dengan mengeluarkan nota ganda yang akhirnya lama-kelamaan digunakan sebagai alat beli. Nota-nota ganda semakin banyak dikeluarkan mengingat keuntungan yang diraih dari hanya menjual nota begitu besar. Tetapi ketika pemilik barang mengambil barangnya nota-nota itu tetap beredar.
Dalam hukum jual beli menurut Islam adalah barang yang dibeli harus ditukar dengan barang yang senilai untuk membayarnya.
1 kg beras misalkan senilai 2 kg jagung. ini sah menurut islam. karena jagung mengandung nilai instrinsik juga sedangkan berbedaan nilai 1 kg dengan 2 kg hanyalah suatu konversi (perbandingan). Sehingga kenapa ketika membeli 1 kg beras dengan uang kertas bertuliskan Rp. 5000 tidak boleh karena nilai instrinsik kertas itu tidak sesuai dengan 1 kg beras itu. coba potong kertas putih seukuran uang 5000 dengan gramasi sama jualah kertas itu laku nggak ? pasti tidak laku. nilai 5000 kan hanya tulisan yang disahkan oleh pemerintah dengan pemaksaan undang-undang. Dengan demikian hukum membeli barang dengan uang kertas adalah bathil karena tidak adil.
3. Riba artinya lebih. Memberikan sesuatu melebih nilai asalnya adalah riba. Riba pun dibagi 2 (silakan baca di blog islamhariini atau bukunya zaim saidi atau Prof Umar Ibrahim Vadillo).
Kenapa uang kertas riba ? Karena nilai instrinsik kertas tadi ya senilai kertas. Dia bernilai karena ada tulisannya dan disahkan dan ditandatangani negara. Padahal ongkos mencetak tulisan sekaligus bahan kertasnya mulai 1000, 5000, 10000, dst adalh sama. kurang lebih beberapa ratus rupiah saja. Katakanlah ongkos cetak uang 10000 hanya 200 perak berapa keuntungan yang didapatkan ? 9800 tanpa usaha apapun kalikan saja jumlah pecahan 10000 yang beredar. Menurut anda ini riba apa bukan ? barang yang hanya senilai 500 bisa beli katankanlah 1 porsi di McD?, atau bahkan mobil, rumah, dsb.
4. Hal diataslah yang membuat bisnis uang itu begitu menguntungkan. Seperti perbankan tadi. BI bisa mencetak berapapun uang tanpa ada basis emas. Ini sama artinya mencetak uang dari udara kosong. Kalo nggak percaya tanya deh ke BI jumlah uang yang beredar apakah sesuai dengan jumlah cadangan emas yang ada ? Seperti yang saya bilang asal uang kertas hanyalah nota titipan emas. Logikanya jika sekarang cadangannya ndak ada berarti uang yang kita pake sebenarnya hanyalah nota belaka. yang kalo orang waras tidak akan mau barangnya dibeli dengan nota.
5. Bahkan salah seorang Presiden Amerika mengucapkan "Seandainya rakyat tahu cara kerjanya uang kertas maka akan terjadi revolusi esok hari"
6. Krisis global diakibatkan (sudah pasti) peredaran uang kertas yang melebihi batas sehingga menimbulkan efek balon. Bayangkan nilai perdagangan real (barang dan jasa) dunia per hari hanya $ 2 triliun. Sedangkan perdangan uang (money makes money) nilainya 40 kali atau $80 triliun per hari. Sangat jomplang khan makanya hari ini inflasi dimana-mana. Nanti suatu saat nilai uang satu gerobak sayur masih tidak lebih berharga dari gerobaknya sendiri.
sumber:detik forum
2. Sejarah uang kertas dimulai dari tempat penitipan emas (cikal bakal bank, Zaim Saidi, Umar Ibrahim Vadillo) kemudian orang yang menitipkan diberi nota atau promisory note sejumlah yang dititipkan. Karena jumlah yang dititipkan semakin banyak maka pemilik penitipan mulai tidak amanah dengan mengeluarkan nota ganda yang akhirnya lama-kelamaan digunakan sebagai alat beli. Nota-nota ganda semakin banyak dikeluarkan mengingat keuntungan yang diraih dari hanya menjual nota begitu besar. Tetapi ketika pemilik barang mengambil barangnya nota-nota itu tetap beredar.
Dalam hukum jual beli menurut Islam adalah barang yang dibeli harus ditukar dengan barang yang senilai untuk membayarnya.
1 kg beras misalkan senilai 2 kg jagung. ini sah menurut islam. karena jagung mengandung nilai instrinsik juga sedangkan berbedaan nilai 1 kg dengan 2 kg hanyalah suatu konversi (perbandingan). Sehingga kenapa ketika membeli 1 kg beras dengan uang kertas bertuliskan Rp. 5000 tidak boleh karena nilai instrinsik kertas itu tidak sesuai dengan 1 kg beras itu. coba potong kertas putih seukuran uang 5000 dengan gramasi sama jualah kertas itu laku nggak ? pasti tidak laku. nilai 5000 kan hanya tulisan yang disahkan oleh pemerintah dengan pemaksaan undang-undang. Dengan demikian hukum membeli barang dengan uang kertas adalah bathil karena tidak adil.
3. Riba artinya lebih. Memberikan sesuatu melebih nilai asalnya adalah riba. Riba pun dibagi 2 (silakan baca di blog islamhariini atau bukunya zaim saidi atau Prof Umar Ibrahim Vadillo).
Kenapa uang kertas riba ? Karena nilai instrinsik kertas tadi ya senilai kertas. Dia bernilai karena ada tulisannya dan disahkan dan ditandatangani negara. Padahal ongkos mencetak tulisan sekaligus bahan kertasnya mulai 1000, 5000, 10000, dst adalh sama. kurang lebih beberapa ratus rupiah saja. Katakanlah ongkos cetak uang 10000 hanya 200 perak berapa keuntungan yang didapatkan ? 9800 tanpa usaha apapun kalikan saja jumlah pecahan 10000 yang beredar. Menurut anda ini riba apa bukan ? barang yang hanya senilai 500 bisa beli katankanlah 1 porsi di McD?, atau bahkan mobil, rumah, dsb.
4. Hal diataslah yang membuat bisnis uang itu begitu menguntungkan. Seperti perbankan tadi. BI bisa mencetak berapapun uang tanpa ada basis emas. Ini sama artinya mencetak uang dari udara kosong. Kalo nggak percaya tanya deh ke BI jumlah uang yang beredar apakah sesuai dengan jumlah cadangan emas yang ada ? Seperti yang saya bilang asal uang kertas hanyalah nota titipan emas. Logikanya jika sekarang cadangannya ndak ada berarti uang yang kita pake sebenarnya hanyalah nota belaka. yang kalo orang waras tidak akan mau barangnya dibeli dengan nota.
5. Bahkan salah seorang Presiden Amerika mengucapkan "Seandainya rakyat tahu cara kerjanya uang kertas maka akan terjadi revolusi esok hari"
6. Krisis global diakibatkan (sudah pasti) peredaran uang kertas yang melebihi batas sehingga menimbulkan efek balon. Bayangkan nilai perdagangan real (barang dan jasa) dunia per hari hanya $ 2 triliun. Sedangkan perdangan uang (money makes money) nilainya 40 kali atau $80 triliun per hari. Sangat jomplang khan makanya hari ini inflasi dimana-mana. Nanti suatu saat nilai uang satu gerobak sayur masih tidak lebih berharga dari gerobaknya sendiri.
sumber:detik forum
Sistem Moneter Islam 3
Kembali ke Sistem Moneter Islam adalah Solusinya
Kesalahan pandangan terhadap kedudukan uang yang tidah hanya berfungsi sebagai alat tukar tapi juga sebagai komoditi, serta pembuatan mata uang tidak menggunakan basis emas atau perak sehingga nilai nominal tidak menyatu dengan nilai intrinsiknya, inilah yang menjadi biang dari segala keruwetan ekonomi kapitalis.
Mengatasi krisis ekonomi yang hingga kini masih terus berlangsung, di samping harus menata sektor riil, yang paling penting adalah meluruskan pandangan keliru tadi. Bila uang dikembalikan kepada fungsinya sebagai alat tukar saja, lantas mata uang dicetak dengan basis emas dan perak (dinar dan dirham), maka ekonomi akan betul-betul digerakkan oleh hanya sektor riil saja. Tidak akan ada sektor non riil (dalam arti orang berusaha menarik keuntungan dari mengkomoditaskan uang dalam pasar uang, bank, pasar modal dan sebagainya). Kalaupun ada usaha di sektor keuangan, itu tidaklah lebih sekedar katakanlah menyediakan uang untuk modal usaha yang diatur dengan sistem yang benar (misalnya bagi hasil). Dengan cara itu, sistem ekonomi yang bertumpu pada sektor riil akan berjalan mantap, tidak mudah goyang atau digoyang seperti saat ini. Disinilah keunggulan sistem ekonomi Islam.
Islam dengan pandangan yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Tahu, mengajarkan untuk hanya memfungsikan uang sebagai alat tukar saja. Maka dimana uang beredar, ia pasti hanya akan bertemu dengan barang dan jasa. Semakin banyak uang beredar, semakin banyak pula barang dan jasa yang diproduksi dan diserap pasar. Akibatnya pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat, tanpa ada kekhawatiran terjadi kolaps seperti pertumbuhan ekonomi dalam sistem Kapatalis yang bersifat siklik itu.
Sebagai sebuah mabda, Islam memiliki pandangan yang khas mengenai sistem moneter. Syekh Abdul Qodim Zallum dalam kitab al Amwal fi Daulati al Khilafah mengatakan bahwa sistem moneter adalah sekumpulan kaidah pengadaan dan pengaturan keuangan dalam suatu negara. Yang paling penting dalam setiap keuangan adalah penentuan satuan dasar keuangan dimana kepada satuan itu dinisbahkan seluruh nilai berbagai mata uang lain.
Apabila satuan dasar keuangan itu adalah emas, maka sistem keuangannya dinamakan sistem uang emas. Apabila satuan dasarnya perak, dinamakan sistem uang perak. Bila satuan dasarnya terdiri dari dua satuan mata uang (emas dan perak), dinamakan sistem dua logam. Dan bila nilai satuan mata uang tidak dihubungkan secara tetap dengan emas atau perak (baik terbuat dari logam lain seperti tembaga atau dibuat dari kertas), sistem keuangannya disebut sistem fiat money.
Dengan sistem dua logam, harus ditentukan suatu perbandingan yang sifatnya tetap dalam berat maupun kemurnian antara satuan mata uang emas dengan perak. Sehingga bisa diukur masing-masing nilai antara satu dengan lainnya, dan bisa diketahui nilai tukarnya. Misalnya, 1 dinar emas syar’i beratnya 4,25 gram emas dan 1 dirham perak syar’i beratnya 2,975 gram perak.
Dengan cara itu, nilai nominal dan nilai intrinsik dari mata uang dinar dan dirham akan menyatu. Artinya, nilai nominal mata uang yang berlaku akan dijaga oleh nilai intrinsiknya (nilai uang itu sebagai barang, yaitu emas atau perak itu sendiri), bukan oleh daya tukar terhadap mata uang lain. Maka, seberapa pun misalnya dollar Amerika naik nilainya, mata uang dinar akan mengikuti senilai dollar menghargai 4,25 gram emas yang terkandung dalam 1 dinar. Depresiasi (sekalipun semua faktor ekonomi dan non ekonomi yang memicunya ada) tidak akan terjadi. Sehingga gejolak ekonomi seperti ini sekarang ini insya Allah juga tidak akan terjadi.
Penurunan nilai dinar atau dirham memang masih mungkin terjadi. Yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu, mengalami penurunan (biasa disebut inflasi emas). Diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah besar. Tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya, oleh karena penemuan emas besar-besaran biasanya memerlukan usaha eksplorasi dan eksploitasi yang disamping memakan investasi besar, juga waktu yang lama. Tapi, andaipun hal ini terjadi, emas temuan itu akan disimpan menjadi cadangan devisa negara, tidak langsung dilempar ke pasaran. Disinilah pentingnya ketentuan emas sebagai milik umum harus dikuasai oleh negara.
Sejarah Dinar dan Dirham
Dinar dan dirham telah dikenal oleh orang Arab sebelum datangnya Islam, karena aktivitas perdagangan yang mereka dengan negara-negara di sekitarnya. Ketika pulang dari Syam, mereka membawa dinar emas Romawi (Byzantium). Dari Iraq, mereka membawa dirham perak Persia (Sassanid). Kadang-kadang mereka membawa pula sedikit dirham Himyar dari Yaman.
Tetapi orang-orang Arab saat itu tidak menggunakan dinar dan dirham tersebut menurut nilai nominalnya, melainkan menurut beratnya. Sebab mata uang yang ada hanya dianggap sebagai kepingan emas atau perak. Mereka tidak menanggapnya sebagai mata yang dicetak, mengingat bentuk dan timbangan dirham yang tidak sama dan karena kemungkinan terjadinya penyusutan berat akibat peredarannya. Karena itu, untuk mencegah terjadinya penipuan, mereka lebih suka menggunakan standar timbangan khusus yang telah mereka miliki, yaitu auqiyah, nasy, nuwah, mitsqal, dirham, daniq, qirath, dan habbah. Mitsqal merupakan berat pokok yang sudah diketahui umum, yaitu setara dengan 22 qirath kurang satu habbah. Di kalangan mereka, berat 10 dirham sama dengan 7 mitsqal.
Setelah Islam datang, Rasulullah SAW mengakui (men-taqrir) berbagai muamalat yang menggunakan dinar Romawi dan dirham Persia. Beliau juga mengakui standar timbangan yang berlaku di kalangan kaum Quraisy untuk menimbang berat dinar dan dirham. Tentang ini Rasulullah SAW bersabda,"Timbangan berat (wazan) adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran (mikyal) adalah takaran penduduk Madinah." (HR. Abu Dawud dari An Nasa’i).
Kaum muslimin terus menggunakan dinar Romawi dan dirham Persia dalam bentuk, cap, dan gambar aslinya sepanjang hidup Rasulullah SAW dan dilanjutkan oleh kekhilafahan Abu Bakar dan awal kekhilafahan Umar bin Khaththab. Pada tahun 20 Hijriah –yaitu tahun ke-8 kekhilafahan Umar—Khalifah Umar mencetak uang dirham baru berdasarkan pola dirham Persia. Berat, gambar, maupun tulisan Bahlawi-nya (huruf Persianya) tetap ada, hanya ditambah dengan lafaz yang ditulis dengan huruf Arab gaya Kufi, seperli lafaz "Bismillah" dan "Bismillahi Rabbi" yang terletak pada tepi lingkaran.
Pada tahun 75 Hijriah (695 M) –ada yang mengatakan 76 Hijriah—Khalifah Abdul Malik bin Marwan mencetak dirham khusus yang bercorak Islam, dengan lafaz-lafaz Islam yang ditulis dengan huruf Arab gaya Kufi. Pola dirham Persia tidak dipakai lagi. Dua tahun kemudian, Abdul Malik bin Marwan mencetak dirham khusus yang bercorak Islam setelah meninggalkan pola dinar Romawi.
Lafaz-lafaz Islam yang tercetak itu misalnya kalimat "Allahu Akbar" dan "Allahu Baqa". Gambar manusia dan hewan tidak dipakai lagi. Dinar dan dirham ada yang satu sisinya diberi tulisan "La ilaaha illallah", sedang pada sisi sebaliknya terdapat tanggal pencetakan serta nama Khalifah atau Wali (Gubernur) yang memerintah pada saat pencetakan mata uang. Pencetakan yang belakangan memperkenalkan kalimat syahadat, shalawat Nabi SAW, satu ayat Al Quran, atau lafaz yang menggambarkan kebesaran Allah SWT.
Fakta ini terus berlanjut sepanjang sejarah Islam, hingga beberapa saat menjelang Perang Dunia I ketika dunia menghentikan penggunaan emas dan perak sebagai mata uang. Setelah Perang Dunia I berakhir, emas dan perak digunakan kembali sebagai mata uang, tetapi hanya bersifat parsial. Ketika negara Khilafah Islam di Turki runtuh pada tahun 1924, dinar dan dirham Islam tidak lagi menjadi mata uang kaum muslimin.
Namun demikian, emas dan perak tetap digunakan, meskipun makin lama makin berkurang. Pada tanggal 15 Agustus 1971, tatkala Richard Nixon –Presiden Amerika Serikat saat itu—mengumumkan secara resmi penghentian sistem Bretton Woods. Sistem ini sebelumnya menetapkan bahwa dollar harus ditopang oleh emas dan terikat dengan emas pada harga tertentu.
Kesalahan pandangan terhadap kedudukan uang yang tidah hanya berfungsi sebagai alat tukar tapi juga sebagai komoditi, serta pembuatan mata uang tidak menggunakan basis emas atau perak sehingga nilai nominal tidak menyatu dengan nilai intrinsiknya, inilah yang menjadi biang dari segala keruwetan ekonomi kapitalis.
Mengatasi krisis ekonomi yang hingga kini masih terus berlangsung, di samping harus menata sektor riil, yang paling penting adalah meluruskan pandangan keliru tadi. Bila uang dikembalikan kepada fungsinya sebagai alat tukar saja, lantas mata uang dicetak dengan basis emas dan perak (dinar dan dirham), maka ekonomi akan betul-betul digerakkan oleh hanya sektor riil saja. Tidak akan ada sektor non riil (dalam arti orang berusaha menarik keuntungan dari mengkomoditaskan uang dalam pasar uang, bank, pasar modal dan sebagainya). Kalaupun ada usaha di sektor keuangan, itu tidaklah lebih sekedar katakanlah menyediakan uang untuk modal usaha yang diatur dengan sistem yang benar (misalnya bagi hasil). Dengan cara itu, sistem ekonomi yang bertumpu pada sektor riil akan berjalan mantap, tidak mudah goyang atau digoyang seperti saat ini. Disinilah keunggulan sistem ekonomi Islam.
Islam dengan pandangan yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Tahu, mengajarkan untuk hanya memfungsikan uang sebagai alat tukar saja. Maka dimana uang beredar, ia pasti hanya akan bertemu dengan barang dan jasa. Semakin banyak uang beredar, semakin banyak pula barang dan jasa yang diproduksi dan diserap pasar. Akibatnya pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat, tanpa ada kekhawatiran terjadi kolaps seperti pertumbuhan ekonomi dalam sistem Kapatalis yang bersifat siklik itu.
Sebagai sebuah mabda, Islam memiliki pandangan yang khas mengenai sistem moneter. Syekh Abdul Qodim Zallum dalam kitab al Amwal fi Daulati al Khilafah mengatakan bahwa sistem moneter adalah sekumpulan kaidah pengadaan dan pengaturan keuangan dalam suatu negara. Yang paling penting dalam setiap keuangan adalah penentuan satuan dasar keuangan dimana kepada satuan itu dinisbahkan seluruh nilai berbagai mata uang lain.
Apabila satuan dasar keuangan itu adalah emas, maka sistem keuangannya dinamakan sistem uang emas. Apabila satuan dasarnya perak, dinamakan sistem uang perak. Bila satuan dasarnya terdiri dari dua satuan mata uang (emas dan perak), dinamakan sistem dua logam. Dan bila nilai satuan mata uang tidak dihubungkan secara tetap dengan emas atau perak (baik terbuat dari logam lain seperti tembaga atau dibuat dari kertas), sistem keuangannya disebut sistem fiat money.
Dengan sistem dua logam, harus ditentukan suatu perbandingan yang sifatnya tetap dalam berat maupun kemurnian antara satuan mata uang emas dengan perak. Sehingga bisa diukur masing-masing nilai antara satu dengan lainnya, dan bisa diketahui nilai tukarnya. Misalnya, 1 dinar emas syar’i beratnya 4,25 gram emas dan 1 dirham perak syar’i beratnya 2,975 gram perak.
Dengan cara itu, nilai nominal dan nilai intrinsik dari mata uang dinar dan dirham akan menyatu. Artinya, nilai nominal mata uang yang berlaku akan dijaga oleh nilai intrinsiknya (nilai uang itu sebagai barang, yaitu emas atau perak itu sendiri), bukan oleh daya tukar terhadap mata uang lain. Maka, seberapa pun misalnya dollar Amerika naik nilainya, mata uang dinar akan mengikuti senilai dollar menghargai 4,25 gram emas yang terkandung dalam 1 dinar. Depresiasi (sekalipun semua faktor ekonomi dan non ekonomi yang memicunya ada) tidak akan terjadi. Sehingga gejolak ekonomi seperti ini sekarang ini insya Allah juga tidak akan terjadi.
Penurunan nilai dinar atau dirham memang masih mungkin terjadi. Yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu, mengalami penurunan (biasa disebut inflasi emas). Diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah besar. Tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya, oleh karena penemuan emas besar-besaran biasanya memerlukan usaha eksplorasi dan eksploitasi yang disamping memakan investasi besar, juga waktu yang lama. Tapi, andaipun hal ini terjadi, emas temuan itu akan disimpan menjadi cadangan devisa negara, tidak langsung dilempar ke pasaran. Disinilah pentingnya ketentuan emas sebagai milik umum harus dikuasai oleh negara.
Sejarah Dinar dan Dirham
Dinar dan dirham telah dikenal oleh orang Arab sebelum datangnya Islam, karena aktivitas perdagangan yang mereka dengan negara-negara di sekitarnya. Ketika pulang dari Syam, mereka membawa dinar emas Romawi (Byzantium). Dari Iraq, mereka membawa dirham perak Persia (Sassanid). Kadang-kadang mereka membawa pula sedikit dirham Himyar dari Yaman.
Tetapi orang-orang Arab saat itu tidak menggunakan dinar dan dirham tersebut menurut nilai nominalnya, melainkan menurut beratnya. Sebab mata uang yang ada hanya dianggap sebagai kepingan emas atau perak. Mereka tidak menanggapnya sebagai mata yang dicetak, mengingat bentuk dan timbangan dirham yang tidak sama dan karena kemungkinan terjadinya penyusutan berat akibat peredarannya. Karena itu, untuk mencegah terjadinya penipuan, mereka lebih suka menggunakan standar timbangan khusus yang telah mereka miliki, yaitu auqiyah, nasy, nuwah, mitsqal, dirham, daniq, qirath, dan habbah. Mitsqal merupakan berat pokok yang sudah diketahui umum, yaitu setara dengan 22 qirath kurang satu habbah. Di kalangan mereka, berat 10 dirham sama dengan 7 mitsqal.
Setelah Islam datang, Rasulullah SAW mengakui (men-taqrir) berbagai muamalat yang menggunakan dinar Romawi dan dirham Persia. Beliau juga mengakui standar timbangan yang berlaku di kalangan kaum Quraisy untuk menimbang berat dinar dan dirham. Tentang ini Rasulullah SAW bersabda,"Timbangan berat (wazan) adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran (mikyal) adalah takaran penduduk Madinah." (HR. Abu Dawud dari An Nasa’i).
Kaum muslimin terus menggunakan dinar Romawi dan dirham Persia dalam bentuk, cap, dan gambar aslinya sepanjang hidup Rasulullah SAW dan dilanjutkan oleh kekhilafahan Abu Bakar dan awal kekhilafahan Umar bin Khaththab. Pada tahun 20 Hijriah –yaitu tahun ke-8 kekhilafahan Umar—Khalifah Umar mencetak uang dirham baru berdasarkan pola dirham Persia. Berat, gambar, maupun tulisan Bahlawi-nya (huruf Persianya) tetap ada, hanya ditambah dengan lafaz yang ditulis dengan huruf Arab gaya Kufi, seperli lafaz "Bismillah" dan "Bismillahi Rabbi" yang terletak pada tepi lingkaran.
Pada tahun 75 Hijriah (695 M) –ada yang mengatakan 76 Hijriah—Khalifah Abdul Malik bin Marwan mencetak dirham khusus yang bercorak Islam, dengan lafaz-lafaz Islam yang ditulis dengan huruf Arab gaya Kufi. Pola dirham Persia tidak dipakai lagi. Dua tahun kemudian, Abdul Malik bin Marwan mencetak dirham khusus yang bercorak Islam setelah meninggalkan pola dinar Romawi.
Lafaz-lafaz Islam yang tercetak itu misalnya kalimat "Allahu Akbar" dan "Allahu Baqa". Gambar manusia dan hewan tidak dipakai lagi. Dinar dan dirham ada yang satu sisinya diberi tulisan "La ilaaha illallah", sedang pada sisi sebaliknya terdapat tanggal pencetakan serta nama Khalifah atau Wali (Gubernur) yang memerintah pada saat pencetakan mata uang. Pencetakan yang belakangan memperkenalkan kalimat syahadat, shalawat Nabi SAW, satu ayat Al Quran, atau lafaz yang menggambarkan kebesaran Allah SWT.
Fakta ini terus berlanjut sepanjang sejarah Islam, hingga beberapa saat menjelang Perang Dunia I ketika dunia menghentikan penggunaan emas dan perak sebagai mata uang. Setelah Perang Dunia I berakhir, emas dan perak digunakan kembali sebagai mata uang, tetapi hanya bersifat parsial. Ketika negara Khilafah Islam di Turki runtuh pada tahun 1924, dinar dan dirham Islam tidak lagi menjadi mata uang kaum muslimin.
Namun demikian, emas dan perak tetap digunakan, meskipun makin lama makin berkurang. Pada tanggal 15 Agustus 1971, tatkala Richard Nixon –Presiden Amerika Serikat saat itu—mengumumkan secara resmi penghentian sistem Bretton Woods. Sistem ini sebelumnya menetapkan bahwa dollar harus ditopang oleh emas dan terikat dengan emas pada harga tertentu.
Tentang Riba 2
Alquran menyerupakan pengaruh riba pada seseorang yang melakukannya dengan pengaruh setan yang telah masuk ke dalam jiwa seseorang menurut kepercayaan orang Arab jahiliah, agar maksud ayat yang disampaikan mudah dipahami, bukanlah maksud untuk menerangkan bahwa Alquran menganut kepercayaan seperti kepercayaannya orang Arab jahiliah itu.
Menurut jumhur mufassirin :koran:, ayat ini menerangkan keadaan pemakan riba pada hari kiamat, yaitu seperti orang yang kemasukan setan. Pendapat ini mengikuti pendapat Ibnu Abbas dan Ibnu Masud.
Dan juga berdasarkan sabda Rasulullah saw:
إياك و الذنوب التي لا تغفر : الغلول فمن غل شئا أتي به يوم القيامة وآكل الربا فمن أكل الربا بعث يوم القيامة مجنونا يتخبط
Artinya:
Jauhilah olehmu dosa yang tidak diampuni, yaitu gulul (ialah menyembunyikan harta rampasan dalam peperangan dan lainnya), maka barang siapa melakukan gulul nanti barang yang disembunyikan itu akan dibawanya pada hari kiamat. Dan pemakan riba, barang siapa yang makan riba ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi kemasukan (setan).
(HR At Tabrani dai 'Auf bin Malik)
Tetapi kenyataan yang terdapat di dalam kehidupan manusia di dunia ini, orang pemakan riba itu kehidupannya benar-benar tidak tenang, selalu gelisah tak ubahnya sebagai orang yang kemasukan setan. :ktawain:
Sebab itu ada para mufassir yang berpendapat, bahwa ayat ini menggambarkan pemakan riba di dunia. Pendapat ini dapat dikompromikan dengan pendapat pertama, yaitu keadaan mereka nanti di akhirat sama dengan keadaan mereka di dunia, dalam hal tidak adanya ketenteraman bagi mereka.
Dari kelanjutan ayat dapat dipahami, bahwa keadaan pemakan riba itu sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat lagi membedakan antara yang halal dan yang haram, antara yang bermanfaat dengan mudarat, antara yang dibolehkan Allah dan yang dilarang-Nya, sehingga mereka mengatakan jual beli itu sama dengan riba. :wataw: :nenene:
Selanjutnya Allah menegaskan bahwa Dia menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Allah tidak menerangkan sebabnya. Allah tidak menerangkan hal itu agar mudah dipahami oleh pemakan riba, sebab mereka sendiri telah mengetahui, mengalami dan merasakan akibat riba itu.
Dari penegasan itu dipahami pula bahwa seakan-akan Allah swt. memberikan suatu perbandingan antara jual-beli dengan riba. Hendaklah manusia mengetahui dan memikirkan dan memahami perbandingan itu.
Pada jual-beli ada pertukaran dan penggantian yang seimbang yang dilakukan oleh pihak penjual dengan pihak pembeli, serta ada manfaat dan keuntungan yang diperoleh dari kedua belah pihak dan ada pula kemungkinan mendapat keuntungan yang wajar sesuai dengan usaha yang telah dilakukan oleh mereka.
Pada riba tidak ada pertukaran dan penggantian yang seimbang itu. Hanya ada semacam pemerasan yang tidak langsung yang dilakukan oleh pihak yang empunya terhadap pihak yang sedang memerlukan yang waktu meminjam itu dalam keadaan terpaksa.
Setelah Allah swt. menerangkan akibat yang dialami oleh pemakan riba, perkataan yang diucapkan oleh pemakan riba yang pikirannya sedang dipengaruhi keenakan memakan riba dan penegasan Allah tentang hukum jual-beli dan riba, maka Allah mengajak para pemakan riba dengan ajakan yang lemah-lembut, yang langsung menuju ke hati nurani mereka, sebagaimana lanjutan ayat di atas.
Allah swt. menyebut larangan-Nya tentang riba itu "Mau`izah" (arti asal dari pengajaran"), maksudnya ialah larangan memakan riba itu adalah larangan yang bertujuan untuk kebaikan manusia sendiri O0, agar berbahagia hidup di dunia dan akhirat, hidup dalam keadaan rasa cinta dan kasih sesama manusia dan hidup penuh ketenteraman dan kedamaian.
Barang siapa memahami larangan Allah swt. dan melaksanakannya hendaklah ia menghentikan perbuatan riba itu dengan segera O0. Mereka tidak dihukum Allah swt. terhadap perbuatan yang mereka lakukan sebelum ayat ini diturunkan.
Mereka tidak diwajibkan mengembalikan riba pada waktu ayat ini diturunkan, hendaklah segera berhenti, mereka boleh mengambil pokok pinjaman mereka saja, tanpa bunga yang mereka setujui sebelumnya.
Dalam ayat ini terkandung suatu asas pokok yang dapat dijadikan dasar untuk menetapkan undang-undang, peraturan atau hukum, yaitu suatu undang-undang, peraturan atau hukum yang akan ditetapkan tidak boleh berlaku surut jika berakibat merugikan pihak-pihak yang dikenai atau yang dibebani undang-undang, peraturan atau hukum itu. Sebaliknya boleh berlaku surut bila menguntungkan pihak-pihak yang dikenai atau dibebani olehnya.
Akhir ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang telah melakukan riba, dan orang-orang yang telah berhenti melakukan riba kemudian mengerjakannya kembali setelah larangan ini, mereka termasuk penghuni neraka, mereka akan kekal di dalamnya. :dada:
"Kekal di dalam neraka", maksudnya ialah lama tinggal di dalam neraka. Dari perkataan "kekal" ini dimaksudkan bahwa perbuatan riba ini termasuk dosa besar. Karena pelakunya diazab dalam waktu yang lama.
Menurut sebagian ahli tafsir, dosa besar yang ditimpakan kepada pemakan riba ini disebabkan karena di dalam hati pemakannya itu telah tertanam rasa cinta harta :nenene:, lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri, mengerjakan sesuatu karena kepentingan diri sendiri bukan karena Allah.
Orang yang demikian adalah orang yang tak mungkin tumbuh dalam jiwanya iman yang sebenarnya. Yaitu iman yang didasarkan kepada perasaan, pengakuan dan ketundukan kepada Allah swt. Seandainya pemakan riba yang demikian masih mengakui beriman kepada Allah swt., maka imannya itu adalah iman di bibir saja, iman yang sangat tipis dan yang tidak sampai ke dalam lubuk hati sanubarinya.
Hasan Al-Basri berkata, "Iman itu bukanlah perhiasan mulut dan angan-angan kosong, akan tetapi iman itu adalah ikrar yang kuat di dalam hati dan dibuktikan oleh amal perbuatan. Barang siapa yang mengatakan kebaikan dengan idahnya sedang perbuatannya tidak pantas, Allah menolak pengakuannya itu. Barang siapa yang mengatakan kebaikan sedangkan perbuatannya baik pula, amalnya itu akan mengangkat derajatnya."
Dan Rasulullah saw. bersabda:
إن الله لا ينظر إلي صوركم و أموالكم ولكن ينظر إلي قلوبكم وأعمالكم
Artinya:
Allah tidak memandang kepada bentuk jasmani dan harta bendamu, akan tetapi Allah memandang kepada hati dan amalmu. (HR Muslim dan Ahmad)
HADIST:
Riba itu (ada) 70 dosa, yang paling ringan adalah (seperti) seorang laki-laki yang mengawini ibunya (hr.ibn majah,al-baihaqi,ibn abi syaiban,ibn abi dunya)
Satu dirham RIBA (dosanya) kepada Allah lebih berat dari pada 36 kali berzina dengan *******.
(Ibnu Abbas berkata) dan beliau bersabda "Siapa saja yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka neraka lebih layak untuknya" (hr. Al-Baihaqi dan ath-Thabrani)
Jika telah tampak nyata ZINA dan RIBA disuatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan sendiri (turunnya) azab Allah (kepada mereka). (HR. Al-Hakim)
Menurut jumhur mufassirin :koran:, ayat ini menerangkan keadaan pemakan riba pada hari kiamat, yaitu seperti orang yang kemasukan setan. Pendapat ini mengikuti pendapat Ibnu Abbas dan Ibnu Masud.
Dan juga berdasarkan sabda Rasulullah saw:
إياك و الذنوب التي لا تغفر : الغلول فمن غل شئا أتي به يوم القيامة وآكل الربا فمن أكل الربا بعث يوم القيامة مجنونا يتخبط
Artinya:
Jauhilah olehmu dosa yang tidak diampuni, yaitu gulul (ialah menyembunyikan harta rampasan dalam peperangan dan lainnya), maka barang siapa melakukan gulul nanti barang yang disembunyikan itu akan dibawanya pada hari kiamat. Dan pemakan riba, barang siapa yang makan riba ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi kemasukan (setan).
(HR At Tabrani dai 'Auf bin Malik)
Tetapi kenyataan yang terdapat di dalam kehidupan manusia di dunia ini, orang pemakan riba itu kehidupannya benar-benar tidak tenang, selalu gelisah tak ubahnya sebagai orang yang kemasukan setan. :ktawain:
Sebab itu ada para mufassir yang berpendapat, bahwa ayat ini menggambarkan pemakan riba di dunia. Pendapat ini dapat dikompromikan dengan pendapat pertama, yaitu keadaan mereka nanti di akhirat sama dengan keadaan mereka di dunia, dalam hal tidak adanya ketenteraman bagi mereka.
Dari kelanjutan ayat dapat dipahami, bahwa keadaan pemakan riba itu sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat lagi membedakan antara yang halal dan yang haram, antara yang bermanfaat dengan mudarat, antara yang dibolehkan Allah dan yang dilarang-Nya, sehingga mereka mengatakan jual beli itu sama dengan riba. :wataw: :nenene:
Selanjutnya Allah menegaskan bahwa Dia menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Allah tidak menerangkan sebabnya. Allah tidak menerangkan hal itu agar mudah dipahami oleh pemakan riba, sebab mereka sendiri telah mengetahui, mengalami dan merasakan akibat riba itu.
Dari penegasan itu dipahami pula bahwa seakan-akan Allah swt. memberikan suatu perbandingan antara jual-beli dengan riba. Hendaklah manusia mengetahui dan memikirkan dan memahami perbandingan itu.
Pada jual-beli ada pertukaran dan penggantian yang seimbang yang dilakukan oleh pihak penjual dengan pihak pembeli, serta ada manfaat dan keuntungan yang diperoleh dari kedua belah pihak dan ada pula kemungkinan mendapat keuntungan yang wajar sesuai dengan usaha yang telah dilakukan oleh mereka.
Pada riba tidak ada pertukaran dan penggantian yang seimbang itu. Hanya ada semacam pemerasan yang tidak langsung yang dilakukan oleh pihak yang empunya terhadap pihak yang sedang memerlukan yang waktu meminjam itu dalam keadaan terpaksa.
Setelah Allah swt. menerangkan akibat yang dialami oleh pemakan riba, perkataan yang diucapkan oleh pemakan riba yang pikirannya sedang dipengaruhi keenakan memakan riba dan penegasan Allah tentang hukum jual-beli dan riba, maka Allah mengajak para pemakan riba dengan ajakan yang lemah-lembut, yang langsung menuju ke hati nurani mereka, sebagaimana lanjutan ayat di atas.
Allah swt. menyebut larangan-Nya tentang riba itu "Mau`izah" (arti asal dari pengajaran"), maksudnya ialah larangan memakan riba itu adalah larangan yang bertujuan untuk kebaikan manusia sendiri O0, agar berbahagia hidup di dunia dan akhirat, hidup dalam keadaan rasa cinta dan kasih sesama manusia dan hidup penuh ketenteraman dan kedamaian.
Barang siapa memahami larangan Allah swt. dan melaksanakannya hendaklah ia menghentikan perbuatan riba itu dengan segera O0. Mereka tidak dihukum Allah swt. terhadap perbuatan yang mereka lakukan sebelum ayat ini diturunkan.
Mereka tidak diwajibkan mengembalikan riba pada waktu ayat ini diturunkan, hendaklah segera berhenti, mereka boleh mengambil pokok pinjaman mereka saja, tanpa bunga yang mereka setujui sebelumnya.
Dalam ayat ini terkandung suatu asas pokok yang dapat dijadikan dasar untuk menetapkan undang-undang, peraturan atau hukum, yaitu suatu undang-undang, peraturan atau hukum yang akan ditetapkan tidak boleh berlaku surut jika berakibat merugikan pihak-pihak yang dikenai atau yang dibebani undang-undang, peraturan atau hukum itu. Sebaliknya boleh berlaku surut bila menguntungkan pihak-pihak yang dikenai atau dibebani olehnya.
Akhir ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang telah melakukan riba, dan orang-orang yang telah berhenti melakukan riba kemudian mengerjakannya kembali setelah larangan ini, mereka termasuk penghuni neraka, mereka akan kekal di dalamnya. :dada:
"Kekal di dalam neraka", maksudnya ialah lama tinggal di dalam neraka. Dari perkataan "kekal" ini dimaksudkan bahwa perbuatan riba ini termasuk dosa besar. Karena pelakunya diazab dalam waktu yang lama.
Menurut sebagian ahli tafsir, dosa besar yang ditimpakan kepada pemakan riba ini disebabkan karena di dalam hati pemakannya itu telah tertanam rasa cinta harta :nenene:, lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri, mengerjakan sesuatu karena kepentingan diri sendiri bukan karena Allah.
Orang yang demikian adalah orang yang tak mungkin tumbuh dalam jiwanya iman yang sebenarnya. Yaitu iman yang didasarkan kepada perasaan, pengakuan dan ketundukan kepada Allah swt. Seandainya pemakan riba yang demikian masih mengakui beriman kepada Allah swt., maka imannya itu adalah iman di bibir saja, iman yang sangat tipis dan yang tidak sampai ke dalam lubuk hati sanubarinya.
Hasan Al-Basri berkata, "Iman itu bukanlah perhiasan mulut dan angan-angan kosong, akan tetapi iman itu adalah ikrar yang kuat di dalam hati dan dibuktikan oleh amal perbuatan. Barang siapa yang mengatakan kebaikan dengan idahnya sedang perbuatannya tidak pantas, Allah menolak pengakuannya itu. Barang siapa yang mengatakan kebaikan sedangkan perbuatannya baik pula, amalnya itu akan mengangkat derajatnya."
Dan Rasulullah saw. bersabda:
إن الله لا ينظر إلي صوركم و أموالكم ولكن ينظر إلي قلوبكم وأعمالكم
Artinya:
Allah tidak memandang kepada bentuk jasmani dan harta bendamu, akan tetapi Allah memandang kepada hati dan amalmu. (HR Muslim dan Ahmad)
HADIST:
Riba itu (ada) 70 dosa, yang paling ringan adalah (seperti) seorang laki-laki yang mengawini ibunya (hr.ibn majah,al-baihaqi,ibn abi syaiban,ibn abi dunya)
Satu dirham RIBA (dosanya) kepada Allah lebih berat dari pada 36 kali berzina dengan *******.
(Ibnu Abbas berkata) dan beliau bersabda "Siapa saja yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka neraka lebih layak untuknya" (hr. Al-Baihaqi dan ath-Thabrani)
Jika telah tampak nyata ZINA dan RIBA disuatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan sendiri (turunnya) azab Allah (kepada mereka). (HR. Al-Hakim)
Monday, November 14, 2011
Sistem Moneter Islam 4
Keunggulan Dinar dan Dirham
Emas dan perak adalah mata uang dunia paling stabil yang pernah dikenal. Sejak masa awal Islam hingga hari ini, nilai mata uang Islam dwilogam itu secara mengejutkan tetap stabil dalam hubungannya dengan barang-barang konsumtif. Seekor ayam pada zaman Nabi Muhammad SAW harganya 1 dirham. Hari ini, lebih 1400 tahun kemudian, harganya kurang lebih masih 1 dirham. Dengan demikian inflasi adalah nol.
Bahkan lebih dari itu, dinar dan dirham berpeluang menjadi mata uang dunia. Sebab dollar AS bukan lagi mata uang yang kuat seperti sebelumnya. Fakta-fakta belakangan ini mengenai nilainya dalam pertukaran internasional secara dramatis telah menunjukkan kelemahan inheren dari mata uang ini. Lihatlah, Amerika Serikat, yang dulu merupakan negara kreditur utama, sekarang telah menjadi negara debitur utama, di samping Brazil, Mexico, Argentina, dan Venezuela.
Umar Ibrahim Vadillo dalam tulisannya di majalah AL ISLAM (Malaysia), 1998, bahkan membuktikan, dollar AS sebenarnya tak bernilai. Mengapa? Karena dunia kini dibanjiri terlalu banyak dollar. Dalam pasar-pasar uang saja, terdapat gelembung-gelembung dollar AS yang berjumlah 80 trilyun dollar AS pertahun. Jumlah ini 20 kali lipat melebihi nilai perdagangan dunia, yang jumlah sekitar 4 trilyun dollar AS pertahun. Artinya, gelembung itu bisa membeli segala yang diperdagangkan sebanyak 20 kali lipat dari dimensi yang biasa. Gelembung ini tentu akan terus membesar dan membesar. Dan, seperti ungkapan Vadillo, Anda tak perlu terlalu bijak untuk memahami bahwa gelembung itu suatu saat akan meledak dan pecah, dan terjadilah keruntuhan ekonomi global yang lebih buruk dari depresi ekonomi tahun 1929.
Sebagai perbandingan yang kontras, emas adalah logam yang berharga. Nilainya tak bergantung pada negara mana pun, bahkan tak bergantung pada sistem ekonomi manapun. Nilainya adalah intrinsik, dan karenanya, dapat dipercaya. Maka dari itu, tak heran bila Vadillo menyatakan bahwa emas adalah satu-satunya mata uang yang dapat menjamin kestabilan ekonomi dunia.
Allah Menghalalkan Jual Beli (Sektor Riil) dan Mengharamkan Riba
Orang yang mengkaji Islam akan menjumpai, bahwasanya upaya untuk mengembangkan harta, selalu mendasarkannya pada usaha/bekerja. Dalam hal ini Islam telah memberikan kelonggaran pada setiap manusia untuk memperoleh harta, mendapat keuntungan dan mengembangkan hartanya melalui usaha perdagangan, syirkah (profit sharing) dengan berbagai jenisnya, musaqat (hasil mengairi lahan pertanian), ijaroh (kontrak kerja,sewa), ihya’ul mawat (menghidupkan tanah yang mati), menggali kandungan bumi, industri dan lain-lain yang merupakan sektor riil yang dihalalkan dalam Islam.
Berkaitan dengan haramnya penimbunan uang dan praktek riba, maka alternatif seorang muslim atau setiap warga negara dalam Khilafah Islamiyah adalah:
Pertama: Ia meminjamkan tanpa bunga kepada orang lain, termasuk untuk dijadikan modal usaha bagi orang lain itu.
Kedua: Ia menjalankan usaha dengan orang lain dalam aktivitas syirkah, mudlarabah.
Ketiga: Ia akan memberikan kelebihan hartanya itu sebagai infaq, shadaqah, hadiah, hibah, dan lain-lain.
Selain ketiga alternatif tersebut dalam sistem pemerintahan Islam negara dapat memberikan sejumlah harta dari baitul mal kepada rakyat dalam rangka memenuhi hajat hidup, atau memanfaatkan pemilikan mereka. Semisal memberi mereka harta untuk menggarap tanah pertanian, atau melunasi hutang. Negara juga dapat menyerahkan sebidang tanah kepada individu untuk dimanfaatkan (iqtha’)
Pada saat yang sama Islam menetapakan berbagai cara yang diharamkan dalam pengembangan harta: mencuri, merampas, korupsi, riba, suap, perjudian, pelacuran, menjual barang yang diharamkan, penipuan, penimbunan dsb.
Khatimah
Jelas bahwa krisis moneter yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, krisis sosial, politik bukanlah musibah, melainkan fasad (kerusakan). Bila musibah menurut definisi Al Quran sebagai peristiwa (seperti gunung meletus, gempa bumi, kecelakaan pesawat dan sebagainya) yang terjadi di luar kuasa, kehendak dan kontrol manusia, maka fasad terjadi akibat tindakan-tindakan manusia sendiri yang menyimpang dari ketentuan Allah (lihat QS Ar Rum: 41).
Berkaitan dengan tafsir ayat tersebut, berkata Abul ‘Aliah: "Barang siapa mendurhakai Allah di muka bumi, maka ia telah membuat kerusakan di muka bumi, karena perbaikan di langit dan di bumi adalah dengan taat kepada-Nya." (lihat Tafsir Ibnu Katsir). Dan setiap penyimpangan terhadap hukum-hukum Allah memang akan menimbulkan fasad baik itu akan menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat secara luas. Maka krisis ekonomi yang kini tengah terjadi yang sengaja dinampakkan Allah, adalah akibat dari kesalahan manusia dalam menetapkan sistem ekonomi, paling tidak dalam menetapkan jenis dan fungsi mata uang.
Terhadap musibah kita diminta untuk bersabar. Dengan kesadaran tauhid kita meyakini bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Tapi menghadapi fasad, hanya ada satu cara: kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan yang diridlai Allah SWT (QS Ar Rum: 41). Itulah syariat Islam, dalam hal syariat mengenai masalah keuangan dan ekonomi. Tidak ada cara lain.
Berkutat dengan cara-cara kapitalisme dalam menyelesaikan krisis ekonomi, dan ragu terhadap metode Islam, hanya akan memperpanjang krisis dan memperparah keadaan. Bila secara faktual keadaan sudah demikian rupa, sementara secara imani kita yakin Islam adalah jalan hidup terbaik, mengapa kita masih ragu kepada metode yang ditunjukkan Islam dalam menangani masalah ekonomi dan tidak segera kembali kepadanya? Wallahu ‘a’lamu bisshawab.
DAFTAR PUSTAKA
An Nabhani, Taqiyuddin, An Nidzam Al Iqthishadi fil Islam (Sistem Ekonomi Islam), Darul Ummah, Beirut, 1990.
Buletin Al Islam;
Bank-Bank pun Berjatuhan, edisi 148 Thn 1997.
Jauhkan Perbankan dari Virus Riba, edisi 172 Thn 1998.
Centre for Strategic and Islamic Civilization, Jurnal Dialog CSIC Thn II No. 5, Jakarta, Oktober-September 1998.
Hadi, Abu Sura’I Abdul, Dr, MA, Bunga Bank dalam Islam, terjemahan, Penerbit Al Ikhlas Surabaya, 1993.
Katsir, Ibnu, Tafsir Al Quranil "Adzim Juz 3, terjemahan, Penerbit Sinar Baru Alqensindo Bandung, 2000.
Yusanto, M. Ismail, et.al, Dinar Emas, Solusi Krisis Moneter, Penerbit PIRAC, SEM Institue, Jakarta, 2001.
Zallum, Abdul Qadir, Al Amwal fi Daulatil Khilafah (Sistem Keuangan Negara Islam Khilafah), Penerbit Darul Malayin, Beirut, 1983.
SUMBER : www.e-syariah.net (27/04/2004)
Apa yang terjadi saat ini adalah mengulah resersi tahun 1930an, yang kemudian muncul aliran baru yaitu "keynesian" dimana negara memiliki interverensi di dalam kebijakan fiskal dengan mengeluarkan puluhan juta dolar untuk menjalankan roda perekonomian. Dana itu untuk membangun infrastruktur, memberikan dana segar. Tapi kenyataan berbicara lain karena penerapan kebijakan tersebut malah membuat kondisi perekonomian Amerika Serikat bertambah buruk. Inflansi meningkat di sertai pengangguran meningkat dimana seharusnya hanya terjadi salah satu saja dan bergantian ( mis pengangguran meningkat saja atau inflasi saja).
Didalam kapitalisme untuk menyelesaikannya adalah dengan merubah bunga SBI, dengan menaikkan suku bunga SBi bertujuan untuk mengurangi jumlah dana yang ada di masyarakat, tapi akibatnya membuat investor lebih cenderung menanamkan uangnya di bank sehingga mengakibatkan uang di masyarakat sedikit. Hal itu membuat pengangguran meningkat, untuk mengatasinya adalah menurunkan SBI. Kenapa aliran keynesian gagal? karena uang cenderung masuk kedalam pasar non riil, sehingga uang yang seharusnya berada di sektro riil tersedot masuk kesektor non riil. Di dalam islam pasar hanya ada pasar riil.
Salah satu penelitian ilmuwan Oxford yang meraih nobel menyatakan bahwa dari seluruh dana yang ada hanya 5% yang berada di sektor riil, sedang 95% berputar-putar di sektor non riil (bursa saham). Uang yang beredah di pasar non riil tersebut tidak pernah menyentuh pasar riil, yang terjadi adalah jual beli saham, obligasi dan turunannya semata. Dan hal ini lah yang di sebut "buble" yang sewaktu-waktu dapat pecah. Dan pecahnya buble itu dapat kita rasaakan.
Angka pertumbuhan ekonomi yang di angung-agungkan ternyata hanyalah tipu muslihat. Pada kenyataannya teori tetesan dmn akan terjadi tetesan dari atas kebawah tidak pernah terjadi. Distribusi tidak terjadi, pertumbuhan tidak merata. Banyak fakta dilapangan (contoh paling ekstrim di jakarta) d mana bangunan-bangunan mewah berdiri tengak tapi di sampingnya nampak sekali gubuk-gubuk milik penduduk setempat.
Emas dan perak adalah mata uang dunia paling stabil yang pernah dikenal. Sejak masa awal Islam hingga hari ini, nilai mata uang Islam dwilogam itu secara mengejutkan tetap stabil dalam hubungannya dengan barang-barang konsumtif. Seekor ayam pada zaman Nabi Muhammad SAW harganya 1 dirham. Hari ini, lebih 1400 tahun kemudian, harganya kurang lebih masih 1 dirham. Dengan demikian inflasi adalah nol.
Bahkan lebih dari itu, dinar dan dirham berpeluang menjadi mata uang dunia. Sebab dollar AS bukan lagi mata uang yang kuat seperti sebelumnya. Fakta-fakta belakangan ini mengenai nilainya dalam pertukaran internasional secara dramatis telah menunjukkan kelemahan inheren dari mata uang ini. Lihatlah, Amerika Serikat, yang dulu merupakan negara kreditur utama, sekarang telah menjadi negara debitur utama, di samping Brazil, Mexico, Argentina, dan Venezuela.
Umar Ibrahim Vadillo dalam tulisannya di majalah AL ISLAM (Malaysia), 1998, bahkan membuktikan, dollar AS sebenarnya tak bernilai. Mengapa? Karena dunia kini dibanjiri terlalu banyak dollar. Dalam pasar-pasar uang saja, terdapat gelembung-gelembung dollar AS yang berjumlah 80 trilyun dollar AS pertahun. Jumlah ini 20 kali lipat melebihi nilai perdagangan dunia, yang jumlah sekitar 4 trilyun dollar AS pertahun. Artinya, gelembung itu bisa membeli segala yang diperdagangkan sebanyak 20 kali lipat dari dimensi yang biasa. Gelembung ini tentu akan terus membesar dan membesar. Dan, seperti ungkapan Vadillo, Anda tak perlu terlalu bijak untuk memahami bahwa gelembung itu suatu saat akan meledak dan pecah, dan terjadilah keruntuhan ekonomi global yang lebih buruk dari depresi ekonomi tahun 1929.
Sebagai perbandingan yang kontras, emas adalah logam yang berharga. Nilainya tak bergantung pada negara mana pun, bahkan tak bergantung pada sistem ekonomi manapun. Nilainya adalah intrinsik, dan karenanya, dapat dipercaya. Maka dari itu, tak heran bila Vadillo menyatakan bahwa emas adalah satu-satunya mata uang yang dapat menjamin kestabilan ekonomi dunia.
Allah Menghalalkan Jual Beli (Sektor Riil) dan Mengharamkan Riba
Orang yang mengkaji Islam akan menjumpai, bahwasanya upaya untuk mengembangkan harta, selalu mendasarkannya pada usaha/bekerja. Dalam hal ini Islam telah memberikan kelonggaran pada setiap manusia untuk memperoleh harta, mendapat keuntungan dan mengembangkan hartanya melalui usaha perdagangan, syirkah (profit sharing) dengan berbagai jenisnya, musaqat (hasil mengairi lahan pertanian), ijaroh (kontrak kerja,sewa), ihya’ul mawat (menghidupkan tanah yang mati), menggali kandungan bumi, industri dan lain-lain yang merupakan sektor riil yang dihalalkan dalam Islam.
Berkaitan dengan haramnya penimbunan uang dan praktek riba, maka alternatif seorang muslim atau setiap warga negara dalam Khilafah Islamiyah adalah:
Pertama: Ia meminjamkan tanpa bunga kepada orang lain, termasuk untuk dijadikan modal usaha bagi orang lain itu.
Kedua: Ia menjalankan usaha dengan orang lain dalam aktivitas syirkah, mudlarabah.
Ketiga: Ia akan memberikan kelebihan hartanya itu sebagai infaq, shadaqah, hadiah, hibah, dan lain-lain.
Selain ketiga alternatif tersebut dalam sistem pemerintahan Islam negara dapat memberikan sejumlah harta dari baitul mal kepada rakyat dalam rangka memenuhi hajat hidup, atau memanfaatkan pemilikan mereka. Semisal memberi mereka harta untuk menggarap tanah pertanian, atau melunasi hutang. Negara juga dapat menyerahkan sebidang tanah kepada individu untuk dimanfaatkan (iqtha’)
Pada saat yang sama Islam menetapakan berbagai cara yang diharamkan dalam pengembangan harta: mencuri, merampas, korupsi, riba, suap, perjudian, pelacuran, menjual barang yang diharamkan, penipuan, penimbunan dsb.
Khatimah
Jelas bahwa krisis moneter yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, krisis sosial, politik bukanlah musibah, melainkan fasad (kerusakan). Bila musibah menurut definisi Al Quran sebagai peristiwa (seperti gunung meletus, gempa bumi, kecelakaan pesawat dan sebagainya) yang terjadi di luar kuasa, kehendak dan kontrol manusia, maka fasad terjadi akibat tindakan-tindakan manusia sendiri yang menyimpang dari ketentuan Allah (lihat QS Ar Rum: 41).
Berkaitan dengan tafsir ayat tersebut, berkata Abul ‘Aliah: "Barang siapa mendurhakai Allah di muka bumi, maka ia telah membuat kerusakan di muka bumi, karena perbaikan di langit dan di bumi adalah dengan taat kepada-Nya." (lihat Tafsir Ibnu Katsir). Dan setiap penyimpangan terhadap hukum-hukum Allah memang akan menimbulkan fasad baik itu akan menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat secara luas. Maka krisis ekonomi yang kini tengah terjadi yang sengaja dinampakkan Allah, adalah akibat dari kesalahan manusia dalam menetapkan sistem ekonomi, paling tidak dalam menetapkan jenis dan fungsi mata uang.
Terhadap musibah kita diminta untuk bersabar. Dengan kesadaran tauhid kita meyakini bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Tapi menghadapi fasad, hanya ada satu cara: kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan yang diridlai Allah SWT (QS Ar Rum: 41). Itulah syariat Islam, dalam hal syariat mengenai masalah keuangan dan ekonomi. Tidak ada cara lain.
Berkutat dengan cara-cara kapitalisme dalam menyelesaikan krisis ekonomi, dan ragu terhadap metode Islam, hanya akan memperpanjang krisis dan memperparah keadaan. Bila secara faktual keadaan sudah demikian rupa, sementara secara imani kita yakin Islam adalah jalan hidup terbaik, mengapa kita masih ragu kepada metode yang ditunjukkan Islam dalam menangani masalah ekonomi dan tidak segera kembali kepadanya? Wallahu ‘a’lamu bisshawab.
DAFTAR PUSTAKA
An Nabhani, Taqiyuddin, An Nidzam Al Iqthishadi fil Islam (Sistem Ekonomi Islam), Darul Ummah, Beirut, 1990.
Buletin Al Islam;
Bank-Bank pun Berjatuhan, edisi 148 Thn 1997.
Jauhkan Perbankan dari Virus Riba, edisi 172 Thn 1998.
Centre for Strategic and Islamic Civilization, Jurnal Dialog CSIC Thn II No. 5, Jakarta, Oktober-September 1998.
Hadi, Abu Sura’I Abdul, Dr, MA, Bunga Bank dalam Islam, terjemahan, Penerbit Al Ikhlas Surabaya, 1993.
Katsir, Ibnu, Tafsir Al Quranil "Adzim Juz 3, terjemahan, Penerbit Sinar Baru Alqensindo Bandung, 2000.
Yusanto, M. Ismail, et.al, Dinar Emas, Solusi Krisis Moneter, Penerbit PIRAC, SEM Institue, Jakarta, 2001.
Zallum, Abdul Qadir, Al Amwal fi Daulatil Khilafah (Sistem Keuangan Negara Islam Khilafah), Penerbit Darul Malayin, Beirut, 1983.
SUMBER : www.e-syariah.net (27/04/2004)
Apa yang terjadi saat ini adalah mengulah resersi tahun 1930an, yang kemudian muncul aliran baru yaitu "keynesian" dimana negara memiliki interverensi di dalam kebijakan fiskal dengan mengeluarkan puluhan juta dolar untuk menjalankan roda perekonomian. Dana itu untuk membangun infrastruktur, memberikan dana segar. Tapi kenyataan berbicara lain karena penerapan kebijakan tersebut malah membuat kondisi perekonomian Amerika Serikat bertambah buruk. Inflansi meningkat di sertai pengangguran meningkat dimana seharusnya hanya terjadi salah satu saja dan bergantian ( mis pengangguran meningkat saja atau inflasi saja).
Didalam kapitalisme untuk menyelesaikannya adalah dengan merubah bunga SBI, dengan menaikkan suku bunga SBi bertujuan untuk mengurangi jumlah dana yang ada di masyarakat, tapi akibatnya membuat investor lebih cenderung menanamkan uangnya di bank sehingga mengakibatkan uang di masyarakat sedikit. Hal itu membuat pengangguran meningkat, untuk mengatasinya adalah menurunkan SBI. Kenapa aliran keynesian gagal? karena uang cenderung masuk kedalam pasar non riil, sehingga uang yang seharusnya berada di sektro riil tersedot masuk kesektor non riil. Di dalam islam pasar hanya ada pasar riil.
Salah satu penelitian ilmuwan Oxford yang meraih nobel menyatakan bahwa dari seluruh dana yang ada hanya 5% yang berada di sektor riil, sedang 95% berputar-putar di sektor non riil (bursa saham). Uang yang beredah di pasar non riil tersebut tidak pernah menyentuh pasar riil, yang terjadi adalah jual beli saham, obligasi dan turunannya semata. Dan hal ini lah yang di sebut "buble" yang sewaktu-waktu dapat pecah. Dan pecahnya buble itu dapat kita rasaakan.
Angka pertumbuhan ekonomi yang di angung-agungkan ternyata hanyalah tipu muslihat. Pada kenyataannya teori tetesan dmn akan terjadi tetesan dari atas kebawah tidak pernah terjadi. Distribusi tidak terjadi, pertumbuhan tidak merata. Banyak fakta dilapangan (contoh paling ekstrim di jakarta) d mana bangunan-bangunan mewah berdiri tengak tapi di sampingnya nampak sekali gubuk-gubuk milik penduduk setempat.
Thursday, November 10, 2011
Perbandingan olah raga aerob dan anaerob
Olah raga anaerob seperti fitness yaitu berolahraga dengan mengangkat beban-beban berat. Olah raga anaerob ini bisa jadi sangat berat tergantung pda porsi latihan yang digunakan. Olah raga anaerob ini memperoduksi zat asam laktat.
Olah raga aerob yaitu olah raga yang menggunakan pengaturan nafas sebagai kunci utamanya. Contoh olah raga aerob yang biasa ada dimasyarakat yaitu senam, yoga, tai chi, silat tenaga dalam.
Pada saat kita melakukan olahraga anaerob dibawah 2 jam maka akan mengeluarkan hasil yang cukup baik tapi setelah 2 jam maka olah raga aerob akan menghasilkan kebaikan yang lebih besar bagi tubuh dibanding olahraga anaerob.Tapi perlu diperhatikan pula ialah pernafasan dan gerakan yang benar menjadi kunci keberhasilan dan bisa saja melebihi hasil olahraga anaerob saat berolah raga dibawah 2 jam.
Olah raga aerob yang disiplin akan membuat terhambatnya kematian pada sel sehingga akan terlihat lebih awet muda dan kekuatan fisiknya lebih dari orang pada umumnya.
Tuesday, November 8, 2011
Sayangi Anak Anda, Maka Otak Anda Pun Akan Berkembang
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Kepercayaan yang populer di tengah masyarakat menunjukkan, kemampuan otak perempuan akan menurun selama kehamilan dan setelah melahirkan. Namun hasil penelitian membuktikan sebaliknya. Penemuan itu dipublikasikan di Journal Behavioural Neuroscience.
Penelitian yang dipublikasikan oleh American Psycological Association itu menemukan bahwa otak dari seorang ibu yang baru melahirkan akan semakin berkembang karena ia harus belajar menyesuaikan diri dengan anaknya yang baru lahir. Uniknya lagi, ibu yang mencurahkan segenap perhatian kepada anaknya akan mengalami perkembangan paling tinggi pada bagian utama dari otak, demikian di kutip The Telegraph edisi Rabu (20/10).
Para peneliti dari National Institute of Mental Health, di Maryland, Amerika Serikat memindai otak dari 19 perempuan yang melahirkan 10 bayi laki-laki dan sembilan bayi perempuan.
Perbandingan gambar hasil pemindaian yang dilakukan pada tiga sampai empat bulan setelah melahirkan, menunjukan bahwa volume 'grey matter' bertambah dalam jumlah yang meski kecil tetapi sangat signifikan pada beragam bagian otak.
'Grey matter' adalah komponen utama dari sistem syaraf pusat yang berfungsi untuk menyalurkan ransangan sensoris dan motoris antarneuron untuk meciptakan reaksi atas ransangan yang telah diterima tubuh.
Lazimnya pada orang dewasa, 'grey matter' tidak akan berubah dalam beberapa bulan tanpa proses belajar yang signifikan, cidera otak atau karena penyakit, dan akibat perubahan yang pada lingkungan.
Para peneliti berspekulasi bahwa tingkat hormon dan tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan tantangan setelah memiliki anak telah mendorong produksi sel otak.
Wilayah-wilayah dalam otak yang tercakup dalam perkembangan itu adalah pertama hypotalamus yang mengatur motivasi, kedua amygdala, indera, dan lobus parietal tempat proses penghormatan dan emosi, dan yang terakhir korteks prefrontal yang mengatur penalaran dan penilaian.
Menurut dua pakar ilmu syaraf, Dr Craig Kinsley dan Dr Elizabeth Meyer, motivasi untuk membesarkan anak dan karakter keibuan yang tampak dari seorang ibu mungkin bukan hasil dari insting tetapi lebih kepada hasil pengembangan otak.
Ibu yang sangat mencintai anaknya dan menjuluki buah hatinya itu sebagai si spesial, cantik, sempurna, ideal mengalami perkembangan otak yang lebih besar ketimbang mereka yang tidak begitu 'jatuh cinta' pada anaknya.
Meki penelitian itu masih harus diteliti kembali dengan jumlah sampel yang lebih banyak, penemuan itu telah menimbulkan pertanyaan tentang interaksi antara ibu dan anak.
Sumber: Antara
Penelitian yang dipublikasikan oleh American Psycological Association itu menemukan bahwa otak dari seorang ibu yang baru melahirkan akan semakin berkembang karena ia harus belajar menyesuaikan diri dengan anaknya yang baru lahir. Uniknya lagi, ibu yang mencurahkan segenap perhatian kepada anaknya akan mengalami perkembangan paling tinggi pada bagian utama dari otak, demikian di kutip The Telegraph edisi Rabu (20/10).
Para peneliti dari National Institute of Mental Health, di Maryland, Amerika Serikat memindai otak dari 19 perempuan yang melahirkan 10 bayi laki-laki dan sembilan bayi perempuan.
Perbandingan gambar hasil pemindaian yang dilakukan pada tiga sampai empat bulan setelah melahirkan, menunjukan bahwa volume 'grey matter' bertambah dalam jumlah yang meski kecil tetapi sangat signifikan pada beragam bagian otak.
'Grey matter' adalah komponen utama dari sistem syaraf pusat yang berfungsi untuk menyalurkan ransangan sensoris dan motoris antarneuron untuk meciptakan reaksi atas ransangan yang telah diterima tubuh.
Lazimnya pada orang dewasa, 'grey matter' tidak akan berubah dalam beberapa bulan tanpa proses belajar yang signifikan, cidera otak atau karena penyakit, dan akibat perubahan yang pada lingkungan.
Para peneliti berspekulasi bahwa tingkat hormon dan tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan tantangan setelah memiliki anak telah mendorong produksi sel otak.
Wilayah-wilayah dalam otak yang tercakup dalam perkembangan itu adalah pertama hypotalamus yang mengatur motivasi, kedua amygdala, indera, dan lobus parietal tempat proses penghormatan dan emosi, dan yang terakhir korteks prefrontal yang mengatur penalaran dan penilaian.
Menurut dua pakar ilmu syaraf, Dr Craig Kinsley dan Dr Elizabeth Meyer, motivasi untuk membesarkan anak dan karakter keibuan yang tampak dari seorang ibu mungkin bukan hasil dari insting tetapi lebih kepada hasil pengembangan otak.
Ibu yang sangat mencintai anaknya dan menjuluki buah hatinya itu sebagai si spesial, cantik, sempurna, ideal mengalami perkembangan otak yang lebih besar ketimbang mereka yang tidak begitu 'jatuh cinta' pada anaknya.
Meki penelitian itu masih harus diteliti kembali dengan jumlah sampel yang lebih banyak, penemuan itu telah menimbulkan pertanyaan tentang interaksi antara ibu dan anak.
Sumber: Antara
Thursday, November 3, 2011
Pencemaran Udara Ancam IQ Anak
ANTI POLUSI – Sebuah toko obat di kawasan Glodok menjual masker anti polusi berbahan serat fiber yang dapat mengantisipasi bakteri mikrobiologis dengan harga Rp35 ribu.
Jakarta, Sinar Harapan
Kota besar seperti Jakarta bukan lagi tempat yang sehat untuk membesarkan anak. Setiap hari seorang anak harus menghirup asap hitam knalpot kendaraan umum. Selain pelbagai penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA), ada yang lebih mengancam anak-anak kita, yakni menderita penurunan Intelligent Quotient (IQ) otak.
”Pengaruhnya tidak langsung dirasakan oleh anak, melainkan berlangsung sejak dalam kandungan. Kandungan zat berbahaya seperti logam berat pada emisi kendaraan akan terhisap oleh si ibu, dan mengalir melalui darah menembus ari-ari sebagai barrier.
Semua kandungan logam berat tadi mengganggu pertumbuhan dan fungsi otak ketika janin itu dilahirkan,” jelas Dr. Monang Tampubolon, spesialis kesehatan anak dan dosen Fakultas Kedokteran Ukrida saat dihubungi di Jakarta, Kamis (3/4).
Dari air susu ibu (ASI), polutan berbahaya dapat pula ”mencemari” otak bayi. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) DKI Jakarta sempat mengadakan studi pada 2001 yang menyatakan bahwa ibu-ibu di pinggiran kota memiliki ASI berkadar timbel 10 -30 ug per kilogram.
Kadar ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pedesaan, yakni satu sampai dua ug per kilogram. Polutan timbel yang terdapat dalam solar mampu memicu gangguan kesehatan kaum perempuan dan balita. Ion-ion timbel ini berimbas pada perkembangan sel-sel otak balita.
Sebagian besar kendaraan bermotor di kota-kota besar masih menggunakan bahan bakar fosil seperti hidrogen (H) dan karbon (C). Hasil pembakarannya memunculkan senyawa Hidro Karbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (Co2) juga Nox. Namun akibat menghemat, banyak kendaraan yang masih menggunakan solar sebagai bahan bakar. Solar menghasilkan senyawa berbahaya, timbel alias plumbum (Pb).
Polutan inilah yang menjadi pemicu gangguan fungsi otak yang utama. CO lebih menyerang ke anak-anak dan orang dewasa secara langsung, yakni menyebabkan kepala pusing, pandangan menjadi kabur, bahkan bisa pingsan dan kehilangan koordinasi saraf. Di luar ancaman penurunan tingkat kecerdasan, polusi udara juga memicu bronkitis, pneumonia, asma serta gangguan fungsi paru.
Angka Kematian Tinggi
Bukan janin dalam kandungan saja yang ikut terancam kehilangan kualitas kecerdasan, tapi juga anak-anak dalam masa tumbuh kembang. Timbel alias timah hitam ikut mencemari sayur dan buah-buahan yang dikonsumsi anak-anak. Beberapa tahun yang lalu United Nations Environmental Programme (UNEP) telah menempatkan Jakarta sebagai kota terpolusi nomor tiga di dunia setelah Meksiko dan Bangkok. Bisa dibayangkan betapa parahnya ancaman polutan emisi gas buang di metropolitan ini.
Padahal tanpa harus berhadapan dengan fakta tersebut, anak Indonesia sudah tergolong lemah dan memiliki angka kematian tinggi. Berdasar catatan UNICEF, laju tingkat kematian anak Indonesia termasuk tinggi dibanding negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Sebagai perbandingan, tahun 1997 tingkat kematian anak di Jakarta mencapai 28, di Kalimantan 67, di NTB mencapai angkat 81 perseribu kelahiran. Sedangkan di Thailand hanya 30, dan Malaysia hanya sembilan.
Menurut Monang, mayoritas anak Indonesia lebih rentan terserang penyakit dibanding dengan anak dari negara lain. Ini tak lain dipicu masalah kurang gizi yang sejak lama menjadi kendala utama pembangunan bangsa.
Departemen Kesehatan (Depkes) mencatat bahwa pada 1999 ada sekitar delapan persen anak Indonesia kekurangan gizi. Ini artinya ada sekitar 1,8 juta anak balita di seantero Indonesia menderita malnutrisi. Namun realitas yang ada di lapangan bisa lebih dari itu.
”Walaupun gizi masih menjadi masalah utama anak Indonesia, pada akhirnya penyakit yang timbul akibat pencemaran udara akan menjadi parah pula,” tutur dokter yang membuka praktik di bilangan Kalibata ini. Keduanya sama-sama berdampak buruk, yakni merosotnya tingkat IQ.
Di Jakarta dan kota besar lain masalah gizi bisa jadi tidak separah di daerah. Selaras dengan itu, kualitas kecerdasan mereka yang mendapat asupan gizi cukup akan membaik juga. Namun di banyak daerah kekurangan gizi, perkembangan otaknya terhambat. Maka Monang tidak heran kalau pelajar yang berhasil tembus perguruan tinggi negeri lebih banyak berasal dari kota besar di mana kebutuhan gizinya terpenuhi.
Hal lain yang patut dicermati adalah polusi udara akibat asap rokok. Monang berpendapat bahwa hingga saat ini belum ada penelitian apakah asap rokok termasuk zat berbahaya bagi otak anak. Yang jelas, ibu hamil yang menghisap rokok bisa berakibat fatal terhadap janin yang dikandungnya.
Pembuluh darah sang ibu akan mengecil sehingga suplai darah ke calon bayi terhalang. Akan banyak dampak yang diderita bayi di samping sekadar pertumbuhan badan yang terlambat, namun juga kemampuan mentalnya.
”Gizi memang masih menjadi faktor utama perkembangan otak. Tapi kita juga jangan meremehkan faktor lain seperti polusi udara,” ujar Monang. Dan yang memprihatinbkan, kendati polusi udara di Indonesia tergolong tinggi, tidak ada satu pun ahli kesehatan udara yang tersedia. Bahkan bidang studinya pun belum tersedia di semua perguruan tinggi. Padahal, menurut Monang, di banyak negara maju kehadiran seorang dokter ahli kesehatan udara sangat diperlukan dalam pembangunan proyek-proyek gedung di kota besar.
Copyright © Sinar Harapan 2003
Labels:
anak,
iptek,
janin,
otak,
perbandingan,
respiration,
rokok
ASI, Sumber DHA dan ARA Terbaik
PARA IBU HENDAKLAH MENYUSUKAN ANAK - ANAKNYA SELAMA DUA TAHUN PENUH , YAITU BAGI YANG INGIN MENYEMPURNAKAN PENYUSUAN...
AL - BAQARAH : 233
ISTILAH DHA dan ARA mungkin sudah tak asing lagi khususnya di antara para orang tua yang memiliki bayi. DHA (Docosahexaenoic acid) dan ARA (arachinoid acid) adalah asam lemak yang sangat penting (esensial) dan diperlukan bayi guna perkembangan otak dan ketajaman penglihatan.
Tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat mulai mengenal istilah asam lemak ini justru dari iklan susu formula, di mana hampir semua produsen berlomba memperbanyak kandungan dua jenis asam lemak ini pada setiap produknya. Biasanya, susu formula yang mengandung DHA dan ARA harganya realtif lebih mahal dibandingkan yang tidak mengandung asam lemak tersebut.
Padahal, DHA dan ARA sebenarnya merupakan dua di antara sekian banyak jenis nutrisi penting yang secara alami banyak terdapat dalam Air Susu Ibu. Bahkan kalaupun dibandingkan susu formula yang diperkaya dua asam lemak ini, kandungan DHA dan ARA dalam ASI masih jauh lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
¨DHA dan ARA banyak terdapat dalam ASI dengan komposisi yang sangat seimbang dan paling cocok buat bayi. Jadi bisa dikatakan, ASI merupakan sumber DHA dan ARA paling baik dan tak bisa ditandingi oleh susu formula apapun,¨ ungkap Dr. Hardiono D Pusponegoro, SpA(K) , dari Divisi Saraf Anak Departemen Kesehatan Anak FKUI/RSCM, di Jakarta Selasa (25/3).
Dr. Hardiono menyatakan, meskipun kini banyak beredar susu formula yang mengklaim mengandung DHA dan ARA, tetapi belum tentu akan memberi dampak yang baik dan maksimal bagi pertumbuhan otak dan kecerdasan anak.
¨Hampir semua produsen susu formula memasukkan berbagai benda dalam produknya tapi jumlahnya sedikit-sedikit. Padahal bila perbandingan DHA dan ARA dalam susu formula tidak tepat, hasilnya tidak akan baik bagi anak. Kecerdasannya tidak akan meningkat,¨ terangnya.
Sedangkan dalam ASI, lanjut Dr. Hardiono, kandungan DHA dan ARA sudah disesuaikan komposisinya secara alami . Prosentase dua jenis asam lemak ini menurut sebuah penelitian sangatlah bervariasi. Tetapi untuk di Indonesia, angkanya tidak jauh berbeda dengan negara tetangga seperti Malaysia.
¨Ya, sekitar 0,4 atau 0,5% dari total asam lemak. Tetapi meski jumlahnya sedikit, DHA dan ARA penting dalam perkembangan intelektual dan daya penglihatan anak,¨ tambahnya.
Dr Hardiono kembali mengingatkan bahwa ASI merupakan sumber nutrisi alami terbaik bagi bayi. Anak yang memperoleh ASI dari ibunya secara umum perkembangan otak dan jaringan sarafnya lebih baik daripada yang mendapatkan susu formula.
Melalui ASI, bayi akan mendapatkan DHA dan ARA yang diperlukan sebagai komponen utama lemak membran sel dan merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang (LC-PUFA) utama dalam sistem saraf pusat. DHA juga merupakan komponen utama membran sel fotoreseptor retina.
¨Otak tumbuh maksimal sejak 3 bulan terakhir dari masa kehamilan sampai kurang lebih usia 2 tahun. Karena itu, dalam periode tersebut bayi sebaiknya mendapat DHA dan ARA dalam jumlah cukup yang dapat diperoleh dari ASI,¨ ujarnya.
Guna memperoleh kandungan DHA dan ARA yang tinggi dalam ASI, para ibu hamil tentunya harus melakukan pola diet yang baik. Penelitian membuktikan bahwa ketika ibu mendapat tambahan DHA dalam dietnya, kandungan DHA dalam ASI juga akan meningkat.
Selama menyusui, ibu-ibu bisa memperbaiki kualitas DHA dan ARA dalam ASI nya dengan mengonsumsi makanan yang menjadi sumber DHA antara lain ikan laut (misalnya salmon), minyak ikan, daging dan telur.
KOMPAS.COM
AL - BAQARAH : 233
ISTILAH DHA dan ARA mungkin sudah tak asing lagi khususnya di antara para orang tua yang memiliki bayi. DHA (Docosahexaenoic acid) dan ARA (arachinoid acid) adalah asam lemak yang sangat penting (esensial) dan diperlukan bayi guna perkembangan otak dan ketajaman penglihatan.
Tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat mulai mengenal istilah asam lemak ini justru dari iklan susu formula, di mana hampir semua produsen berlomba memperbanyak kandungan dua jenis asam lemak ini pada setiap produknya. Biasanya, susu formula yang mengandung DHA dan ARA harganya realtif lebih mahal dibandingkan yang tidak mengandung asam lemak tersebut.
Padahal, DHA dan ARA sebenarnya merupakan dua di antara sekian banyak jenis nutrisi penting yang secara alami banyak terdapat dalam Air Susu Ibu. Bahkan kalaupun dibandingkan susu formula yang diperkaya dua asam lemak ini, kandungan DHA dan ARA dalam ASI masih jauh lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
¨DHA dan ARA banyak terdapat dalam ASI dengan komposisi yang sangat seimbang dan paling cocok buat bayi. Jadi bisa dikatakan, ASI merupakan sumber DHA dan ARA paling baik dan tak bisa ditandingi oleh susu formula apapun,¨ ungkap Dr. Hardiono D Pusponegoro, SpA(K) , dari Divisi Saraf Anak Departemen Kesehatan Anak FKUI/RSCM, di Jakarta Selasa (25/3).
Dr. Hardiono menyatakan, meskipun kini banyak beredar susu formula yang mengklaim mengandung DHA dan ARA, tetapi belum tentu akan memberi dampak yang baik dan maksimal bagi pertumbuhan otak dan kecerdasan anak.
¨Hampir semua produsen susu formula memasukkan berbagai benda dalam produknya tapi jumlahnya sedikit-sedikit. Padahal bila perbandingan DHA dan ARA dalam susu formula tidak tepat, hasilnya tidak akan baik bagi anak. Kecerdasannya tidak akan meningkat,¨ terangnya.
Sedangkan dalam ASI, lanjut Dr. Hardiono, kandungan DHA dan ARA sudah disesuaikan komposisinya secara alami . Prosentase dua jenis asam lemak ini menurut sebuah penelitian sangatlah bervariasi. Tetapi untuk di Indonesia, angkanya tidak jauh berbeda dengan negara tetangga seperti Malaysia.
¨Ya, sekitar 0,4 atau 0,5% dari total asam lemak. Tetapi meski jumlahnya sedikit, DHA dan ARA penting dalam perkembangan intelektual dan daya penglihatan anak,¨ tambahnya.
Dr Hardiono kembali mengingatkan bahwa ASI merupakan sumber nutrisi alami terbaik bagi bayi. Anak yang memperoleh ASI dari ibunya secara umum perkembangan otak dan jaringan sarafnya lebih baik daripada yang mendapatkan susu formula.
Melalui ASI, bayi akan mendapatkan DHA dan ARA yang diperlukan sebagai komponen utama lemak membran sel dan merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang (LC-PUFA) utama dalam sistem saraf pusat. DHA juga merupakan komponen utama membran sel fotoreseptor retina.
¨Otak tumbuh maksimal sejak 3 bulan terakhir dari masa kehamilan sampai kurang lebih usia 2 tahun. Karena itu, dalam periode tersebut bayi sebaiknya mendapat DHA dan ARA dalam jumlah cukup yang dapat diperoleh dari ASI,¨ ujarnya.
Guna memperoleh kandungan DHA dan ARA yang tinggi dalam ASI, para ibu hamil tentunya harus melakukan pola diet yang baik. Penelitian membuktikan bahwa ketika ibu mendapat tambahan DHA dalam dietnya, kandungan DHA dalam ASI juga akan meningkat.
Selama menyusui, ibu-ibu bisa memperbaiki kualitas DHA dan ARA dalam ASI nya dengan mengonsumsi makanan yang menjadi sumber DHA antara lain ikan laut (misalnya salmon), minyak ikan, daging dan telur.
KOMPAS.COM
Wednesday, November 2, 2011
Siswa SMPN 2 Kebomas Ciptakan Pestisida Organik
GRESIK, KOMPAS.com — Siswa SMP Negeri 2 Kebomas Gresik menciptakan pestisida organik dengan merek Dua Kebo. Pestisida hasil formulasi siswa itu dikemas dalam jiriken ukuran 2 liter. Para siswa cukup terampil membuat pestisida ramah lingkungan itu, termasuk soal komposisi dan indikasinya hingga mempromosikannya.
Kepala SMPN 2 Kebomas Yudo Siswanto, Minggu (10/5), menyatakan, dasar pembuatan pestisida organik ini karena siswa prihatin pada tanaman yang daunnya berlubang bahkan ada yang mati diserang ulat.
Sebagai sekolah Adiwiyata, setiap siswa SMPN 2 Kebomas mempunyai tanggung jawab pada tanaman yang ada. Di area sekolah tumbuh 10.059 tanaman yang terdiri dari 215 jenis. "Tanaman tumbuh subur karena dipupuk dengan pupuk buatan siswa. Siswa juga mahir membuat pupuk cair dan memproses kompos sendiri," ujar Yudo.
Atas keprihatinan serta rasa sayang terhadap tanaman, maka dicarilah formula pestisida yang ramah lingkungan. Menurut Yodo, dirinya melarang siswa menyemprotkan racun (pestisida non organik) di lingkungan sekolah. Dengan bantuan beberapa guru pembimbing serta menggali referensi dari buku, literatur dan informasi dari internet, maka dibuatlah pestisida organik cap Dua Kebo yang bahannya didapat dari halaman sekitar sekolah.
Yudo menjelaskan, siswa SMPN 2 Kebomas mahir membuatnya. Mereka bisa memblender jahe, lengkuas, kencur, kunyit, temulawak, temuireng, masing-masing sebesar ibu jari. Bahan itu dicampur bawang putih, bawang merah, sereh, daun mindi/mimba, dan brotowali.
Setelah diblender lalu ditambah bahan lain. Menurut Aisyah, kemasan pestisida organik buatan siswa setiap jiriken isi dua liter dijual Rp 17.000. Karya para siswa itu diluncurkan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu.
Guru lingkungan hidup SMPN 2 Kebomas Ramelan menyatakan, produk tersebut telah diujicobakan hasilnya dengan cara menyemprotkan produk tersebut ke ulat pohon yang langsung mati. Pemakaian pestisida tersebut harus dicanpur air dengan perbandingan 1:100.
Pestisida organik itu sementara dipasarkan untuk kalangan sendiri. Tujuan awal hanya memebri pembelajaran siswa tentang cinta tanaman, cinta lingkungan sehat serta memotivasi siswa. "Tidak menutup kemungkinan produk itu dijual keluar kalau ada pihak lain yang membutuhkan. Namun sampai saat ini kami belum menentukan harga nominal pemasaran," kata Ramlan.
Kegiatan siswa itu merupakan bagian dari kegiatan cinta lingkungan. Siswa kelas VII SMPN 2 Kebomas, Oni Cita, menyatakan, di sekolah itu dibentuk Tim Enviromentalis Club yang terdiri dari lima kegiatan, yakni empat sehat lima sempurna; jurnalistik; composting, sanitasi dan drainase; pembibitan; dan kreatif anorganik.
Tim empat sehat lima sempurna memantau kantin dan usaha kesehatan sekolah (UKS), tim jurnalistik mewancarai narasumber dan siaran di radio pendidikan milik sekolah. Tim sanitasi dan got membersihkan got dan saluran buntu. Tim pembibitan memantau tanaman kering dan layu untuk dikarantina atau diganti tanaman baru serta menyiapkan pestisida organik, dan tim kreatif anorganik membuat kerajinan dari bahan daur ulang sampah.
Bukan itu saja, siswa juga melakukan ekspedisi ke Bukit Hollywood sekitar 800 meter dari sekolah. Mereka mendata jenis tanaman obat langka yang ada di sana dan memberikan rekomendasi penyelamatannya. " Yang pasti, setiap peringatan hari besar selalu ada kegiatan bernuansa lingkungan," kata Oni.
sumber : kompas
Kepala SMPN 2 Kebomas Yudo Siswanto, Minggu (10/5), menyatakan, dasar pembuatan pestisida organik ini karena siswa prihatin pada tanaman yang daunnya berlubang bahkan ada yang mati diserang ulat.
Sebagai sekolah Adiwiyata, setiap siswa SMPN 2 Kebomas mempunyai tanggung jawab pada tanaman yang ada. Di area sekolah tumbuh 10.059 tanaman yang terdiri dari 215 jenis. "Tanaman tumbuh subur karena dipupuk dengan pupuk buatan siswa. Siswa juga mahir membuat pupuk cair dan memproses kompos sendiri," ujar Yudo.
Atas keprihatinan serta rasa sayang terhadap tanaman, maka dicarilah formula pestisida yang ramah lingkungan. Menurut Yodo, dirinya melarang siswa menyemprotkan racun (pestisida non organik) di lingkungan sekolah. Dengan bantuan beberapa guru pembimbing serta menggali referensi dari buku, literatur dan informasi dari internet, maka dibuatlah pestisida organik cap Dua Kebo yang bahannya didapat dari halaman sekitar sekolah.
Yudo menjelaskan, siswa SMPN 2 Kebomas mahir membuatnya. Mereka bisa memblender jahe, lengkuas, kencur, kunyit, temulawak, temuireng, masing-masing sebesar ibu jari. Bahan itu dicampur bawang putih, bawang merah, sereh, daun mindi/mimba, dan brotowali.
Setelah diblender lalu ditambah bahan lain. Menurut Aisyah, kemasan pestisida organik buatan siswa setiap jiriken isi dua liter dijual Rp 17.000. Karya para siswa itu diluncurkan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu.
Guru lingkungan hidup SMPN 2 Kebomas Ramelan menyatakan, produk tersebut telah diujicobakan hasilnya dengan cara menyemprotkan produk tersebut ke ulat pohon yang langsung mati. Pemakaian pestisida tersebut harus dicanpur air dengan perbandingan 1:100.
Pestisida organik itu sementara dipasarkan untuk kalangan sendiri. Tujuan awal hanya memebri pembelajaran siswa tentang cinta tanaman, cinta lingkungan sehat serta memotivasi siswa. "Tidak menutup kemungkinan produk itu dijual keluar kalau ada pihak lain yang membutuhkan. Namun sampai saat ini kami belum menentukan harga nominal pemasaran," kata Ramlan.
Kegiatan siswa itu merupakan bagian dari kegiatan cinta lingkungan. Siswa kelas VII SMPN 2 Kebomas, Oni Cita, menyatakan, di sekolah itu dibentuk Tim Enviromentalis Club yang terdiri dari lima kegiatan, yakni empat sehat lima sempurna; jurnalistik; composting, sanitasi dan drainase; pembibitan; dan kreatif anorganik.
Tim empat sehat lima sempurna memantau kantin dan usaha kesehatan sekolah (UKS), tim jurnalistik mewancarai narasumber dan siaran di radio pendidikan milik sekolah. Tim sanitasi dan got membersihkan got dan saluran buntu. Tim pembibitan memantau tanaman kering dan layu untuk dikarantina atau diganti tanaman baru serta menyiapkan pestisida organik, dan tim kreatif anorganik membuat kerajinan dari bahan daur ulang sampah.
Bukan itu saja, siswa juga melakukan ekspedisi ke Bukit Hollywood sekitar 800 meter dari sekolah. Mereka mendata jenis tanaman obat langka yang ada di sana dan memberikan rekomendasi penyelamatannya. " Yang pasti, setiap peringatan hari besar selalu ada kegiatan bernuansa lingkungan," kata Oni.
sumber : kompas
Tuesday, November 1, 2011
Anak, Paling Banyak Jadi Korban Asap Rokok
Kepulan asap rokok paling membebani anak-anak. Mereka terpaksa menjadi perokok pasif. Bahkan, sejak dilahirkan—ketika terdapat orang dewasa yang merokok di sekitar mereka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menguatkan besaran dampak asap rokok (second hand smoke) pada mereka yang tidak merokok lewat sebuah studi.
Studi yang diterbitkan akhir November 2010 itu mengambil data dari 192 negara. Guna mendapat data komprehensif dari semua negara itu, para peneliti menggunakan data tahun 2004. Mereka menggunakan model matematika untuk memperkirakan kematian dan jumlah tahun yang hilang dari para perokok pasif (perbandingan evaluasi risiko). Hasilnya, paparan asap rokok mengakibatkan
603.000 kematian prematur pada 2004. Kematian itu disebabkan penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan bawah, asma, dan kanker paru.
Anak-anak termasuk yang terbanyak terpapar asap rokok atau menjadi perokok pasif dibandingkan kelompok umur lainnya. Hasil studi itu menemukan 40 persen anak terpapar asap rokok. Selebihnya, 33 persen laki-laki dan 35 persen perempuan tidak merokok yang terpapar asap rokok. Anak-anak umumnya terpapar asap rokok di lingkungan rumah.
Sekitar 166.000 anak di antaranya meninggal karena penyakit terkait asap rokok dan umumnya di negara miskin atau berpendapatan menengah. Sedangkan beban penyakit terbesar yang disandang perokok pasif anak di bawah usia lima tahun ialah infeksi saluran pernapasan bawah—jumlahnya 5.939.000 kasus dan asma pada anak-anak 651.000 kasus. Tak heran, karena anak masih amat rentan dan dalam proses pertumbuhan.
Para perokok pasif dewasa juga menanggung penyakit, terutama perempuan. Kematian akibat penyakit terkait asap rokok paling tinggi pada kelompok perempuan, 281.000 (47 persen) dibandingkan pada laki-laki, yakni 156.000 kasus (26 persen).
Salah seorang peneliti, yakni Dr Annete Prus-Ustun dari Departemen Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO, menuliskan, paparan asap rokok umum terjadi di banyak negara. Namun, dampak dari paparan tersebut belum banyak diketahui. Dua pertiga kematian lantaran paparan asap rokok terjadi di kawasan Asia Selatan dan Afrika.
Sekitar 93 persen populasi dunia tinggal di wilayah yang masih belum menerapkan regulasi kawasan dilarang merokok.
Hanya sekitar 7,4 persen dari total penduduk dunia hidup dalam kawasan yang menerapkan larangan merokok, khususnya di area publik.
Padahal, regulasi itu dapat melindungi masyarakat umum dari bahaya asap rokok. Di tempat yang mengimplementasikan regulasi itu, paparan terhadap asap rokok di lokasi berisiko tinggi, seperti bar dan restoran, berkurang hingga 90 persen.
Secara umum di ruang publik, paparan turun hingga 60 persen berkat regulasi itu.
Pruss-Ustun mendorong agar negara-negara dapat mengendalikan konsumsi tembakau lewat berbagai strategi demi melindungi kesehatan masyarakatnya.
(www.thelancet.com/ www.who.int/INE)
*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.
Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.
Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.
Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.
Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.
*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.
UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.
Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.
Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menguatkan besaran dampak asap rokok (second hand smoke) pada mereka yang tidak merokok lewat sebuah studi.
Studi yang diterbitkan akhir November 2010 itu mengambil data dari 192 negara. Guna mendapat data komprehensif dari semua negara itu, para peneliti menggunakan data tahun 2004. Mereka menggunakan model matematika untuk memperkirakan kematian dan jumlah tahun yang hilang dari para perokok pasif (perbandingan evaluasi risiko). Hasilnya, paparan asap rokok mengakibatkan
603.000 kematian prematur pada 2004. Kematian itu disebabkan penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan bawah, asma, dan kanker paru.
Anak-anak termasuk yang terbanyak terpapar asap rokok atau menjadi perokok pasif dibandingkan kelompok umur lainnya. Hasil studi itu menemukan 40 persen anak terpapar asap rokok. Selebihnya, 33 persen laki-laki dan 35 persen perempuan tidak merokok yang terpapar asap rokok. Anak-anak umumnya terpapar asap rokok di lingkungan rumah.
Sekitar 166.000 anak di antaranya meninggal karena penyakit terkait asap rokok dan umumnya di negara miskin atau berpendapatan menengah. Sedangkan beban penyakit terbesar yang disandang perokok pasif anak di bawah usia lima tahun ialah infeksi saluran pernapasan bawah—jumlahnya 5.939.000 kasus dan asma pada anak-anak 651.000 kasus. Tak heran, karena anak masih amat rentan dan dalam proses pertumbuhan.
Para perokok pasif dewasa juga menanggung penyakit, terutama perempuan. Kematian akibat penyakit terkait asap rokok paling tinggi pada kelompok perempuan, 281.000 (47 persen) dibandingkan pada laki-laki, yakni 156.000 kasus (26 persen).
Salah seorang peneliti, yakni Dr Annete Prus-Ustun dari Departemen Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO, menuliskan, paparan asap rokok umum terjadi di banyak negara. Namun, dampak dari paparan tersebut belum banyak diketahui. Dua pertiga kematian lantaran paparan asap rokok terjadi di kawasan Asia Selatan dan Afrika.
Sekitar 93 persen populasi dunia tinggal di wilayah yang masih belum menerapkan regulasi kawasan dilarang merokok.
Hanya sekitar 7,4 persen dari total penduduk dunia hidup dalam kawasan yang menerapkan larangan merokok, khususnya di area publik.
Padahal, regulasi itu dapat melindungi masyarakat umum dari bahaya asap rokok. Di tempat yang mengimplementasikan regulasi itu, paparan terhadap asap rokok di lokasi berisiko tinggi, seperti bar dan restoran, berkurang hingga 90 persen.
Secara umum di ruang publik, paparan turun hingga 60 persen berkat regulasi itu.
Pruss-Ustun mendorong agar negara-negara dapat mengendalikan konsumsi tembakau lewat berbagai strategi demi melindungi kesehatan masyarakatnya.
(www.thelancet.com/ www.who.int/INE)
*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.
Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.
Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.
Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.
Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.
*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.
UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.
Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.
Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29
Rahasia di Balik Matematika Shalat
Berapa lamakah kita shalat dalam sehari semalam? Jika setiap rakaat kita perkirakan dua menit, maka dalam sehari-semalam jumlahnya ada 34 menit. Artinya, dalam sehari hanya kita isi sebanyak 2,4 persen dari 1440 menit. Dalam satu minggu, berarti ada 238 menit atau 3,96 jam. Dalam satu bulan, lama shalat kita sebanyak 952 menit atau 15,86 jam. Dan setahun, ada 11.424 menit atau 190,4 jam, yang berarti setara dengan 7,93 hari.
Jika rata-rata usia hidup manusia selama 60 tahun, dan dikurangi dengan 10 tahun masa awal akil baligh (dewasa), maka hanya 50 tahun seseorang melaksanakan shalat dalam hidupnya. Itu berarti, sepanjang hidupnya ia melaksanakan shalat fardlu selama 571.200 menit atau sekitar 9.520 jam, atau 396,7 hari (1,1 tahun).
Bisa dibayangkan, selama hidup, kita hanya butuh waktu untuk shalat fardhu selama 1,1 tahun, atau dalam satu tahun hanya 7,93 hari, atau dalam satu hari hanya 34 menit. Dari sini terlihat betapa jauhnya perbandingan ketaatan kita kepada Allah SWT dengan nikmat yang diberikan-Nya kepada kita dengan nikmat usia.
Maka, sangat disayangkan apabila ada orang yang tidak melaksanakan shalat karena alasan tidak ada waktu atau sibuk. Padahal, jika kita jujur terhadap diri sendiri, kita mampu berlama-lama bertelepon, nongkrong di depan komputer, jalan-jalan, nonton TV, dan lain sebagainya.
Ingatlah, Abu Zubair menceritakan bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, ''Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran itu terdapat perbuatan meninggalkan shalat'." (HR Muslim).
Oleh karena itu, jangan pernah merasa puas dan berbangga diri dengan ibadah yang telah kita laksanakan. Sebab, bisa jadi ibadah kita, terutama shalat, tidak akan berarti apa-apa bila hal itu kita kerjakan dengan tidak ikhlas. Apalagi berharap surga. Allah menyindir orang yang demikian dengan pendusta agama. (QS Al-Maun [107]: 1-7).
Jadi, jangan hanya mengandalkan masuk surga dengan selembar tiket shalat fardhu. Silakan menjaring rahmat Allah dengan banyak beramal saleh. Berinfak, zakat, puasa, haji, akur dengan tetangga, menyambung silaturahim, mengurus keluarga, belajar, menyantuni anak yatim, tidak membuang sampah sembarangan, bahkan hanya tersenyum kepada teman pun termasuk amal shaleh. Wallahu a'lam.
Oleh Deden Zaenal Muttaqien
Jika rata-rata usia hidup manusia selama 60 tahun, dan dikurangi dengan 10 tahun masa awal akil baligh (dewasa), maka hanya 50 tahun seseorang melaksanakan shalat dalam hidupnya. Itu berarti, sepanjang hidupnya ia melaksanakan shalat fardlu selama 571.200 menit atau sekitar 9.520 jam, atau 396,7 hari (1,1 tahun).
Bisa dibayangkan, selama hidup, kita hanya butuh waktu untuk shalat fardhu selama 1,1 tahun, atau dalam satu tahun hanya 7,93 hari, atau dalam satu hari hanya 34 menit. Dari sini terlihat betapa jauhnya perbandingan ketaatan kita kepada Allah SWT dengan nikmat yang diberikan-Nya kepada kita dengan nikmat usia.
Maka, sangat disayangkan apabila ada orang yang tidak melaksanakan shalat karena alasan tidak ada waktu atau sibuk. Padahal, jika kita jujur terhadap diri sendiri, kita mampu berlama-lama bertelepon, nongkrong di depan komputer, jalan-jalan, nonton TV, dan lain sebagainya.
Ingatlah, Abu Zubair menceritakan bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, ''Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran itu terdapat perbuatan meninggalkan shalat'." (HR Muslim).
Oleh karena itu, jangan pernah merasa puas dan berbangga diri dengan ibadah yang telah kita laksanakan. Sebab, bisa jadi ibadah kita, terutama shalat, tidak akan berarti apa-apa bila hal itu kita kerjakan dengan tidak ikhlas. Apalagi berharap surga. Allah menyindir orang yang demikian dengan pendusta agama. (QS Al-Maun [107]: 1-7).
Jadi, jangan hanya mengandalkan masuk surga dengan selembar tiket shalat fardhu. Silakan menjaring rahmat Allah dengan banyak beramal saleh. Berinfak, zakat, puasa, haji, akur dengan tetangga, menyambung silaturahim, mengurus keluarga, belajar, menyantuni anak yatim, tidak membuang sampah sembarangan, bahkan hanya tersenyum kepada teman pun termasuk amal shaleh. Wallahu a'lam.
Oleh Deden Zaenal Muttaqien
Subscribe to:
Posts (Atom)