Tuesday, November 15, 2011

benarkah bulan merupakan sebuah pesawat? bag 16

PENEMUAN AIR DI DUNIA YANG KERING KERONTANG INI.
Kita telah melihat betapa anehnya getaran atau vibrasi yang merambat keseluruh tubuh Bulan jika ada suatu benda besar yang menumbuk atau menyentuhnya. Para ahli geologi dan seismologi menyimpulkan : Kenyataan itu menunjukkan hahwa Bulan adalah sebuah dunia yang benar-benar kering kerontang, justru mungkin tidak mempunyai air sama sekali. Seperti yang diharapkan, ekspedisi Bulan memang membuktikan hal ini. Tidak ada jejak air diketemukan di atas permukaan Bulan oleh ekspedisi Apoilo 11, 12 dan 14. "Tidak ada bukti dalam batuan atau geochemistry bahwa di Bulan ada air," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Asisten Direktur Lunar Science, Richard Allenby.

Seorang penulis karya ilmiah majalah Time memberikan komentar (edisi 15 Januari, 1971) demikian:"......hasil ekspedisi ini mendorong seorang ilmuwan untuk memberikan komentar bahwa Bulan satu juga kali lebih kering dari Gurun Gobi. " Kemudian para ahli Bulan menerima laporan yang membingungkan dari alat yang ditinggalkan di atas permukaan Bulan dalam ekspedisi Apollo.

Alat itu mendeteksi letusan awan-awan uap air yang meluas pada daerah sebesar 100 mil persegi di atas permukaan Bulan! Letusan ini berakhir selama 14 jam! Laporan ini dikeluarkan oleh dua orang physicist dari Rice University, Dr. John Freeman, Jr., dan Dr. H. Ken Hills, setelah mempelajari data yang dideteksi oleh Apollo Superthermal Ion Detectors (SIDE).

Freeman dan Hills menamakan kejadian ini sebagai salah satu dari "penemuan yang paling mengherankan selama ini." dan menyatakan bahwa air itu berasal dari suatu tempat jauh di dalam tubuh Bulan, kelihatannya meletus selama terjadi gempa Bulan. Para ahli NASA dengan muka merah padam menyangkal keputusan serta kesimpulan itu.

Bagaimanapun juga mereka menyatakan bahwa awan partikel-pertikel air itu berasal dari air dua tanki disuatu bagian Apollo yang ditinggalkan dipermukaan Bulan. Dua tanki kecil ini bisa menimbulkan uap air yang melingkupi daerah seluas seratus mil persegi. Tidak masuk akal, tapi itulah yang diinginkan NASA agar dipercayai oleh publik. Team research NASA tidak menanggapi penjelasan itu.

Mereka bersikeras menyatakan bahwa kejadian itu amat jelas, yaitu uap air itu datang dari dalam tubuh Bulan karena Apollo 12 dan 14 mendarat pada dua tempat yang jaraknya kira-kira 180 mil, dan uap itu dideteksi oleh alat detektor yang berlainan pada kedua tempat berjarak 180 mil itu. SIDE menyatakan bahwa penemuan ini penting karena kedua alat yang mendeteksi uap itu menghadap keluar, pada arah yang berlawanan.

Kemudian NASA mencoba untuk mengeluarkan teori lain yang mengatakan bahwa awan uap air seluas seratus mil persegi itu berasal dari air seni para astronaut yang dibuang pada tanggal 14 Agustus, dibuang dari Command module kelangit Bulan. Mereka menyatakan bahwa air seni itu bisa mengorbit Bulan sampai beberapa minggu, sedikit demi sedikit turun dan mendarat di permukaan Bulan, dan tertangkap oleh alat detektor yang dipasang di sana. Dr. H.K. Hills, dari SIDE, menolak teori air seni tersebut dengan gigih.

Baik ia maupun Freeman rnenyatakan bahwa air seni pasti telah terhambur dalam orbit dan tidak mungkin sampai mencapai alat pencatat yang dipasang di atas permukaan Bulan. Persoalan uap air ini kelihatannya memang bukanlah persoalan besar, tapi penemuan ini benar-benar membingungkan sebagian besar ahli Bulan. Seperti yang dinyatakan oleh Science News (23 Oktober 1971) : "Ada atau tidak adanya air di Bulan merupakan hal pokok
untuk menentukan asal usul dan perkembangan Bulan." Juga lihat The Third Lunar Conference (Vol. 3), halaman 227 : Water Vapor, Whence Comest Thou? Dr. J.W. Freeman, H.K. Hills, dan R.R. Vandrak, Dept of Space Science, Rice University.

Akibat penemuan istimewa ini cukup besar. Sebagaimana yang dinyatakan oleh ilmuwan Farouk El Baz : "Jika uap air itu berasal dari bagian dalam Bulan, maka akan berarti serius. Akan berarti bahwa terdapat perbedaan drastis antara fase-fase interior Bulan, dan perbedaan yang menyolok antara bagian dalam dan bagian luarnya yang telah kita selidiki" Seperti yang telah kita ketahui, ekspedisi Apollo 11 , 12, 14 dan 15 membawa hasil bahwa dipermukaan Bulan tidak ada air sama sekali karena benda-benda di sana tidak mengandung air sama sekali.

Kemudian Apollo 16 kembali ke Bumi dan membawa misteri yang luar biasa. Astronaut-- astronaut Apollo 16 membawa batu-batu yang kelihatannya berkarat, dan ternyata batuan itu mengandung besi yang berkarat. Ilmuwan NASA Dr. Gast mengatakan "pengaratan itu jelas berasal dari sifat bulan itu sendiri." Bagaimana mungkin besi di batu-batu itu bisa berkarat jika tidak ada air sama sekali? Para ahli bertanya-tanya, karena proses pengaratan harus terjadi karena hadirnya oksigen dan free hydrogen, di samping besi dan air.

Namun demikian, hasilnya dibuktikan oleh University of Cambridge.. Dan B.J. Skinner, dari Yale University menyatakan : "Bukti itu kelihatannya baik, yaitu bahwa kita untuk pertama kalinya menemukan hydrous mineral di atas permukaan Bulan." Kedua ahli Soviet itu telah menyatakan bahwa Bulan mempunyai daerah yang kosong berisi gas gas mirip seperti atmosfir untuk mendukung kehidupan. Mungkinkah gas-gas itu merembas keluar dari celahcelah dan retakan dipermukaan Bulan dan menjadi awan uap air yang diketemukan itu? Jika benar, mungkin NASA hanya setengah benar. Uap itu memang berasal dari "tanki air" tapi bukan tanki yang berasal dari Bumi.......

PARIT-PARIT BULAN YANG "MUSTAHIL"
Aspek misterius lainnya dari Bulan adalah adanya anak-anak sungai yang berkelok-kelok yang telah diterangkan oleh seorang ahli sebagai "palung Bulan bersisi curam." Beberapa orang ilmuwan yakin bahwa kanal-kanal ini dahulu terbentuk karena aliran air yang pada zaman dahulu kala pernah ada di Bulan yang kini kering kerontang. Bagaimanapun juga, sebagian besar dari ilmuwan lainnya yakin bahwa parit-parit itu merupakan tube lava yang telah usang, Bisa dibayangkan sebagai kanal-kanal untuk mengalirkan bahan-bahan yang cair.

Asal usul kanal-kanal ini tetap menjadi misteri. Itulah mengapa salah satu dari ekspedisi Apollo dikirimkan ke Hadley Rille (Anak sungai Rille). Ekspedisi ini dimaksudkan untuk menyelidiki paritparit yang mirip sungai-sungai kering berkelok-kelok ini. Hadley Rille ini merupakan Grand Canyon raksasa, yang lebarnya satu mil dan dalamnya 1500 kaki, berliku-liku melintasi daerah sebelah timur Sea of Rains.

Sea of Rains ini membentuk mata kanan dari gambaran "manusia di Bulan." Para ahli yakin sebuah meteor besar atau asteroid besar sebesar Rhode Island menumbuk daerah itu dan akhirnya timbullah retakan-retakan. Hal ini terjadi beberapa milyar tahun yang lalu. Para ahli yakin meteor inilah yang menimbulkan goncangan paling hebat yang pernah dialami Bulan waktu masih muda dahulu.

Hadley Rille berliku-liku sepanjang 70 mil. Di sekelilingnya banyak gunung-gunung yang dinamakan Apennines, Juras, Carpathians dan masih banyak lagi. Astronaut Apollo 15 amat tercengang ketika mereka mendekati daerah ini. David Scott, kepala ekspedisi itu berseru : "Tidak ada tempat di Bumi yang memiliki panorama sehebat itu." Reaksi pertamanya ketika mendekati daerah itu bagaikan seorang tourist yang kagum : "Aduh, alangkah hebatnya pemandangan di sini!" Pesawat angkasa luar Apollo 15 mendarat di tepi timur, Sea of Rains, pada suatu daerah bernama Palus Putredinis, the Mars of Decay. Ahli geologi, Farouk El Baz berkata : "Kata latin itu lebih tepat diterjemahkan sebagai "Rawa berbau Busuk.".

El Baz adalah seorang ilmuwan kelahiran Mesir, yang mempersiapkan astronaut-astronaut Apollo 15 untuk mengadakan perjalanan yang bersifat geologis. Ia mempelajarir banyak sekali photo-photo dan mengenal daerah-daerah Bulan dengan baik. Ia oleh murid-muridnya (para astronaut) dijuluki "Raja", dan ia melakukan tugasnya dengan bagus sekali. Begitu bagusnya ia melatih para muridnya sebelum berangkat ke Bulan, hingga Al Worden berkata : "Setelah Si Raja memberi training, aku hampir--hampir merasa bahwa aku telah berkunjung ke tempat ini sebelumnya." Tepat sebelum lunar module menyentuh permukaan Bulan, Scott dan Irwin menikmati pemandangan yang bagus pada Hadley Mountains dan parit-parit itu.

Hadley Mountains yang lebih tinggi dari Mt. Everest, gunung tertinggi di dunia. Mereka begitu terkesan hingga Scott melaporkan : "Semua permukaan di sini amat halus ..... Puncak gununggunungnya bulat. Tidak ada puncak yang tajam dan kasar....... Mulai dari puncak sampai kelerengnya amat landai dan benar-benar halus." Kemudian Young mengakhiri laporan itu dengan: "Ke arah timur Hadley Delta ....... aku bisa melihat pemukaan yang halus, namun demikian aku bisa melihat garis-garisnya ..... kelihatan batas lapisan demi lapisan." Berita bahwa Mount Hadley mempunyai lapisan-lapisan yang tegas membuat para ilmuwan NASA keheranan.

Tidak seorangpun yang menduganya, dan tidak seorangpun yang bisa menerangkannya. Bagaimana sebuah gunung terbentuk dari lapisan demi lapisan bertumpuktumpuk? Sedangkan sebelumnya para ahli menduga gunung itu tajam dan curam sebagai akibat dari ledakan tumbukan bermilyarmilyar tahun yang lalu. Sebenarnya, dari kenyataan ini dan bukti-bukti lainnya yang dibawa oleh ekspedisi Apollo yang terdahulu, bisa disimpulkan bahwa Bulan adalan
timbunan reruntuhan batu yang maha besar.

Penyelidikan di Hadley Rille membuktikan bahwa tempat itu merupakan tempat yang berlapis-lapis. Sebenarnya para ahli tidak begitu terkejut karena fotofotonya telah menunjukkan bahwa dinding anak sungai itu memiliki beberapa lapisan. Namun demikian bagaimana tentang asal usulnya masih belum terjawab. Karena sebagian besar ilmuwan yakin bahwa Bulan tidak pernah memiliki air, maka tak mungkin garis-garis itu merupakan deposit endapan laut seperti halnya yang terjadi di Bumi.

Sementara sebagian ilmuwan yakin bahwa lapisan (strata) itu menunjukkan pecahan atau selimut benda-benda yang terpental dan menumpuk sejak sebelum terjadi tumbukan hebat itu. Beberapa orang ahli lainnya berpendapat lereng yang berlapis-lapis itu adalah aliran lava pada zaman dahulu kala. (Namun kini sebagian besar berpendapat bahwa aliran lava alam tidak mungkin bisa mengalir dalam aliran yang saling berpotongan. Irwin dan Scott nielihat lapisan-lapisan dinding anak sungai itu sampai lebih dari sebelas lapis.

Disamping aliran lava cair akan menutupi daerah itu seperti plester baru melapisi suatu dinding tua.) Bagaimanapun, kelihatannya persoalan ini akan tetap menyebabkan para ahli sibuk sampai beberapa tahun mendatang. Seperti yang dikatakan oleh seorang anggota NASA : "Lereng-lereng yang ber-. lapis-lapis itu adalah yang paling misterius. Misalnya, tidak ada sungai atau lava yang pernah mengalir dalam aliran yang saling berpotongan seperti yang tampak pada parit-parit atau anak sungai di Bulan itu.

Sebenarnya atau logikanya anak-anak sungai itu tidak pernah mungkin terjadi." Sebuah artikel dalam The Moon mengupas problema ini dari segi lain sebagai berikut : "perlu diterangkan .... lapisan itu tidak hanya melapisi permukaan dengan minor relief, tapi kelihatannya memiliki kapasitas luar biasa hingga mampu merusakkan mayor relief yang telah ada sebelumnya..

Dibanyak tempat diketahui merupakan dinding kawah yang telah hancur karena adanya kontak dengan lava Bulan ..... Dinding-dinding semacam ini tidak hanya sekedar terlapis saja ; tapi cenderung kelihatan terpatah-patah, tidak menentu, atau runtuh..... Dari data Apollo diketahui bahwa lava Bulan mempunyai temperatur tinggi dan amat encer ..... tapi data ini saja tidak cukup untuk menerangkan kekuatan erosinya."

Para ahli tidak bisa memberikan penerangan. Kemungkinan anak-anak sungai ini merupakan saluran atau parit-parit yang digunakan sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan yang cair? Dugaan ini akan cocok sekali dengan teori Soviet. Mungkin saat inilah para ahli harus meninggalkan teori-teori mereka yang kolot.

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun