KOMPAS.com - Diabetes mellitus atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Akhir-akhir ini, penyakit diabetes menjadi momok menakutkan karena jumlah penderitanya yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita kencing manis bisa langsung dilihat dari efek peningkatan kadar gula darah, di mana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL. Ada beberapa kondisi khusus yang dapat dijadi patokan dalam menilai risiko Anda mengidap diabetes.
1. Kelebihan berat badan dan kurang aktif
Dari semua yang didiagnosis diabetes tipe 2, lebih dari 85 persen dari mereka mengalami kelebihan berat badan. Obesitas pada lemak perut telah dikaitkan dengan risiko tinggi diabetes. Berat badan berlebih akan memicu resistensi insulin dan yang menyebabkan gula darah tinggi.
Seseorang yang cenderung kurang aktivitas fisik juga berada pada risiko mengidap diabetes dua kali lipat lebih tinggi. Hanya dengan menambahkan kegiatan aktivitas fisik dan mengubah gaya hidup tidak hanya akan menurunkan resistensi insulin, tetapi juga akan membantu Anda mengurangi berat badan. Penelitian menunjukkan, kehilangan hanya beberapa kilogram berat badan dapat mencegah atau menunda diabetes tipe 2.
2. Makan berlebih
Jika Anda penggemar berat dari makanan tinggi lemak, bergula dan secara rutin mengonsumsinya, maka secara tidak langsung Anda sudah membuat menu untuk mengarahkan perkembangan diabetes.
"Orang tidak pernah berpikir tentang apa yang mereka makan karena merasa nyaman dan sudah terbiasa. Perilaku ini akan menempatkan mereka pada risiko diabetes," kata Dr Stewart Harris, seorang dokter keluarga dari University of Western Ontario’s Schulich School of Medicine and Dentistry.
Harris menambahkan, kebiasaan mengonsumsi gorengan, minum pop, saus salad dan kue, berkontribusi meningkatkan peluang seseorang mengalami kenaikan berat badan, yang pada gilirannya meningkatkan resistensi insulin dan menempatkan Anda pada risiko yang lebih besar terkena diabetes. Bahkan Anda juga bisa mengembangkan kolesterol tinggi dan hipertensi, masalah yang sering ditemukan pada orang dengan diabetes dan berhubungan dengan penyakit jantung. "Cobalah makan makanan favorit Anda dalam porsi yang lebih kecil dan kurangi asupan lemak," sarannya.
3. Keluarga diabetes
Jika keluarga dekat Anda ada yang didiagnosis mengidap diabetes tipe 2 (ibu atau ayah, saudara) - maka risiko Anda mendapatkan diabetes akan jauh lebih tinggi ketimbang mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.
Selain sejarah keluarga, banyak orang tidak tahu bahwa etnis juga turut berpengaruh dalam pengembangan risiko diabetes. Anda akan lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 2 jika berasal dari latar belakang Aborigin, Asia Selatan, Asia, Afrika atau Hispanik. Anda tidak dapat mengubah gen Anda, tetapi dapat mengubah tingkat risiko. Jika setiap orang dalam rumah tangga Anda dapat memilih makanan yang sehat dan rutin melakukan aktivitas fisik, bukan tidak mungkin akan keluar dari masalah ini.
4. Punya problem khas perempuan
Perempuan tertentu lebih rentan terserang diabetes dibandingkan yang lain. Mereka adalah kelompok wanita dengan sindrom ovarium polikistik, ketidakseimbangan hormonal wanita yang dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur. Ibu yang pernah melahirkan bayi besar (lebih dari 4.000 gram) juga berisiko mengalami diabetes. Sedangkan pada wanita hamil yang menderita diabetes gestasional - diabetes ditemukan hanya selama kehamilan - tujuh kali lebih mungkin untuk memiliki diabetes tipe 2 di kemudian hari dibanding yang tidak.
Tapi anda tidak perlu cemas. Seperti pada orang-orang berisiko tinggi lainnya, Anda hanya perlu merubah pola diet dan tetap aktif bergerak. Jika Anda telah didiagnosis dengan pradiabetes, mengambil obat untuk menurunkan gula darah mungkin bisa menjadi pilihan bermanfaat.
5. Usia lebih dari 40 tahun
Meskipun benar bahwa diabetes tipe 2 lebih banyak didiagnosis pada orang yang lebih muda, namun penyakit ini masih lebih banyak ditemukan setelah seseorang menginjak usia 40 tahun.
"Itu sebabnya kami menyarankan skrining rutin diabetes harus dimulai pada usia 40 tahun," kata Harris. Namun, pada orang yang berisiko, skrining diabetes bisa dilakukan sebelum usia 40 tahun.
Sumber :besthealthmag
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun