REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Stress tidak selalu bersifat negatif. Untuk dapat berfungsi dengan baik, kita memerlukan fase pengaktifan raga dan jiwa. Stress yang bersifat positif atau yang disebut eustress akan merangsang indra kita tetap aktif, mendorong kemampuan berprestasi dan kreatifitas. Stress semacam ini biasanya tidak dirasakan sebagai beban.
Banyak cara yang manjur untuk mengubah stress menjadi eustress. Antara lain, kesadaran untuk mengubah pikiran dalam tindakan sendiri, menyadari arti kesehatan bagi diri sendiri, meluangkan waktu lebih banyak untuk kebahagiaan jiwa dan berileks diri, bergerak secara teratur, cukup tidur.
Namun cara yang mudah dan sudah dikenal ini sulit dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Cara tercepat: dengan bergerak!
“Ada contoh bagus dari London misalnya. Di sana ada yang disebut walking busses. Yakni bis sekolah bagi anak-anak, tapi tiga halte bis sebelum tujuan anak-anak turun dan bersama-sama berjalan kaki sampai sekolah. Ini suatu kebiasaan yang sungguh berbeda," kata peneliti Jerman, Prof Ingo Frobose.
Tubuh yang telatih, akan bekerja lebih ekonomis dan efisien dibanding yang tidak terlatih. Berbagai studi menunjukkan olah raga memiliki pengaruh besar terhadap semangat seseorang. Sehingga bagi penderita depresi diberi terapi bergerak karena bergerak secara teratur meningkatkan stabilitas emosional dan sangat berguna untuk jalinan sel-sel otak.
Ini menunjukkan bahwa bagian-bagian sistem manusia saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Bergerak adalah keharusan bagi setiap orang. "Yang paling baik adalah berolah raga tiga kali seminggu."
Tapi Anda harus memilih olah raga yang benar-benar Anda sukai dan olah raga yang melatih daya tahan tubuh. Misalnya jalan cepat, jogging, berenang, naik sepeda, inline skating atau juga menari. Dan yang harus diperhatikan, jangan sampai pada waktu menjalankan latihan Anda merasa berada di bawah tekanan. Dengan kata lain jangan sampai kegiatan olah raga itu justru membuat Anda menjadi stress!
Wednesday, February 9, 2011
Makanan Berlemak Bikin IQ Anak "Jongkok"
Kompas.com - Orangtua yang ingin anaknya cerdas disarankan untuk mengurangi asupan makanan berlemak, bergula dan mengandung pengawet pada masa tiga tahun pertama usia anak atau biasa disebut golden period.
Sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun, otak bayi mengalami perkembangan sangat cepat. Itu sebabnya nutrisi yang baik diperlukan untuk pertumbuhan otak dan kecerdasan.
Sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak yang diberi makanan berlemak, kaya akan gula dan makanan yang diawetkan memiliki kadar intelegensia (IQ) lebih rendah dibanding dengan anak yang mendapat asupan kaya vitamin dan mineral.
"Kami menemukan bukti bahwa konsumsi makanan tinggi lemak, gula dan berpengawet berkaitan erat dengan rendahnya nilai IQ di usia dewasa," kata Kate Northstone, peneliti dari University of Bristol.
Dalam penelitiannya, Northstone dan timnya mengumpulkan data 3.966 anak yang lahir antara tahun 1991 dan 1992. Para orangtua anak-anak lalu diberi pertanyaan tentang pola makan anak mereka di usia 3,4, 7 dan 8,5 tahun. Kemudian IQ anak ini diukur menggunakan standar yang berlaku ketika si anak berusia 8,5 tahun.
Secara umum pola makan anak-anak itu dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yakni makanan yang "diproses" yang kaya lemak, gula dan makanan enak, kelompok kedua adalah makanan "tradisional" yang tinggi daging dan sayuran, serta makanan "sehat" yang terdiri dari sayur, buah, salad, ikan, nasi, dan pasta.
Anak yang sering mengasup makanan yang diproses di usia tiga tahun mememiliki IQ lebih rendah di usia 8,5 tahun dibanding dengan anak yang pola makannya sehat.
Para peneliti juga menemukan pola makan anak di usia 3 tahun lebih berpengeruh pada kecerdasannya dibanding di usia 4 atau 7 tahun.
Ahli gizi Samantha Heller mengatakan, di masa golden period otak membutuhkan komponen yang penting agar bisa berfungsi dan berkembang optimal.
"Otak butuh nutrisi yang didapat dari lemak sehat, vitamin dan mineral. Orangtua yang sibuk biasanya sering tidak sempat menyiapkan makanan sehat untuk anaknya dan menggantinya dengan makanan berlemak yang lebih menarik minat anak," katanya.
Sumber : Healthday News
Sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun, otak bayi mengalami perkembangan sangat cepat. Itu sebabnya nutrisi yang baik diperlukan untuk pertumbuhan otak dan kecerdasan.
Sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak yang diberi makanan berlemak, kaya akan gula dan makanan yang diawetkan memiliki kadar intelegensia (IQ) lebih rendah dibanding dengan anak yang mendapat asupan kaya vitamin dan mineral.
"Kami menemukan bukti bahwa konsumsi makanan tinggi lemak, gula dan berpengawet berkaitan erat dengan rendahnya nilai IQ di usia dewasa," kata Kate Northstone, peneliti dari University of Bristol.
Dalam penelitiannya, Northstone dan timnya mengumpulkan data 3.966 anak yang lahir antara tahun 1991 dan 1992. Para orangtua anak-anak lalu diberi pertanyaan tentang pola makan anak mereka di usia 3,4, 7 dan 8,5 tahun. Kemudian IQ anak ini diukur menggunakan standar yang berlaku ketika si anak berusia 8,5 tahun.
Secara umum pola makan anak-anak itu dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yakni makanan yang "diproses" yang kaya lemak, gula dan makanan enak, kelompok kedua adalah makanan "tradisional" yang tinggi daging dan sayuran, serta makanan "sehat" yang terdiri dari sayur, buah, salad, ikan, nasi, dan pasta.
Anak yang sering mengasup makanan yang diproses di usia tiga tahun mememiliki IQ lebih rendah di usia 8,5 tahun dibanding dengan anak yang pola makannya sehat.
Para peneliti juga menemukan pola makan anak di usia 3 tahun lebih berpengeruh pada kecerdasannya dibanding di usia 4 atau 7 tahun.
Ahli gizi Samantha Heller mengatakan, di masa golden period otak membutuhkan komponen yang penting agar bisa berfungsi dan berkembang optimal.
"Otak butuh nutrisi yang didapat dari lemak sehat, vitamin dan mineral. Orangtua yang sibuk biasanya sering tidak sempat menyiapkan makanan sehat untuk anaknya dan menggantinya dengan makanan berlemak yang lebih menarik minat anak," katanya.
Sumber : Healthday News
Cegah IQ Jongkok Hindarkan Si Kecil dari Junk Food
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bayi yang diberi banyak makanan olahan mungkin akan memiliki IQ yang lebih rendah dalam hidup mereka kemudian, demikian satu studi Inggris yang digambarkan sebagai penelitian terbesar dalam jenisnya.
Kesimpulan tersebut, disiarkan Senin (7/2), berasal dari observasi jangka panjang terhadap 14.000 orang yang dilahirkan di Inggris barat pada 1991 dan 1992. Kesehatan dan kebugaran mereka dipantau pada usia tiga, empat, tujuh dan delapan-setengah tahun.
Orang tua dari anak-anak tersebut diminta mengisi daftar pertanyaan antara lain, merinci jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi anak mereka. Dari daftar tersebut muncul tiga pola makanan, pertama memiliki kandungan tinggi gula dan lemak olahan, tipe makanan "tradisional" yang banyak mengandung daging dan sayuran, terakhir adalah makanan "sadar-kesehatan" dengan banyak selada, buah dan sayuran, pasta dan beras.
Ketika anak-anak itu berusia delapan-setengah tahun, IQ mereka diukur dengan menggunakan alat standard yang disebut Wechsler Intelligence Scale. Dari sebanyak 4.000 anak dengan data yang lengkap, ada perbedaan mencolok pada IQ di kalangan mereka yang telah mengkonsumsi makanan "olahan" dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi makanan "sadar-kesehatan" saat mereka lebih kecil.
Sejumlah 20 persen anak yang terbiasa menyantap makanan olahan memiliki IQ rata-rata 101 poin, sementara 20 persen anak yang sehari-hari banyak mengonsumsi makanan "sadar-kesehatan" memiliki IQ 106 poin.
"Perbedaannya memang kecil, sih, itu bukan perbedaan yang besar," kata seorang penulis studi tersebut, Pauline Emmett dari School of Social and Community Medicine di University of Bristol, sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP.
"Tapi itu jelas membuat mereka kurang mampu menghadapi pendidikan, kurang mampu untuk menghadapi sebagian kondisi dalam kehidupan," kata Pauline Emmet.
Hubungan antara IQ dan gizi menjadi masih yang diperdebatkan dengan sengit sebab itu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk latar-belakang ekonomi dan sosial.
Satu keluarga kelas menengah misal, barangkali lebih mampu secara keuangan untuk meletakkan makanan yang lebih sehat di meja makan, atau memiliki dorongan lebih kuat untuk merangsang nafsu makan anak mereka, dibandingkan dengan keluarga dari rumah tangga miskin.
Mengapa "junk food" memiliki berdampak pada kecerdasan? Emmet menyatakan makanan yang diolah secara berlebih dapat kekurangan unsur dan vitamin penting bagi perkembangan otak besar pada tahap penting masa awal kanak-kanak.
"Makanan 'junk food' tidak bagus buat perkembangan otak," katanya.
Studi itu disiarkan di Journal of Epidemiology and Community Health, yang disiarkan oleh British Medical Association (BMA).
"Junk food" juga berbahaya bagi orang dewasa, sebab makanan semacam itu memiliki resiko yang merugikan kesehatan diakibatkan kandungan tertentu di dalamnya, seperti kandungan lemak yang tinggi, bahan pengawet.
Kesimpulan tersebut, disiarkan Senin (7/2), berasal dari observasi jangka panjang terhadap 14.000 orang yang dilahirkan di Inggris barat pada 1991 dan 1992. Kesehatan dan kebugaran mereka dipantau pada usia tiga, empat, tujuh dan delapan-setengah tahun.
Orang tua dari anak-anak tersebut diminta mengisi daftar pertanyaan antara lain, merinci jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi anak mereka. Dari daftar tersebut muncul tiga pola makanan, pertama memiliki kandungan tinggi gula dan lemak olahan, tipe makanan "tradisional" yang banyak mengandung daging dan sayuran, terakhir adalah makanan "sadar-kesehatan" dengan banyak selada, buah dan sayuran, pasta dan beras.
Ketika anak-anak itu berusia delapan-setengah tahun, IQ mereka diukur dengan menggunakan alat standard yang disebut Wechsler Intelligence Scale. Dari sebanyak 4.000 anak dengan data yang lengkap, ada perbedaan mencolok pada IQ di kalangan mereka yang telah mengkonsumsi makanan "olahan" dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi makanan "sadar-kesehatan" saat mereka lebih kecil.
Sejumlah 20 persen anak yang terbiasa menyantap makanan olahan memiliki IQ rata-rata 101 poin, sementara 20 persen anak yang sehari-hari banyak mengonsumsi makanan "sadar-kesehatan" memiliki IQ 106 poin.
"Perbedaannya memang kecil, sih, itu bukan perbedaan yang besar," kata seorang penulis studi tersebut, Pauline Emmett dari School of Social and Community Medicine di University of Bristol, sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP.
"Tapi itu jelas membuat mereka kurang mampu menghadapi pendidikan, kurang mampu untuk menghadapi sebagian kondisi dalam kehidupan," kata Pauline Emmet.
Hubungan antara IQ dan gizi menjadi masih yang diperdebatkan dengan sengit sebab itu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk latar-belakang ekonomi dan sosial.
Satu keluarga kelas menengah misal, barangkali lebih mampu secara keuangan untuk meletakkan makanan yang lebih sehat di meja makan, atau memiliki dorongan lebih kuat untuk merangsang nafsu makan anak mereka, dibandingkan dengan keluarga dari rumah tangga miskin.
Mengapa "junk food" memiliki berdampak pada kecerdasan? Emmet menyatakan makanan yang diolah secara berlebih dapat kekurangan unsur dan vitamin penting bagi perkembangan otak besar pada tahap penting masa awal kanak-kanak.
"Makanan 'junk food' tidak bagus buat perkembangan otak," katanya.
Studi itu disiarkan di Journal of Epidemiology and Community Health, yang disiarkan oleh British Medical Association (BMA).
"Junk food" juga berbahaya bagi orang dewasa, sebab makanan semacam itu memiliki resiko yang merugikan kesehatan diakibatkan kandungan tertentu di dalamnya, seperti kandungan lemak yang tinggi, bahan pengawet.
Tuesday, January 18, 2011
Rokok Merusak Tubuh Dalam Hitungan Menit
Vera Farah Bararah - detikHealth
Minnesota, Selama ini masyarakat mengira rokok merusak tubuh dalam jangka waktu panjang. Tapi peneliti mengungkapkan bahwa kerusakan genetik akibat rokok terjadi dalam hitungan menit setelah seseorang menghisap rokok.
Para ilmuwan menemukan bahwa bahan kimia penyebab kanker dalam tembakau terbentuk dengan cepat setelah seseorang menghisap rokok pertamanya. Hal ini menjadi gambaran peringatan keras bagi orang yang mulai tergoda untuk mencoba rokok.
Dr Stephen Hecht dari University of Minnesota yang memimpin studi ini mempelajari tingkat senyawa berbahaya yang dikenal sebagai polisiklik hidrokarbon aromatik (polycyclic aromatic hydrocarbons/PAH) pada 12 perokok.
PAH telah dipercaya sebagai salah satu penyebab utama kanker paru-paru. Dr Hecht dan rekan menuturkan senyawa PAH yang disebut dengan fenantrena dalam rokok cepat membentuk zat beracun dalam darah yang menyebabkan mutasi hingga memicu terjadinya kanker.
Bahkan para peneliti dibuat terkejut dengan hasil waktu yang dibutuhkan untuk menyebabkan kerusakan tersebut, hanya 15-30 menit setelah para perokok selesai menghisap rokoknya. Efek ini terbilang sangat cepat dan setara dengan menyuntikan zat tersebut langsung ke dalam aliran darah.
"Penelitian ini unik, karena untuk pertama kalinya berhasil menyelidiki metabolisme senyawa PAH khusus yang terhirup dari asap rokok tanpa ada campur tangan dari sumber PAH lainnya seperti polusi udara atau makanan," ujarnya, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (18/1/2011).
Dr Hecht menambahkan hasil yang dilaporkan dalam studi ini harus menjadi peringatan keras mengenai bahaya rokok terutama bagi orang-orang yang mulai mempertimbangkan untuk merokok. Studi ini dipublikasikan dalam Chemical Research in Toxicology dan menjadi salah satu dari 38 jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh American Chemical Society.
Hasil penelitian sebelumnya juga telah menemukan bahwa sebatang rokok sudah cukup memicu serangan jantung baik bagi perokok berat atau yang hanya sekali-kali saja. Selain itu nikotin yang terkandung di dalam rokok hanya membutuhkan perjalanan selama 7 detik dari paru-paru ke otak.
*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.
Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.
Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.
Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.
Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.
*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.
UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.
Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.
Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29
Minnesota, Selama ini masyarakat mengira rokok merusak tubuh dalam jangka waktu panjang. Tapi peneliti mengungkapkan bahwa kerusakan genetik akibat rokok terjadi dalam hitungan menit setelah seseorang menghisap rokok.
Para ilmuwan menemukan bahwa bahan kimia penyebab kanker dalam tembakau terbentuk dengan cepat setelah seseorang menghisap rokok pertamanya. Hal ini menjadi gambaran peringatan keras bagi orang yang mulai tergoda untuk mencoba rokok.
Dr Stephen Hecht dari University of Minnesota yang memimpin studi ini mempelajari tingkat senyawa berbahaya yang dikenal sebagai polisiklik hidrokarbon aromatik (polycyclic aromatic hydrocarbons/PAH) pada 12 perokok.
PAH telah dipercaya sebagai salah satu penyebab utama kanker paru-paru. Dr Hecht dan rekan menuturkan senyawa PAH yang disebut dengan fenantrena dalam rokok cepat membentuk zat beracun dalam darah yang menyebabkan mutasi hingga memicu terjadinya kanker.
Bahkan para peneliti dibuat terkejut dengan hasil waktu yang dibutuhkan untuk menyebabkan kerusakan tersebut, hanya 15-30 menit setelah para perokok selesai menghisap rokoknya. Efek ini terbilang sangat cepat dan setara dengan menyuntikan zat tersebut langsung ke dalam aliran darah.
"Penelitian ini unik, karena untuk pertama kalinya berhasil menyelidiki metabolisme senyawa PAH khusus yang terhirup dari asap rokok tanpa ada campur tangan dari sumber PAH lainnya seperti polusi udara atau makanan," ujarnya, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (18/1/2011).
Dr Hecht menambahkan hasil yang dilaporkan dalam studi ini harus menjadi peringatan keras mengenai bahaya rokok terutama bagi orang-orang yang mulai mempertimbangkan untuk merokok. Studi ini dipublikasikan dalam Chemical Research in Toxicology dan menjadi salah satu dari 38 jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh American Chemical Society.
Hasil penelitian sebelumnya juga telah menemukan bahwa sebatang rokok sudah cukup memicu serangan jantung baik bagi perokok berat atau yang hanya sekali-kali saja. Selain itu nikotin yang terkandung di dalam rokok hanya membutuhkan perjalanan selama 7 detik dari paru-paru ke otak.
*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.
Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.
Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.
Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.
Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.
*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.
UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.
Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.
Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29
Wednesday, January 5, 2011
Ingat! Mengekang = Menjerumuskan Anak
REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK--Bagi para orang tua, nasehat satu ini mungkin patut untuk menjadi pertimbangan utama dalam tumbuh kembangkan anak. Sebab, meskipun maksud sang orang tua baik, namun tidak
selamanya hal tersebut berbuah manis.
Tengok saja apa yang disampaikan Psikolog Rumah Sakit Umum Daerah, Dr Sutomo, Surabaya, Joko, SPsi. Menurut dia, orangtua tidak boleh mengekang perkembangan anak, atau memanjakannya. Hal tersebut dapat mengakibatkan anak terjerumus.
"Orang tua harus tega dalam membina perkembangan anak, biarkan mereka tumbuh sendiri sesuai dengan jiwa dan umurnya," kata Joko, SPsi, dalam seminar sehari tentang sosialisasi Forum Komunikasi Keluarga Dengan Anak Cacat (FKKDAC) Gresik, di Putri Mijil, Selasa (21/12).
Ia menjelaskan, kesalahan orang tua terbesar dalam membimbing anak adalah terlalu banyak berharap dari anak sehingga perkembangan anak berkurang. "Orangtua juga perlu mewaspadai IQ anak, bila 50-60 termasuk tuna graita ringan, IQ 30-49 tuna graita sedang, untuk tuna graita berat IQnya di bawah 29," ujar Joko dihadapan 100 anak cacat dari 7 SLB se-Gresik tersebut.
Sementara Staf ahli Bupati Gresik, Khusaini Mustas, yang membuka seminar berharap lembaga ini mampu menjadi wadah orang tua yang anaknya penyandang cacat sebab di Gresik belum ada panti untuk anak cacat. "Namun di kecamatan sebenarnya sudah ada, namanya pekerja sosial masyarakat (PSM), sehingga nantinya kepentingan orang tua dengan PSM bisa terjalin dengan baik," ujar mantan Kadindik Gresik ini.
selamanya hal tersebut berbuah manis.
Tengok saja apa yang disampaikan Psikolog Rumah Sakit Umum Daerah, Dr Sutomo, Surabaya, Joko, SPsi. Menurut dia, orangtua tidak boleh mengekang perkembangan anak, atau memanjakannya. Hal tersebut dapat mengakibatkan anak terjerumus.
"Orang tua harus tega dalam membina perkembangan anak, biarkan mereka tumbuh sendiri sesuai dengan jiwa dan umurnya," kata Joko, SPsi, dalam seminar sehari tentang sosialisasi Forum Komunikasi Keluarga Dengan Anak Cacat (FKKDAC) Gresik, di Putri Mijil, Selasa (21/12).
Ia menjelaskan, kesalahan orang tua terbesar dalam membimbing anak adalah terlalu banyak berharap dari anak sehingga perkembangan anak berkurang. "Orangtua juga perlu mewaspadai IQ anak, bila 50-60 termasuk tuna graita ringan, IQ 30-49 tuna graita sedang, untuk tuna graita berat IQnya di bawah 29," ujar Joko dihadapan 100 anak cacat dari 7 SLB se-Gresik tersebut.
Sementara Staf ahli Bupati Gresik, Khusaini Mustas, yang membuka seminar berharap lembaga ini mampu menjadi wadah orang tua yang anaknya penyandang cacat sebab di Gresik belum ada panti untuk anak cacat. "Namun di kecamatan sebenarnya sudah ada, namanya pekerja sosial masyarakat (PSM), sehingga nantinya kepentingan orang tua dengan PSM bisa terjalin dengan baik," ujar mantan Kadindik Gresik ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)