Monday, August 10, 2009

Korban Pendidikan Kapitalis ?


Bagaimana anak itu bisa mengarungi kehidupannya?

Kalau kita pikirin kembali, seorang anak harus belajar 14 mata pelajaran pada saat smp, or sd lebih dari 5.

Anggaplah 14 mata pelajaran itu diberikan kepada si anak dan dia belajar di sekolah hanya 6 jam, ilmu segitu itu sedikit sekali yang tergunakan.
Soalnya ilmu yang dipelajari tidak mendalam dan hal itu terus kita pertahankan sampai kita kuliah pun banyak ilmu yang tidak terpakai.
Ilmu-ilmu yang hanya sekedar kata orang dan teori, bukan ilmu yang dapat di aplikasikan dan juga anak itu tidak pernah diajarkan untuk mengaplikasikan apa yang didapatkannya dan juga pemikirannya.

wajarlah begitu sudah besar dia tidak bisa apa-apa.
Biar bisa apa-apa itu mereka biasanya mencari jalan dengan carilah ijazah sampai ke negeri cina….

Solusi:
Semua ilmu dan gerakan kita yang bener-bener kita sukai biasanya didasarkan akan adanya ketertarikan. Tapi di sekolah kita diajarkan dengan dokrin, bukan berfikir.

Coba dengerkan lagi ketertarikan si anak, lalu coba cari ilmunya di paman google atau wikipedia. Disitu itu lengkap, menurut pengalaman orang yang udah bekerja, ilmu pengetahuan mereka yang dipelajari di sekolah sedikit yang tergunakan tapi begitu mereka menyukai sesuatu atau terpaksa untuk mengerjakan itu karena tuntutan maka dia lebih banyak belajar daripada saat mereka kuliah atau S3(sd, smp, smu).

Silakan pilih, Cari izasah setinggi-tingginya atau Cari ilmu setinggi - tingginya ?

2 comments:

Anonymous said...

saya sangat setuju sekali dengan tulisan diatas tetapi ada satu pertanyaan dibenak istri saya sebagai salah satu orang tua :
seperti yang kita tau home school tida menghasilkan ijazah. Apa solusi akang bagi kita para orang tua agar masa depan anak kita bisa memiliki penghasilan dan tida tergantung pada kita sebagi orang tua(kata istri saya)gimana menjelaskannya? trim

widjaja said...

Cari izasah setinggi-tingginya atau Cari ilmu setinggi - tingginya ?
---
Menurutku positioning.
Kadang ada pintu-pintu tertentu yang hanya bisa dibuka oleh lembar ijazah. Pertanyaannya (valuenya) adalah apa yang dicari di pintu itu?

Bahkan sekolah tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga mencetak pengangguran.

Pendidikan bukanlah traumatis (banyak siswa histeris kala lulusan ujian nasional)

Tantangan buat para pendidik "value apa yang akan diberikan kepada anak didiknya" seleksi alam akan berlaku.

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun