TEMPO Interaktif, Jakarta - Remaja yang terpapar asap rokok dari orang di sekitarnya atau yang disebut sebagai perokok pasif punya risiko yang lebih tinggi untuk kehilangan pendengaran. Hasil penelitian ini boleh jadi mengejutkan dan membuat tidak percaya. Pasalnya, selama ini lebih banyak dikatakan bahwa saluran pernapasanlah yang paling terpengaruh oleh asap rokok.
Tapi ternyata para peneliti bisa memberikan penjelasan yang sangat masuk akal dan meyakinkan tentang bagaimana seharusnya tiap anak terbebas dari asap rokok. "Kita perlu meningkatkan perhatian pada populasi anak yang berisiko mengalami kemunduran pendengaran bukan hanya akibat polusi suara, tapi juga paparan asap rokok," kata Dr. Anil Lalwani yang menjalankan penelitian ini.
Sebelumnya berbagai penelitian sudah membuktikan bagaimana asap rokok yang dihirup perokok pasif bisa menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari infeksi pernapasan hingga masalah perilaku. Lalwani dan para koleganya dari Pusat Kesehatan Langone Universitas New York menduga asap tembakau punya efek terhadap aliran darah di bagian dalam telinga anak-anak.
Mereka lalu menganalisis data dari survei kesehatan nasional Amerika Serikat yang meneliti 1.500 anak-anak usia 12-19 tahun. Anak-anak ini kemudian menjalankan tes pendengaran pada kedua telinga mereka untuk melihat apakah ada masalah untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi.
Para peneliti juga meneliti tingkat kotinin dalam darah mereka. Kotinin adalah bentuk penguraian nikotin, racun utama yang ada dalam rokok. Kadar tinggi kotinin terdapat pada remaja yang memang perokok. Sementara kadar rendah kotinin juga tampak terlihat pada anak-anak yang hanya jadi perokok pasif.
Ternyata semakin tinggi kadar kotinin pada darah anak-anak, semakin tinggi risiko anak-anak ini mengalami kemunduran pendengaran. Terbukti dari ketidakmampuan mereka menangkap pembicaraaan antarmanusia dalam frekuensi yang rendah dibandingkan anak-anak yang sama sekali tidak terpapar asap rokok.
Anak-anak yang terpapar asap rokok mengalami kemunduran pendengaran hingga 12 persen dalam waktu setahun saja. Sementara pada anak-anak yang tidak terpapar asap rokok, kemunduran pendengaran paling banyak terjadi hanya delapan persen. Hasil temuan yang dipublikasikan di jurnal Archives of Otolaryngology: Head & Neck Surgery ini juga menyebutkan penelitian ini juga berlaku untuk suara bernada tinggi.
*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.
Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.
Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.
Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.
Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.
*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.
UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.
Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.
Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun