KOMPAS.com - Siapa yang tidak suka minum minuman ringan bersoda (berkarbonasi)? Meminum minuman ini saat di tengah terik matahari, rasanya amat menyegarkan. Mendapatkan minuman ini pun mudah; minuman bersoda tersedia di kios penjual rokok, restoran, hingga kafe. Namun tahukah Anda apa bahaya minuman semacam ini bila dikonsumsi secara berlebihan?
Minuman ringan berkarbonasi adalah sumber kalori terbesar dalam menu makan orang Amerika, yaitu sekitar 7% dari total pemasukannya. Bila Anda menambahkan minuman non karbonasi, nilainya meningkat hingga 9%. Bayangkan bila Anda mengambil menu sarapan di restoran junk food, Anda memilih cheese burger dengan minuman cola. Hitung saja berapa kalorinya. Tidak heran bila orang Amerika banyak yang mengalami obesitas dan diabetes.
Konsumsi harian sekitar 10-15 sendok teh gula murni artinya hampir sama dengan batasan yang direkomendasikan untuk konsumsi gula dari semua jenis makanan. Untuk mengatasi ketergantungan pada gula, seringkali orang lalu menggantinya dengan minuman buah, sport drinks, dan es teh. Namun, semua jenis minuman ini ternyata juga mengandung banyak gula, yang juga menambahkan kalori di dalam menu diet kita.
Sementara itu, pembuat minuman ringan mengantisipasi kekhawatiran konsumennya tentang gula ini dengan memproduksi versi "diet" dengan embel-embel seperti "sugar-free". Namun sudahkah langkah ini menyelesaikan masalah kesehatan penikmatnya?
Minuman ringan berkarbonasi ternyata tidak hanya bermasalah dengan kandungannya, tetapi bagaimana minuman ini berhasil menggantikan minuman sehat yang biasa kita konsumsi. Saat kita mulai memasuki usia matang, kita cenderung memilih jenis minuman lain ketimbang susu. Padahal menurunnya kalsium dapat meningkatkan risiko osteoporosis, penyakit serius yang biasanya makin parah seiring pertambahan usia kita. Tulang yang sehat dan kuat yang dibangun saat kita masih muda tidak lagi dapat melindungi kita dari kondisi yang mengerikan ini.
Coba lihat fakta apa saja yang dapat kita temukan dari minuman bersoda:
*Kelebihan gula yang berkontribusi terhadap kelebihan berat badan, yang juga dapat menyebabkan penyakit diabetes mellitus tipe 2, serangan jantung, stroke, dan kanker.
*Orang yang mengonsumsi soft drinks secara rutin juga berpotensi meningkatkan risiko munculnya batu ginjal, dan penyakit jantung.
*Kafein, yang ditambahkan ke dalam kebanyakan soft drinks, juga menimbulkan kecanduan. Kafein juga meningkatkan pembuangan kalsium.
*Pewarna buatan dalam soda juga menyebabkan penyakit gatal, asma, dan reaksi alergi lainnya pada beberapa orang.
*Ahli kesehatan gigi terus mendorong orang untuk mengurangi konsumsi minuman bersoda, khususnya saat makan, untuk mencegah kerusakan gigi (karena gula), dan erosi gigi (karena asamnya).
Mengurangi konsumsi soda dari menu makan (atau pergaulan) sehari-hari sangat dianjurkan. Imbangi dengan memperbanyak minum air putih bila Anda belum dapat menghentikan kebiasaan ini.
Sumber :Sheer Balance
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun