Friday, December 23, 2011

Indonesia Paling Tertinggal

PADANG PANJANG, KOMPAS - Indonesia paling tertinggal dalam soal pengendalian terhadap produk tembakau di Asia Tenggara. Negara-negara lain di kawasan yang sama telah memiliki strategi komprehensif untuk pengendalian tembakau.

Senior Policy Adviser Southeast Asia Tobacco Control Alliance Mary Assunta Kolandai mengatakan, Minggu (28/3), Indonesia tidak meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) sehingga tidak mengikuti standar internasional dalam pengendalian tembakau.

”Dalam semua aspek, Indonesia masih tertinggal,” ujarnya di tengah acara kunjungan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), WHO, dan sejumlah organisasi pemerhati pengendalian tembakau ke Padang Panjang, 27-29 Maret 2010.

Setidaknya ada empat indikator sekaligus strategi pengendalian tembakau, yakni pertama penghentian iklan, promosi, dan sponsor industri rokok. Kedua, larangan mengisap rokok di kawasan publik. Ketiga, peringatan kesehatan di kemasan rokok, dan keempat, peningkatan harga rokok agar tidak mudah dibeli.

Mary mengatakan, sebagian besar negara di Asia Tenggara sudah mempunyai strategi nasional. Thailand menjadi contoh terbaik karena tidak hanya melarang iklan dan kewajiban memasang peringatan kesehatan di bungkus rokok, penjualan rokok pun tidak boleh dipajang secara terbuka.

Mary mengatakan, Kota Padang Panjang merupakan contoh yang baik karena secara tegas melarang iklan rokok dan menerapkan kawasan dilarang merokok di tempat publik.

Wali Kota Padang Panjang Suir Syam mengatakan, sejak September 2008 pemerintah kota tidak menerima iklan rokok. Ia berpandangan, pemerintah bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat sehingga pengendalian terhadap tembakau perlu dilakukan.

Dia mengatakan, pendapatan iklan pemerintah sempat turun drastis setelah pemerintah kota memutuskan tidak menerima iklan rokok. Namun, setelah itu ruang-ruang iklan tersebut digantikan iklan produk lain, terutama telekomunikasi.

Office Manager Komnas PA Lisda Sundari mengatakan, melindungi anak merupakan tanggung jawab keluarga dan negara. Pengendalian produk tembakau, bagian dari upaya melindungi anak dan generasi muda.





*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.

Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.

Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.

Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.

Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.

*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.

UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.

Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.

Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun