Tuesday, November 1, 2011

Anak, Paling Banyak Jadi Korban Asap Rokok

Kepulan asap rokok paling membebani anak-anak. Mereka terpaksa menjadi perokok pasif. Bahkan, sejak dilahirkan—ketika terdapat orang dewasa yang merokok di sekitar mereka.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menguatkan besaran dampak asap rokok (second hand smoke) pada mereka yang tidak merokok lewat sebuah studi.

Studi yang diterbitkan akhir November 2010 itu mengambil data dari 192 negara. Guna mendapat data komprehensif dari semua negara itu, para peneliti menggunakan data tahun 2004. Mereka menggunakan model matematika untuk memperkirakan kematian dan jumlah tahun yang hilang dari para perokok pasif (perbandingan evaluasi risiko). Hasilnya, paparan asap rokok mengakibatkan

603.000 kematian prematur pada 2004. Kematian itu disebabkan penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan bawah, asma, dan kanker paru.

Anak-anak termasuk yang terbanyak terpapar asap rokok atau menjadi perokok pasif dibandingkan kelompok umur lainnya. Hasil studi itu menemukan 40 persen anak terpapar asap rokok. Selebihnya, 33 persen laki-laki dan 35 persen perempuan tidak merokok yang terpapar asap rokok. Anak-anak umumnya terpapar asap rokok di lingkungan rumah.

Sekitar 166.000 anak di antaranya meninggal karena penyakit terkait asap rokok dan umumnya di negara miskin atau berpendapatan menengah. Sedangkan beban penyakit terbesar yang disandang perokok pasif anak di bawah usia lima tahun ialah infeksi saluran pernapasan bawah—jumlahnya 5.939.000 kasus dan asma pada anak-anak 651.000 kasus. Tak heran, karena anak masih amat rentan dan dalam proses pertumbuhan.

Para perokok pasif dewasa juga menanggung penyakit, terutama perempuan. Kematian akibat penyakit terkait asap rokok paling tinggi pada kelompok perempuan, 281.000 (47 persen) dibandingkan pada laki-laki, yakni 156.000 kasus (26 persen).

Salah seorang peneliti, yakni Dr Annete Prus-Ustun dari Departemen Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO, menuliskan, paparan asap rokok umum terjadi di banyak negara. Namun, dampak dari paparan tersebut belum banyak diketahui. Dua pertiga kematian lantaran paparan asap rokok terjadi di kawasan Asia Selatan dan Afrika.

Sekitar 93 persen populasi dunia tinggal di wilayah yang masih belum menerapkan regulasi kawasan dilarang merokok.

Hanya sekitar 7,4 persen dari total penduduk dunia hidup dalam kawasan yang menerapkan larangan merokok, khususnya di area publik.

Padahal, regulasi itu dapat melindungi masyarakat umum dari bahaya asap rokok. Di tempat yang mengimplementasikan regulasi itu, paparan terhadap asap rokok di lokasi berisiko tinggi, seperti bar dan restoran, berkurang hingga 90 persen.

Secara umum di ruang publik, paparan turun hingga 60 persen berkat regulasi itu.

Pruss-Ustun mendorong agar negara-negara dapat mengendalikan konsumsi tembakau lewat berbagai strategi demi melindungi kesehatan masyarakatnya.

(www.thelancet.com/ www.who.int/INE)





*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.

Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.

Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.

Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.

Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.

*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.

UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.

Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.

Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun