Wednesday, November 2, 2011

Siswa SMPN 2 Kebomas Ciptakan Pestisida Organik

GRESIK, KOMPAS.com — Siswa SMP Negeri 2 Kebomas Gresik menciptakan pestisida organik dengan merek Dua Kebo. Pestisida hasil formulasi siswa itu dikemas dalam jiriken ukuran 2 liter. Para siswa cukup terampil membuat pestisida ramah lingkungan itu, termasuk soal komposisi dan indikasinya hingga mempromosikannya.

Kepala SMPN 2 Kebomas Yudo Siswanto, Minggu (10/5), menyatakan, dasar pembuatan pestisida organik ini karena siswa prihatin pada tanaman yang daunnya berlubang bahkan ada yang mati diserang ulat.

Sebagai sekolah Adiwiyata, setiap siswa SMPN 2 Kebomas mempunyai tanggung jawab pada tanaman yang ada. Di area sekolah tumbuh 10.059 tanaman yang terdiri dari 215 jenis. "Tanaman tumbuh subur karena dipupuk dengan pupuk buatan siswa. Siswa juga mahir membuat pupuk cair dan memproses kompos sendiri," ujar Yudo.

Atas keprihatinan serta rasa sayang terhadap tanaman, maka dicarilah formula pestisida yang ramah lingkungan. Menurut Yodo, dirinya melarang siswa menyemprotkan racun (pestisida non organik) di lingkungan sekolah. Dengan bantuan beberapa guru pembimbing serta menggali referensi dari buku, literatur dan informasi dari internet, maka dibuatlah pestisida organik cap Dua Kebo yang bahannya didapat dari halaman sekitar sekolah.

Yudo menjelaskan, siswa SMPN 2 Kebomas mahir membuatnya. Mereka bisa memblender jahe, lengkuas, kencur, kunyit, temulawak, temuireng, masing-masing sebesar ibu jari. Bahan itu dicampur bawang putih, bawang merah, sereh, daun mindi/mimba, dan brotowali.

Setelah diblender lalu ditambah bahan lain. Menurut Aisyah, kemasan pestisida organik buatan siswa setiap jiriken isi dua liter dijual Rp 17.000. Karya para siswa itu diluncurkan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei lalu.

Guru lingkungan hidup SMPN 2 Kebomas Ramelan menyatakan, produk tersebut telah diujicobakan hasilnya dengan cara menyemprotkan produk tersebut ke ulat pohon yang langsung mati. Pemakaian pestisida tersebut harus dicanpur air dengan perbandingan 1:100.

Pestisida organik itu sementara dipasarkan untuk kalangan sendiri. Tujuan awal hanya memebri pembelajaran siswa tentang cinta tanaman, cinta lingkungan sehat serta memotivasi siswa. "Tidak menutup kemungkinan produk itu dijual keluar kalau ada pihak lain yang membutuhkan. Namun sampai saat ini kami belum menentukan harga nominal pemasaran," kata Ramlan.

Kegiatan siswa itu merupakan bagian dari kegiatan cinta lingkungan. Siswa kelas VII SMPN 2 Kebomas, Oni Cita, menyatakan, di sekolah itu dibentuk Tim Enviromentalis Club yang terdiri dari lima kegiatan, yakni empat sehat lima sempurna; jurnalistik; composting, sanitasi dan drainase; pembibitan; dan kreatif anorganik.

Tim empat sehat lima sempurna memantau kantin dan usaha kesehatan sekolah (UKS), tim jurnalistik mewancarai narasumber dan siaran di radio pendidikan milik sekolah. Tim sanitasi dan got membersihkan got dan saluran buntu. Tim pembibitan memantau tanaman kering dan layu untuk dikarantina atau diganti tanaman baru serta menyiapkan pestisida organik, dan tim kreatif anorganik membuat kerajinan dari bahan daur ulang sampah.

Bukan itu saja, siswa juga melakukan ekspedisi ke Bukit Hollywood sekitar 800 meter dari sekolah. Mereka mendata jenis tanaman obat langka yang ada di sana dan memberikan rekomendasi penyelamatannya. " Yang pasti, setiap peringatan hari besar selalu ada kegiatan bernuansa lingkungan," kata Oni.

sumber : kompas

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun