Thursday, December 8, 2011

Kekuatan Militer Arab abad pertengahan

Sejarah penaklukan di dunia tak lepas dari berbagai kehebatan dan kemasyuran militer. Mulai dari persenjataan, pasukan, taktik, strategi, kepemimpinan. Dunia tahun 600 masehi, Pasukan dari timur tengah tepatnya dari semenanjung arabia merupakan penakluk paling menonjol di zamannya. Mengapa sedemikian kuatnya? inilah yang pasti belum pernah terlintas dari benak agan2 sekalian bagaimana menelaah tiap aspek kemiliteran bangsa dari semenanjung gurun pasir ini.

Trit ini mengupas secara detil segi militer bangsa Syria atau lebih dikenal dengan Saracen [bhs inggris] dan bangsa Turki, juga Baghdad [persia].

Aspek kemiliteran dan kekuatan utama

Pertama adalah tingkat kepentingan terbesar, maka tak lain dalam militer, pimpinan di urutan 1
Disini, ada 3 jenis pemimpin. Sultan merupakan istilah dalam bahasa Arab yang berarti "sultan", "raja", "penguasa", "keterangan" atau "dalil". Sultan kemudian dijadikan sebutan untuk seorang raja atau pemimpin Muslim, yang memiliki suatu wilayah kedaulatan penuh yang disebut Kesultanan (bahasa Arab: سلطنة, sulthanatun). Dalam bahasa Ibrani, shilton atau shaltan (bahasa Ibrani: שלטן) berarti "wilayah kekuasaan" atau "rezim".

Sultan berbeda dengan Khalifah yang dianggap sebagai pemimpin untuk keseluruhan umat Islam. Gelar Sultan biasanya dipakai sebagai pemimpin kaum Muslimin untuk bangsa atau daerah kekuasaan tertentu saja, atau sebagai raja bawahan atau gubernur bagi Khalifah atas suatu wilayah tertentu.

Caliph yang tersohor : Rasulullah saw, Umar ibn Khattab ra., Otsman ibn Affan ra., Ali ibn Abi Thalib ra., Umayyah
Sultan yang termashyur : Sultan Mahmed II [Turki], Sultan Nuruddin [penguasa Syria], Sultan Harun Al Rasyid [Baghdad], etc
Saladin : adalah julukan dari Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi
ane masukin disini sebenarnya Saladin itu termasuk Sultan, tapi ane lebih suka dibikin gini [dipisah] coz sejatinya Sang Sultan memiliki sistem Komando sentralisasi, artinya Sultan tak harus berada di medan pertempuran, kebanyakan Sultan berada di pusat komando di ibukota, namun Sultan Saladin selalu berada dekat dengan pasukan tempurnya, ikut dalam kamp pasukannya sendiri. Sedangkan mengenai Khalifah, Sang Caliph terkadang mengikuti pertempuran, namun sebagian besar kekuasaan khalifah untuk mengatur jalannya kepemimpinan di kekhalifahannya, untuk urusan ekspansi wilayah kekuasaan diserahkan kepada Amir [pemimpin pasukan yg hijrah ke medan perang]


Personil Militer

Kavaleri:

Militer kehalifahan mulai membentuk pasukan berkuda atau kavaleri pada zaman Khilafah Rasyidah. Adalah Khalifah Umar bin Khattab (berkuasa pada tahun 31-41 H) yang berupaya untuk mengumpulkan kuda bagi tujuan milter dari berbagai daerah. Hasilnya, terdapat sekitar 4.000 ekor kuda di Kufah. Setelah itu, sedikit demi sedikit strategi kemiliteran berubah

Pada awalnya, pasukan kavalerinya tak terlalu dominan. Berbekal tombak dan pedang, pasukan tentara berkuda memaikan peranan penting untuk menyerang panggul dan pantat musuh. Perlahan namun pasti, kekuatan kavaleri yang dimiliki militer kekhalifahan semakin bertambah besar dan kuat. Pasukan kavaleri tercatat menjadi kunci kemenangan dalam perang Yarmuk.

Ketika ‘Amr bin Al-’Ash menaklukan Mesir pada tahun 37-39 H/ 658-660 M, komposisi kekuatannya militer kekhalifahan telah berubah dari infanteri menjadi pasukan berkuda. Kehebatan pasukan kavaleri kehalifahan, sekali lagi terbukti dalam Pertempuran Sungai Talas pada 751 M antara Kekhalifahan Rasyidah dengan Dinasti Tang
Spoiler for Kavaleri:


Kavaleri Ringan, bersenjata pedang, tombak, dan senjata lain jarak dekat

[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]

Kavaleri Berat, menggunakan baju besi, tameng

[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]

Kavaleri Pemanah

[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Kavaleri pemanah adalah salah satu pasukan yang tipe serangannya bertubi-tubi, gesit namun kelemahannya adalah ketidaktepatan panah. Kavaleri jenis ini sangat dikenal terutama dalam game abad pertengahan, stronghold.

Kavaleri penunggang Unta

[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Lebih dikenal dengan Camels. Kelincahan Unta dan ketahanannya dalam badai pasir dan pemberian minum pada temboloknya sangat membantu pasukan kekhalifahan. Daya angkutnya yang besar dan berat membuat unta lebih disukai dalam perjalanan hijrah untuk perbekalan.

Kavaleri penunggang Unta Hitam [black-cloaked camels]

[digunakan pada: khusus kekhalifahan Umar ra.]
Kisah kavaleri legendaris ini berasal dari perang Qadisiyah. Saat itu hari pertama pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Persia dan hampir saja pasukan kekhalifahan akan menemui kekalahan dengan tidak imbangnya jumlah pasukannya dengan pasukan Persia yang lebih besar. Pasukan Persia menggunakan gajah untuk memporak-porandakan barisan kekhalifahan dan ini sempat membuat kacau kavaleri kekhalifahan dan kebingungan diantara mereka bagaimana cara untuk mengalahkan gajah-gajah tersebut. Keadaan seperti ini berlangsung sampai dengan berakhirnya hari kedua pertempuran.

Memasuki hari ketiga, datanglah bala bantuan dari Syria (setelah memenangkan pertempuran Yarmuk). Mereka menggunakan taktik yang cerdik untuk menakut-nakuti gajah Persia yaitu dengan memberi kostum kain hitam pekat pada kuda-kuda perang. Taktik ini menuai sukses sehingga gajah-gajah Persia ketakutan, akhirnya mereka bisa membunuh pemimpin pasukan gajah ini dan sisanya melarikan diri kebelakang menabrak dan membunuh pasukan mereka sendiri. Pasukan kekhalifahan terus menyerang sampai dengan malam hari.

Kavaleri Mameluke

[digunakan pada: kesultanan Turki, dinasti mamluk]
Seorang Mamluk jika akan dilatih berkuda. Mereka harus mematuhi Furisiyyah, sebuah aturan perilaku yang memasukkan nilai-nilai seperti keberanian dan kemurahan hati dan juga doktrin mengenai taktik perang berkuda, kemahiran menunggang kuda, kemahiran memanah dan juga kemahiran merawat luka dan cedera.

Saat itu, pasukan berkuda tersebut juga dilatih menggunakan sejumlah senjata. Senjata pasukan berkuda (faris) Mamluk terdiri dari pedang, tombak, panah, perisai dan tongkat kebesaran. Tongkat kebesaran terbuat dari besi atau baja dengan ujungnya berbentuk kubus, diletakkan di bawah sanggurdi, sementara tombak di pegang dengan satu atau kedua tangan, bukan "diluncurkan" atau direndahkan untuk menyerang seperti halnya di barat, tetapi digunakan untuk berkelahi di atas kuda

Kavaleri lain

[digunakan pada: kekhalifahan, kesultanan, dan Sultan Saladin]
Jenisnya beragam mulai dari Pembawa Pesan, Kurir, Pelapor, Pengintai [scout] dan beragam fungsi lain yg dibutuhkan

Janissari

[digunakan pada: kesultanan Turki]
Nama "Janissary" berasal dari bahasa Prancis "Jannissarie", yang berasal dari bahasa Arab "yeniseri", artinya "tentara baru". Mereka adalah budak yang ditangkap waktu masih anak-anak dan dibesarkan dalam lingkungan Islam yg keras hingga menjadi pejuang yang berani dan sebagian dari mereka merupakan pasukan terbaik milik Kesultanan Turki.

Mereka mengenakan sorban putih dan menuju perang dengan diiringi musik. Mereka bertarung dengan berbagai senjata, termasuk dengan senjata api waktu senjata ini baru diperkenalkan di Timur Tengah. Seumur hidup mereka didedikasikan untuk kehidupan militer dan amat bangga akan kemampuan mereka. Pasukan inilah yang memimpin penyerbuan ke Konstantinopel, Malta dan Vienna

http://www.kaskus.us/showthread.php?p=183316954

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun