Kiamat seolah datang, seandainya Umar mendengar bahwa ada sepeser uang milik umum dicuri atau dirampas atau dibelanjakan secara boros. Tubuhnya akan gemetar dan hati orang yang melihatnya akan bergetar seolah-olah yang hilang bukan hanya satu atau dua rupiah tetapi seluruh kekayaan dan isi perbendaharaan baitul mal.
Ia pernah bersumpah bahwa dirinya merasa takut akan pertanyaan Allah seandainya seorang unta hasil zakat hilang di pinggir sungai Tigris atau Eufrat, walaupun dia sendiri berada di Madinah.
Pada suatu hari yang terik di musim panas yang amat menyenangat, Usman bin Affan melepaskan padangan dari jendela dangaunya yang terletak di tempat yang tinggi. Tampak olehnya seorang laki-laki sedang mengiring dua ekor anak unta, sementara udara panas menyelubungi bagaikan lambaian lidah api yang menyala seolah-olah hendak membakar gunung dan menghancurkannya.
“Kenapa orang ini tidak tinggal di rumah saja menunggu udara dingin ?” Tanya Usman dalam hati.
Kemudian Usman menyuruh pelayannya untuk melihat siapa kiranya orang itu. Pelayannya mengintai melalui celah pintu, lalu katanya:
“Saya melihat seorang laki-laki yang menutupi kepalanya dengan bajunya sambil menghalau dua anak unta di depannya … “
Setelah ditunggu beberapa lama dan orang itu semakin mendekat, maka pelayan Usman segera mengenalinya. Dia berseru sambil kaget:
“Oh… dia adalah Umar, Amirul Mu’minin !”
Untuk melindungi dirinya dari terpaan panasnya angina, Usman hanya menyembulkan kepalanya dari sebuah lubang kecil. Kemudian serunya:
“Apa maksud anda keluar pada saat seperti ini, wahai Amirul Mu’minin ?”
“Ada dua ekor anak unta hasil zakat yang tertinggal di penggembalaan” , jawab Umar. “Saya takur jangan-jangan mereka hilang dan saya akan ditanya oleh Allah tentang mereka kelak !”
“Marilah minum dulu dan berteduhlah di sini. Biarkanlah kami yang mengurusi hewan itu !” ujar Usman.
“Kembalilah ke dalam !” titah Umar.
“Kembalilah ke dalam wahai Usman” kata Umar mengulangi perintahnyam, sementara ia meneruskan perjalanannya di tengah-tengah panasnya matahari yang menyengat.
Melihat itu, Usman merasa takjub dan terpesona, kemudian katanya:
“Barang siapa yang hendak menyaksikan orang yang kuat lagi terpercaya, maka lihatlah, Umar !”
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun