Friday, September 3, 2010

Isu Susu Beracun, Masyarakat Resah tapi Tetap Beli

JAKARTA, KAMIS - Isu tentang ditemukannya bakteri enterobacter sakazakii pada sejumlah produk susu formula dan makanan bayi memang membuat masyarakat yang memiliki balita resah, namun pada faktanya kebutuhan akan susu cukup mendesak.

Widi, perempuan yang memiliki bayi berusia 9 bulan, mengaku ketar-ketir dengan merebaknya isu susu formula yang mengandung racun. Namun begitu, Widi tetap memilih untuk memberi susu yang direkomendasikan oleh dokter pribadinya. "Saya sebenarnya ngeri juga, kan itu juga belum diumumin ya apa aja (produknya), tapi kalo saya emang tetep pakai susu yang direkomendasi dokternya sejak lahir. Takut juga ya, soalnya kan itu ke otak. Tapi untungnya, kemarin anak saya baru diimunisasi untuk selaput otak, jadi agak tenang," ujarnya ketika ditemui di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Lebak Bulus, Kamis (28/2).

Sementara itu, Rahma, perempuan yang memiliki dua orang anak yang sedang berbelanja beberapa produk susu di salah satu pusat perbelanjaan di Permata Hijau juga mengaku was-was hingga merembet ke produk susu yang lain, yaitu susu untuk ibu hamil karena kandungannya sudah mencapai 5 bulan. Dia juga kini lebih berhati-hati dengan mengendalikan pembelian jumlah susu.

"Khawatir juga sih. Tapi masalahnya kan kita di rumah minum susu terus. Saya juga lagi hamil begini, kan jadi takut kalau salah-salah. Sekarang aja saya beli susunya dikit-dikit dulu, biar nanti kalau diumumin ternyata salah, nggak rugi-rugi amat. Biasanya langsung beli empat kotak yang 800 gram. Sekarang beli kemasan yang 400 gram aja, satu-satu," ujarnya.

Kebingungan msyarakat terhadap isu susu beracun memang beralasan karena informasi yang tidak jelas dari pemerintah maupun pihak peneliti. "Saya juga ngeri. Tapi saya bingung, itu khusus susu bayi aja atau juga untuk anak-anak umur segini (umur 7 tahun). Saya juga milih-milih jadinya, kira-kira apa ya. Tapi bingung juga pertimbangannya apa," ujar Lita bingung ketika memilih-memilih produk susu.

Sementara itu, menurut Wati, salah satu (Sales Promotion Girl (SPG) susu di salah satu pusat perbelanjaan di Permata Hijau, tidak ada perubahan jumlah dan pola pembelian konsumen susu formula dan makanan bayi. "Banyak sih yang nanya tentang isu itu, susu mana yang beracun. Saya kan SPG aja, jadi nggak tahu apa-apa. Jadi mereka langsung nanya ke Sales Managernya. Tapi setelah itu, mereka tetap beli juga susu yang biasa dipakai," kata Wati.

Wati juga menambahkan distribusi susu ke tempatnya bekerja juga normal, tidak ada penurunan jumlah produk susu yang masuk untuk dijual.

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun