Tuesday, October 25, 2011

Jauhkan TV dari Anak Usia di Bawah 2 Tahun

KOMPAS.com — Belakangan sejumlah penelitian menunjukkan ada hubungan antara menonton televisi terlalu lama dan penurunan prestasi belajar anak. Baru-baru ini, para ahli dari The American Academy of Pediatrics (AAP) mengimbau para orangtua yang mempunyai anak usia di bawah dua tahun agar menghindari televisi.

Peneliti berkesimpulan, paparan media televisi dapat memberikan efek negatif bagi proses perkembangan otak anak di awal-awal usia pertumbuhannya. Menghindari layar TV dinilai sebagai cara terbaik untuk membantu anak-anak belajar dan berinteraksi.
Berdasarkan hasil survei terungkap, sebanyak 90 persen orangtua mengaku bahwa anak-anak mereka yang berusia di bawah dua tahun telah menonton beberapa bentuk media elektronik. Padahal menurut AAP, kegiatan menonton layar televisi tidak terbukti memberikan manfaat bagi perkembangan otak anak. Bahkan, sejumlah riset menyebutkan bahwa TV justru menimbulkan gangguan tidur di kalangan anak-anak.

Untuk itulah, AAP dalam pernyataan resminya yang akan dipublikasi dalam jurnal Pediatrics edisi November menyarankan para orangtua agar anak usia di bawah 2 tahun dijauhkan dari tontonan layar televisi.

"Bentuk belajar terbaik untuk anak-anak adalah lewat interaksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, bukan dengan layar. Waktu bermain yan tidak terstruktur telah terbukti bermanfaat bagi kemampuan berpikir kritis yang tentu akan dibutuhkan anak dalam hidupnya. Oleh sebab itu, inilah waktu terbaik yang harus dihabiskan anak-anak," kata Dr Ari Brown, spesialis anak, sekaligus peneliti utama dalam riset tersebut.

Brown menambahkan, ketika anak-anak bermain dengan kondisi TV menyala, maka setiap 20 detik mata anak akan bergerak ke layar sehingga anak kehilangan konsentrasi dalam melakukan aktivitas mereka.

Bukan hanya itu saja, menurut Brown, dengan kondisi TV menyala, seorang anak cenderung pasif dan kurang interaksi, akibatnya kemampuan berbicara mereka akan terganggu.

"Bermain lebih baik untuk perkembangan otak anak ketimbang paparan media elektronik. Jika orangtua tidak dapat aktif bermain dengan anak mereka, maka anak yang seharusnya bermain sendiri dengan orang dewasa yang ada di dekatnya," sarannya.

Sumber :cbcnews

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun