Fenomena ibu yang membunuh anak kandungnya, akhir-akhir ini kerap kita dengar. Depresi akibat tekanan hidup yang terasa makin menekan disebut-sebut sebagai pemicunya. Sebenarnya, apa saja ciri-ciri depresi dan bagaiman menghindarinya?
Istilah depresi dalam ilmu kesehatan jiwa digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi gangguan jiwa yang biasanya tampil dalam bentuk perasaan murung, kehilangan gairah hidup, lesu, pesimis, serta kehilangan rasa percaya diri.
Menurut praktisi kesehatan dari John Hopkins Medicine, David Neubauer, MD, dibandingkan dengan laki-laki, perempuan memang beresiko dua kali lebih besar untuk mengalami depresi.
Beberapa periode hidup wanita berpengaruh besar terhadap munculnya depresi, misalnya karena perubahan hormon saat menstruasi, kehamilan, pasca melahirkan (baby blues), dan beberapa tahun sebelum dan saat menopause. Faktor tersebut berbaur dengan tekanan ekonomi, sosial (putus cinta, mengalami perubahan hidup yang besar, dsb), dan faktor genetik.
Bila depresinya tergolong ringan, biasanya penderita masih bisa tetap bekerja. Meski begitu, perasaan depresi tetap perlu diatasi, misalnya dengan melakukan rekreasi, curhat, atau melakukan hal menyenangkan lainnya.
Namun bila seseorang mulai mengurung diri, tidak bisa bekerja, kehilangan nafsu makan, tidak ingin beraktivitas, bahkan mulai berhalusinasi merasa mendengar suara-suara, itu merupakan tanda depresi berat. Pada kondisi ini penderita rentan melakukan bunuh diri. Sebelum terlanjur berat, segeralah minta bantuan psikiater.
Untuk mencegah depresi, ada banyak hal yang bisa kita lakukan, misalnya berolahraga, menjalani hidup yang seimbang, serta menjalin komunikasi yang terbuka dengan orang-orang terdekat.
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun