Thursday, December 8, 2011

Pemimpin yang Saleh



Dalam satu hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Al Bukhaari, “Ada tujuh golongan yang Allah lindungi mereka di hari yang tiada perlindungan-Nya. Mereka itu ialah raja atau pemerintah yang adil, pemuda yang tekun beribadah kepada Tuhannya, lelaki yang hatinya terpaut kepada masjid, dua orang lelaki yang saling berkasih sayang karena Alah mereka bertemu dan berpisah pun karenanya. Dan seorang lelaki yang digoda seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalau dia berkata , ‘Aku takut kepada Allah Tuhan sekalian Alam‘. Dan lelaki yang bersedekah (berderma) secara sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tangan kanannya, dan lelaki yang mengingat Allah sewaktu sunyi, lalu mengalir air matanya“.

Dari tujuh golongan yang beruntung itu, raja atau pemerintah yang adil mendapat tempat pertama di sisi Allah. Mengapa ? Sebab derajat itu sangat susah untuk dicapai. “Pemerintahan yang adil, yang dapat melayani rakyatnya dengan baik, yang menjatuhkan hukuman dengan tepat dan meletakkan rakyat pada posisi yang tepat, sehingga rakyat mendapat hak dan keperluan yang cukup adalah pemerintah yang telah menunaikan amanah dan tanggung jawab dengan betul,“ kilah Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi dalam bukunya ‘Meninjau Sistem Pemerintahan Islam‘.
Rasulullah SAW bersabda, “Sehari seorang raja yang bertindak adil, lebih besar pahalanya daripada (seorang abid) beribadah 60 tahun “ (HR.Ahmat).

Dalam hadist lain beliau bersabda, “Keadilan sesaat lebih baik dari ibadah 60 tahun. Ibadah yang dilakukan oleh si abid hanya menguntungkan dirinya saja. Sedangkan satu keadilan yang dilakukan oleh pemerintah dalam satu waktu, akan mencurahkan kebaikannya kepada jutaan rakyat.

Kebaikan yang sama, kalau dibuat oleh seorang yang tidak memiliki kuasa, tidak banyak yang akan merasakannya. Sebab itu Allah SWT sangat meninggikan derajat pemerintah yang adil,“ lanjut Imam Ashaari Muhammad At Tamimi, penulis buku ‘Mengenal Diri Melalui Rasa Hati‘.

Pemimpin yang shaleh, bukan saja ditaati oleh rakyatnya, tapi bahkan juga dipatuhi oleh makhluk lainnya. Simak kisah berikut. Ketika air sungai Nil kian surut, menurut kepercayaan penduduk asli (bangsa Qibti), seorang anak dara mesti dijadikan korban untuk membuat air mengalir seperti biasa. Karena itu gubernur Amru bin Al Ash mengirim surat ke Khalifah Umar bin Khathab RA melaporkan peristiwa ini. Umar membalas surat Amru bin Al Ash dengan permintaan agar surat itu dijatuhkan ke dalam sungai Nil.

Isinya, “Surat ini dikirim oleh Umar, Amirul Mukminin kepada sungai Nil. Hai sungai Nil! Kalaulah air yang mengalir pada tubuhmu itu bukanlah dari kuasa Allah maka kami tidak memerlukan engkau sama sekali. Tetapi kami percaya Allah itu Maha Berkuasa dan kepada-Nya kami mohon supaya engkau mengalir seperti biasa“. Masya Allah. Ketika surat itu dilemparkan ke dalam sungai Nil, maka airnya pun mengalir seperti biasa.

Tapi kita lihat pula diantara sikap kepemimpinan Umar sehingga wajar beliau diberikan banyak karamah (kemuliaan) oleh Allah SWT. Selepas beliau dilantik menjadi Khalifah menggantikan Abu Bakar, beliau berkata : “Aku tidak dapat tidur di waktu siang, takut urusan rakyat tidak selesai. Aku tidak dapat tidur di waktu malam, takut urusanku dengan Allah tidak selesai“.

Ketika terjadi musim kemarau, Umar bin Khathab bersumpah untuk tidak makan kecuali minyak zaitun dan roti. Beliau tidak mau rakyatnya susah. Beliau ingin sama-sama untuk menanggung dan merasakan masalah rakyat. Karena itu, wajahnya menjadi kekuningan karena hanya memakan minyak zaitun. Setiap kali Umar melepaskan tentaranya ke medan perang, beliau berpesan : “Aku lebih takut dosa-dosa kalian daripada musuh-musuh kalian. Karena kalau kalian berdosa, Allah akan membiarkan kalian kepada musuh-musuh kalian.“

Malik bin Dinar berkisah, “Ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah, para pengembala kambing di lereng bukit berkata: ‘Siapakah khalifah yang shaleh yang sedang memerintah manusia sekarang ini?’ Lalu orang-orang yang berasal dari kota bertanya:’Darimana kalian mengetahui semua itu?‘ Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya apabila pemerintahan dipegang oleh seorang khalifah yang shaleh, serigala dan singa tidak akan menganggu kambing-kambing kami lagi.”

Hasan Al-Qashshar berkata: “Aku bekerja sebagai pemerah susu kambing pada pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Pada suatu ketika, aku melewati seorang pengembala. Di tengah-tengah gerombolan kambingnya terdapat tiga puluh serigala. Padahal, sebelumnya aku mengira gerombolan anjing karena aku belum pernah melihat serigala.

Aku bertanya : “Wahai pengembala, untuk apakah anjing sebanyak ini?:’ Dia menjawab, ‘Wahai anak muda, ini bukan kawanan anjing, melainkan kawanan serigala. ‘Aku berkata: ‘Subhanallah, apakah serigala tidak membahayakan kambing-kambingmu?’ Dia menjawab: ‘Wahai anak muda, apabila kepala sudah sehat, maka badan tidak akan rusak. ‘Pada masa itu adalah masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz.’

Musa bin Ayan bercerita, “Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kami mengembalakan kambing bersama serigala pada suatu tempat, demi Allah. Pada suatu malam serigala menyerang seekor kambing kami.

Aku bertanya: “Dengan adanya peristiwa ini kami memperkirakan bahwa laki-laki yang shaleh tersebut telah wafat.’ Hammad berkata: “Orang ini dan lainnya juga mengatakan kepadaku bahwa mereka hanya mengira, tetapi besoknya ternyata memang benar bahwa Umar bin Abdul Aziz telah meninggal dunia malam itu”. (Buku Mempertajam Kepekaan Spiritual oleh Muhammad Asy Syahawy),

Jenderal Muhammad Al Fateh, karena dia dan tentaranya orang yang shaleh, maka sewaktu mau masuk ke pintu Kerajaan Romawi, yang jalan airnya ditutup, kapal-kapalnya dapat berlayar di atas daratan. Mungkin Allah belah bumi untuk pelayaran itu. Begitu besarnya bantuan Allah kepada pemimpin yang shaleh. Wallahualam. **

Oleh : Uti Konsen U.M.

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun