Thursday, October 27, 2011
Paparan BPA Tingkatkan Risiko Diabetes
Jakarta, Paparan senyawa bisphenol A (BPA) diketahui bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Kini bertambah lagi dampak dari paparan BPA yaitu meningkatkan risiko terkena diabetes.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang dengan tingkat senyawa BPA yang lebih tinggi di urinenya memiliki risiko diabetes yang lebih tinggi. BPA sendiri adalah endocrine disruptor yang dapat mempengaruhi aktivitas hormon normal di dalam tubuh.
Penelitian ini menggunakan data dari studi kesehatan federal antara tahun 2003-2008. Peneliti melibatkan hampir 4.000 orang dewasa dan diketahui partisipan yang memiliki tingkat BPA tinggi di urine cenderung memiliki diabetes.
Para peneliti juga menganalisis sejumlah faktor lain dalam risiko diabetes seperti berat badan, usia dan juga ras. Diketahui orang-orang dengan tingkat BPA tinggi memiliki risiko 68 persen lebih besar terkena diabetes dibanding dengan yang tingkat BPAnya rendah.
Mekanisme dari pengaruh BPA terhadap risiko diabetes memang belum jelas. Tapi hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa BPA bisa bertindak seperti hormon di dalam tubuh. Selain itu BPA diperkirakan bisa mempromosikan terjadinya peradangan yang terkait dengan diabetes dan juga berbagai penyakit kronis lainnya.
"Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengukur kadar BPA yang bisa mengembangkan diabetes dan berapa lama waktu yang dibutuhkannya," ujar Dr Anoop Shankar dari West Virginia University School of Medicine, seperti dikutip dari Foxnews, Kamis (27/10/2011).
Para ahli menyarankan masyarakat untuk hindari wadah makanan yang terbuat dari plastik polikarbonjat (biasanya memiliki recycling code 7), terutama untuk wadah makanan yang mengharuskan pemanasan berulang. Hal ini karena panas tinggi bisa mentransfer sejumalh BPA ke dalma makanan.
BPA telah digunakan selama puluhan tahun untuk membuat wadah plastik yang keras serta lapisan untuk makanan logam dan juga kaleng minuman. Untuk itu pilihlah wadah makanan dan minuman yang menggunakan bahan food grade.
Vera Farah Bararah - detikHealth
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun