Dalam proses pembentukan tubuh manusia yang terjadi di dalam rahim, otak merupakan organ yang pertama kali dibentuk. Didalam rahim sejak janin berusia 10 minggu sampai 12 minggu sejak pembuahan, pada retina mata bayi atau sebelum gambar samar-samar paling awal terbayang di dalam korteksnya, sel-sel saraf pada otak yang sedang berkembang sibuk dengan kegiatan yang terencana.
Prof. Carla Shatz dari University of California Berkeley mengatakan bahwa:
Sel-sel pada suatu daerah otak menghubungi bagian-bagian tubuh yang lain secara kontinyu dan otomatis.
Otak tersusun dari kumpulan neuron, dimana neuron merupakan sel saraf panjang seperti kawat yang mengantarkan pesan-pesan listrik lewat sistem saraf dan otak. Neuron ini mengirimkan sinyal dengan menyebar secara terencana, semburan listrik terhentak-hentak yang membentuk bunyi yang jelas (kertak-kertuk) yang timbul dari gelombang kegiatan neuron yang terkoordinasi, dimana gelombang itu sebenarnya sedang mengubah bentuk otak dan membentuk sirkuit otak menjadi pola-pola yang lama kelamaan akan menyebabkan bayi yang lahir nanti mampu menangkap suara, sentuhan, dan gerakan. Pada saat kelahiran, otak bayi mengandung 100 milyar neuron dan 1 triliun glia (perekat).
Sel glia membentuk semacam sarang yang melindungi dan memberi makan neuron. Otak ini sudah berisi hampir semua sel saraf yang dimilikinya, tetapi pola penyambungan antara sel-sel itu masih dimantapkan, dimana otak telah menata sirkuitnya menurut tebakan yang paling baik mengenai apa yang diperlukan bagi penglihatan, bahasa, dan bagi apa saja. Sesudah kelahiran, kegiatan neuronlah yang berperan untuk mengambil bagan kasar ini dan berangsur-angsur menghaluskannya, dan sesudah kelahiran kegiatan neuron itu tidak spontan lagi, melainkan digerakkan oleh pengalaman indera yang diterima.
Pada saat dilahirkan, otak bayi menghasilkan berlimpahan biologis berupa triliunan sambungan antar neuron yang banyaknya melebihi kebutuhan. Selanjutnya, melalui suatu proses alamiah (Teori Darwin) otak memusnahkan sambungan yang jarang digunakan sampai usia 10 tahun, sehingga yang tertinggal adalah otak yang pola emosi dan pola pikirannya unik/tetap. Kegiatan neuron memicu aliran biokimia yang berlimpah mencapai inti sel serta gulungan DNA yang menentukan kode gen-gen tententu. DNA yang digunakan embrio untuk membangun otaknya adalah suatu kerumitan kegiatan yang kelak juga akan memungkinkan organisme dewasa memproses dan menyimpan informasi baru, sedangkan RNA berfungsi sebagai perantara kimiawi bagi memori.
Sekitar pada minggu ketiga, selapis tipis sel dalam embrio yang sedang berkembang membuat semacam karya origami, dengan melipat ke dalam untuk membentuk sebuah silinder berisi cairan (neuron). Ketika sel-sel dalam tabung neuron berlipat ganda dengan kecepatan 250.000 per menit, otak dan sumsum tulang belakang membentuk diri dalam sederet langkah tarian (pola) yang diprogram dengan ketat. Alam menjadi pasangan paling dominan selama tahap perkembangan ini, tetapi lingkungan memainkan peranan pendukung yang vital. Daya ajaib biokimia yang terjadi merupakan perintah yang terprogram di dalam gen.
Ilmuan telah menemukan bahwa sebuah gen yang disebut landak menentukan nasib neuron dalam sumsum tulang belakang dan otak. Protein yang diberi kode oleh gen landak berbaur menyebar ke luar sel yang menghasilkannya sehingga makin lemah, faktor pembentuk kuat ini diperlukan konsentrasi sedang untuk menghasilkan neuron motor dan diperlukan konsentrasi lebih rendah untuk menghasilkan interneuron (sel yang mengirimkan sinyal ke neuon lain).
Neuron otak yang jumlahnya milyaran mengadakan hubungan-hubungan dengan ribuan sel syaraf lainnya. Sel-sel itu mengeluarkan akson (untuk mengirim sinyal) dan dendrit (untuk menerima sinyal).
Otak manusia terdiri dari 2 belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan, dimana belahan kiri bertanggung jawab pada bagian tubuh sebelah kanan dan belahan kanan untuk bagian tubuh sebelah kiri.
Dari hasil penelitian Prof. Robert Orsnstein dari California University membuktikan bahwa: Otak belahan kiri mengendalikan aktivitas analisis kuantitative dan kualitative yang terukur, seperti matematika, logika, bahasa, dan lain-lain, sedangkan otak belahan kanan berfungsi untuk aktivitas imajinasi seperti warna, musik, irama, insting, berhayal, dan lain-lain.
Dan bila belahan otak yang lebih lemah dirangsang dan disuruh bekerja bersama belahan otak yang lebih kuat (bersinergi) akan tercipta kemampuan dan efektivitas otak yang jauh lebih tinggi dari 5 sampai 10 kali lipat.
Otak juga dibagi atas 3 bagian besar, yaitu otak besar, otak kecil dan batang otak. Otak besar (cerebrum) berfungsi untuk memproses, sensasi, fungsi intelektual, penyimpanan memori dan pengendali gerakan. Otak kecil (cerebellum) berfungsi untuk mengkoordinasi gerakan otot.
Otak besar bagian luar (cortex) secara lebih rinci dapat dibagi menjadi 4 bagian (lobe) yaitu occipital lobe yang berfungsi untuk penglihatan, parietal lobe berfungsi untuk cita rasa, temporal lobe berfungsi untuk pendengaran, memori, dan emosi, frontal lobe berfungsi untuk mengatur pergerakan otot, moral, emosi, dan ekspresi. Otak besar bagian dalam (brain stem) terdiri dari:
1. talamus,
2. hipotalamus,
3. pons,
4. dan medulla oblongata.
Hasil penelitian Prof. Pyotr Anokhin membuktikan bahwa:
Lapisan luar otak terdiri dari ribuan syaraf yang mirip benang kusut dan pembuluh darah, dan otak terdiri dari jutaan sel neuron, dan masing-masing sel mempunyai inti sel (nukleus) dan sejumlah tangan syaraf (tentacle) yang menyebar ke segala arah, dimana masing-masing tangan (tentacle) memiliki ribuan tonjolan (prouberans).
Prof. Anokhin mengatakan bahwa tingkat intelengensia tidak ditentukan oleh banyaknya jumlah sel, tetapi banyaknya tonjolan-tonjolan tangan (tentacle) sel otak. Setiap tonjolan paling tidak berhubungan dengan satu tonjolan yang lain dan dengan tenaga elektrokimiawi menyebabkan kedua tonjolan ini membentuk suatu pola hubungan dengan gugusan tonjolan yang lain, dimana otak merupakan suatu pola atau jaringan yang dibentuk ribuan tonjolan yang terdapat pada tangan (tentacle) jutaan sel otak.
Prof. D. Samuel dari Institut Weizmann di Israel menemukan bahwa:
Dalam selang waktu sesaat saja ada 100.000 hingga 1.000.000 reaksi kimia yang berlangsung di otak. Dari informasi diatas menunjukkan bawha otak manusia merupakan superkomputer biologis.
Hasil penelitian Dr. Wilder Penfield menunjukkan bahwa:
Sebagian dari memori yang dirangsang dengan kejut listrik pada bagian belakang otak mampu menyingkapkan kembali pengalaman masa lalu dengan sempurna (warna, bunyi, gerakan, dan emosional) dalam ingatan responden. Dimana hal ini tidak bisa dilakukan dalam kondisi biasa (tanpa kejutan listrik).
Kemudian dari hasil penelitian Charles Bonnet membuktikan bahwa:
Semakin sering saraf (otak) digunakan, semakin mudah saraf bervibrasi, sehingga
memori menjadi semakin bagus.
Hal ini diperkuat hasil penelitian Prof. Mark Rosenzwig yang membuktikan bahwa jika otak dirangsang, berapapun usianya, maka otak akan membentuk lebih banyak tonjolan
(protuberans) pada setiap tangan (tentacle) sel-selnya, dimana tonjolan (protuberans) akan meningkatkan jumlah total hubungan-hubungan yang terdapat di dalam otak.
Dari penjelasan diatas, kita baru sadar bahwa otak manusia mempunyai kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dengan perlakuan/kebiasaan. Dengan mengetahui cara kerja serta metoda latihan yang dapat mengembangkan kemampuan dan potensi otak secara efektif dan efisien, kita dapat memfungsikan dan mengoptimalkan otak, juga semua indera yang dimiliki.
Oleh : Marsidi
Sumber:
1. Tim SDM,”Metode Pemanfaatan Keajaiban Otak”, Pionir Jaya, Bandung, 1996.
2. Nash J.M,”Otak Kanak-kanak”, Majalah Time, 3 Februari 1997.
3. Vanders, et al,”Human Physiology”, 6Th Edition, McGraw-Hill, 1994.
4. Guyton,”Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit”, ECG, Jakarta, 1987.
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun