JAKARTA, KOMPAS.com - Seringkali orang tua memandang peranannya bagi anak sebagai hal mutlak. Di sini, artinya, orang tua adalah faktor penentu karena anak harus sekolah dan tinggal menurut saja perkataan orang tua. Padahal, jika hal tersebut tidak dipikirkan dengan baik, anaklah yang kelak menjadi korban.
Banyak mahasiswa akhirnya mengeluh tentang kesulitan disiplin ilmu yang ia pelajari karena pada dasarnya mereka tidak suka dan tidak sesuai dengan bakat dan keterampilannya.
-- Henny Supolo Sitepu
Pakar pendidikan dari Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo Sitepu mengatakan, dalam memutuskan pilihan untuk anak, ada baiknya tidak melalui paksaan. Menurutnya, sesuatu yang dipaksakan pada akhirnya akan mendatangkan akibat kurang baik, termasuk dalam menentukan pilihan pendidikan bagi anak.
"Kita dapat menengok kasus-kasus yang terjadi di perguruan tinggi. Banyak mahasiswa yang akhirnya mengeluh tentang kesulitan disiplin ilmu yang ia pelajari karena pada dasarnya mereka tidak suka dan tidak sesuai dengan bakat dan keterampilannya karena hanya menuruti keinginan orang tua," ujar Henny kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (27/4/2011) pekan lalu.
Henny menuturkan, terkadang orang tua belajar dari pengalamannya sendiri dalam menyekolahkan anaknya. Ia mencontohkan, orang tua yang sukses di bidang wirausaha cenderung mengarahkan anaknya untuk sekolah yang berhubungan dengan perekonomian. Contoh lain, orangtua yang bergelar insinyur dan sukses akan mengarahkan anaknya untuk sekolah di jurusan teknik, dan sebagainya.
"Itu mungkin benar. Namun perlu disadari, bahwa pada akhirnya, kelak anak sendirilah yang akan menentukan masa depannya, karena mereka sendiri yang menjalani itu. Maka, yang terbaik adalah orang tua jangan memaksa, bersikaplah demokratis terhadap anak," jelasnya.
Namun, lanjut Henny, hal itu bukan berarti orang tua menyerahkan sepenuhnya keinginan anak untuk menentukan pilihannya. Orang tua harus tetap mempertimbangkan pilihan anak. Setelah itu, orang tua juga harus dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan atas pilihan mereka.
"Ini menyangkut masa depan anak, kan? Karena kita lihat sekarang, banyak yang kesulitan memasuki bidang kerja karena ijazahnya tidak sesuai," kata ibu dua anak ini.
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun