Monday, August 10, 2009
10 Cara Mengasah Talenta Anak
Membimbing Si Kecil memang gampang-gampang susah. Bila anak rewel, tentu akan membuat kening Anda berkerut, bukan? Asah talenta sebagai orangtua, dan jangan biarkan stres melanda!
1. Pentingnya Bercanda
Bagi sebagian orang, menjadi orangtua tampaknya mudah. Bermain bersama, merespons kebutuhan anak, mengerti perasaan anak, dan percaya kepada anak. Bagi sebagian lagi, diperlukan usaha lebih. Hal ini wajar saja, dan Anda pun pasti pernah mengalaminya. Anda bisa mengembangkan sifat-sifat lain untuk menjadi orangtua super seperti yang diinginkan.
2. Responsif & Kenali Kebutuhan Anak
Kunci dalam memberikan rasa aman pada anak-anak adalah dengan mengenali dan melengkapi kebutuhannya. Hal ini memang tak selalu mudah. Kebutuhan bayi sudah jelas: makan di saat mereka lapar, mengganti popoknya di saat basah, dan memeluknya di saat ia ingin berada di dekat Anda, dan perlihatkan dunia kepadanya di saat ia ingin tahu soal berbagai hal. Selanjutnya, kebutuhan anak yang lebih besar pasti akan lebih kompleks.
3. Temukan Keseimbangan Emosional
Tak mudah menemukan keseimbangan emosional pada saat Anda sedang diserang rasa marah, frustrasi, gelisah, atau tersinggung. Perasaan-perasaan ini mengganggu keseimbangan Anda, yang sebagai orangtua sudah cukup banyak menerima tantangan, dan harus dihadapi dengan tegar.
4. Mengerti & Empati
Di saat sedang mengamati perilaku Si Kecil lalu menduga kemungkinan perasaan yang ia rasakan, Anda akan berada di posisi yang lebih baik dalam mengembalikan segala hal pada jalurnya, soal bagaimana Anda dapat mengembangkan bakat dalam menyelami perasaan anak, mengerti dari mana asal perilakunya, dan melihat derita di balik masalahnya.
5. Refleksi Sikap Sebagai Orangtua
Untuk merefleksikan sikap sebagai orangtua sebaiknya Anda ‘flash back' atau berpikir mundur dan kembali pada keinginan awal, pada saat mulai menjadi orangtua. Dengan mengingat kembali tentang kehidupan seperti apa yang diinginkan akan dapat membantu Anda untuk menjadi orangtua yang lebih baik.
6. Resolusi: Memutuskan Ingin Jadi Orangtua Seperti Apa
Setiap orang pasti pernah mengalami rasa kehilangan, entah kehilangan orang tua, saudara, atau hilang kepekaan akan rasa aman karena dilecehkan atau ditolak semasa kecil. Anda mungkin tak kehilangan seseorang karena meninggal, tetapi kehilangan cinta dan perhatian dari orang yang dicintai pasti akan sangat sakit, depresi, dan stres. Semua jenis kehilangan bisa berdampak besar pada kemampuan Anda menjadi orangtua yang efektif.
7. Menerima Diri Sendiri & Berhenti Menyalahkan
Membiarkan mengkritik diri sendiri tak berarti mutu Anda sebagai orangtua menjadi hilang di depan anak. Tetapi melakukan segala hal yang itu-itu saja, tak akan membantu Anda dalam membimbing anak. Oleh karena itu, ubah pola asuh yang Anda terapkan! Temukan inoavsi baru yang sekaligus dapat memberi hiburan dan simpati di saat Anda sedang galau saat mengurus anak-anak dan rumahtangga.
8. Hubungan Baik
Pusatkan perhatian pada hubungan Anda dan pasangan agar lebih mudah dalam mendidik dan membimbing anak-anak bersama.
9. Jangan Ragu Minta Bantuan
Jarang ada orangtua mendapatkan dukungan yang cukup, baik secara praktis ataupun emosional, dalam kesenangan maupun keputusasaan. Bagaimana caranya agar Anda mudah mendapatkan dukungan? Lalu, siapa yang mendengar dan memberikan perhatian pada Anda, setelah seharian membimbing dan memerhatikan anak-anak? Jangan ragu, mintalah dukungan dari pasangan hidup Anda!
10. Kepercayaan: Hindari Rasa Khawatir
Lawan dari rasa khawatir bisa jadi rasa percaya, percaya pada perkembangan zaman, percaya dengan kemampuan Anda sebagai orangtua, dan percaya kepada pasangan dan anak-anak. Nikmati hidup dan jalani sesuai dengan kemampuan, tanpa kehilangan masa-masa indah bersama keluarga.
Aline
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
mimpi adalah jiwa...itu saja...
salam kenal..
Kalau mimpi ialah jiwa, berarti apa yg aku tulis ini bagian dari bermimpi.....
y kalo itu mimpi maka kita lanjutkan tidur kita....
Padahal hidup itu bukan mimpi tapi kenyataan yang harus kita hadapi...
STOP DREAM, DO IT NOW FOR BETTER FUTURE....
Setuju, Kang!
Apalagi yang nomor 4...
Bagaimanapun juga, seorang 'orangtua' harus mampu merasa, bukan merasa mampu...
Karena dengan mampu merasa, seorang anak akan lebih nyaman bersamanya...
(padahal Karafuru San belum punya anak... ^_^!)
*kunjungan balasan*
Kang .. memang sebaiknya selaku orang tua dapat menjadi yang terbaik untuk anaknya. Masalahnya, sering kita jumpai .. orang tua yang juga memiliki masalah. Maksudnya .. jangankan untuk mendidik anaknya. Mendidik diri sendiri rasanya sulit dilakukan.
Ikut prihatin dengan kondisi seperti ini. Tapi saya dapat memakluminya .. karena orang tua juga manusia. Dan lingkungan serta didikan masa kecil juga menciptakan karakter orang tua seperti apa.
Yang pasti .. saling mengingatkan adalah jalan yang bisa kita tempuh. Postingan ini sangat bermanfaat untuk saling mengingat tersebut. Semoga kita termasuk orang tua yang 'tidak bermasalah' sehingga mudah mendidik anak menjadi anak yang sholeh.
Good job kang.
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun