Thursday, December 8, 2011

Rumah Sakit Warisan Peradaban Islam


"The Modern Hospital in Medieval Islam", demikian judul artikel Prof Aydin Sayili sebagaimana dipublikasikan situs Muslim Heritage. Artikel delapan halaman itu menyebutkan, rumah sakit (RS) merupakan salah satu institusi yang berkembang di era Islam abad pertengahan dan menjadi salah satu capaian dari puncak peradaban Islam.

Di masa itu sejumlah RS modern muncul di wilayah-wilayah Islam. RS-RS itu tidak hanya menjadi pusat layanan kesehatan. Tapi juga menjadi kampus-kampus ternama di bidang kedokteran. “Fungsi rumah sakit yang demikian ini tidak ada di zaman Kekaisaran Romawi. Di era Romawi, rumah sakit hanya berfungsi untuk menangani orang sakit,” papar Sayili.

RS di masa keemasan Islam, juga berbeda dengan RS di masa peradaban Yunani. Di era Yunani, lokasi RS atau tempat-tempat pengobatan jauh dari keramaian. Alias tempatnya terpencil. Tentu saja kondisi ini berdampak psikologis bagi pasien. Padahal efek psikologi dan lingkungan RS yang nyaman sangat berperan besar dalam proses penyembuhan pasien.

Selain itu, RS di era Islam abad pertengahan sangat memperhatikan kualitas layanan dan ketaatan yang kuat terhadap penggunaan obat-obat yang teruji secara ilmiah. Dengan kata lain, hanya obat yang telah teruji secara klinis yang diberikan kepada pasien.

Salah satu RS modern di era kejayaan Islam itu adalah RS al-Nuri di Damaskus, Syria. RS ini didirikan pada tahun 1154 oleh Nuruddin Mahmud Zangi ibn Aksungur, salah satu khalifah Dinasti Umayyah. RS ini sudah menggunakan rekam medis. Dalam sejarah perkembangan RS, inilah RS pertama di dunia yang menggunakan rekam medis. Selama tujuh abad lamanya RS al-Nuri melayani masyarakat.

RS modern yang nyaris mirip dengan al-Nuri adalah RS al-Mansuri di Kairo, Mesir. RS ini dibangun oleh penguasa Mesir waktu itu, Mansur Qalawun yang berkuasa pada tahun 1279-1290. Mansur memang membangun RS mirip al-Nuri.

Sayili menyebutkan, saat masih menjadi putra mahkota, Mansur Qalawun jatuh sakit dalam perjalanan menuju Damaskus, Syria. Setiba di Damaskus, ia memperoleh perawatan di RS al-Nuri. Setelah dirawat beberapa waktu ia pun sembuh dan kembali pulang ke Kairo, Mesir. Mansur sangat terkesan atas layanan RS al-Nuri dan takjub atas kemegahan serta kemodernan RS itu. Karena itu, sekembalinya ke Kairo, ia segera membangun RS serupa yang kemudian dikenal dengan nama RS al-Mansuri.

RS modern di abad ke-9 sampai 13 itu juga terdapat di Baghdad, Irak. Saat Khalifah Harun al-Rashid berkuasa, ia memerintahkan dokter istana untuk membangun RS di Baghdad. RS ini kemudian berkembang menjadi pusat pengobatan yang termasyhur. Al-Razi, dokter ahli penyakit dalam terkemuka saat itu, pernah memimpin RS ini.

Al-Razi atau Abu-Bakr Mohammad ibn-Zakaria al-Razi (841-926) adalah dokter istana Pangeran Abu Saleh al-Mansur, penguasa Khorosan. Dokter yang oleh Barat disebut dengan nama Razes, itu kemudian pindah ke Baghdad dan menjadi dokter pribadi khalifah.

Al-Razi menulis banyak buku tentang kedokteran. Salah satunya bertajuk al-Mansuri. Dalam buku ini ia membahas tiga aspek penting dalam kedokteran, yaitu kesehatan masyarakat, pengobatan preventif, dan penanganan penyakit-penyakit khusus. Buku-buku al-Razi banyak menjadi rujukan dan dipelajari di sekolah-sekolah kedokteran, termasuk di negara-negara Barat.

Di Baghdad juga ada RS al-Adudi yang dibangun pada tahun 981. Saat itu RS merupakan bangunan paling megah di Baghdad.

Sementara itu di Maroko terdapat RS Marakesh. RS ini dibangun tahun 1190 oleh Khalifah al-Mansur Ya'qub ibnuYusuf. Saat itu RS Marakesh merupakan RS terbesar dan terindah. Halamannya penuh bunga dan pepohonan. Sedangkan di Andalusia (Spanyol) terdapat RS Granada yang dibangun pada tahun 1366 oleh Pangeran Muhammad ibn-Yusuf ibn Nasr.

Pada masa Islam abad pertengahan itu, RS tak hanya menjadi tempat pengobatan pasien. Saat itu RS juga berfungsi sebagai kampus, tempat menimba ilmu dan penelitian (riset) di bidang kedokteran. RS al-Nuri, misalnya, telah banyak mencetak dokter. Salah satunya Ibn al-Nafis, penemu sirkulasi paru-paru.

Ibn al-Nafis (1208-1288) pernah menjadi kepala RS al-Mansuri Kairo. Ia telah menulis sejumlah buku di bidang kedokteran. Salah satunya adalah kitab Mujaz al-Qanun.

Selain al-Razi dan Ibn al-Nafis, zaman keemasan Islam telah banyak melahirkan dokter-dokter terkemuka. Sebut saja misalnya, Ibnu-Sina, al-Zahrawi, dan Ibnu-Rusydi.

Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037) adalah dokter Muslim yang sangat termasyhur. Ia juga banyak menulis kitab-kitab kedokteran. Salah satu karyanya yang paling fenomenal adalah al-Qanun fi al-Tibb. Sampai abad ke-17, kitab semacam ensiklopedi kesehatan dan kedokteran ini, menjadi referensi di sekolah-sekolah kedokteran di Eropa.

Sedangkan al-Zahrawi atau Abulcasis (930-1013) merupakan dokter ahli bedah terkemuka di dunia Islam. Dokter lulusan Universitas Cordoba ini menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdul Rahman III. Sebagaimana Ibnu Sina, al-Zahrawi juga menulis sejumlah buku kedokteran, khususnya tentang bedah. Salah satunya berjudul al-Tastif Liman Ajiz'an al-Ta'lif' . Kitab ini dinilai sebagai ensiklopedi ilmu bedah terbaik yang ada pada abad pertengahan. Kitab ini juga digunakan di Eropa hingga abad ke-17.

Tokoh Islam lainnya di bidang kedokteran adalah Ibnu Rusydi atau Averroes (1126-1198). Pengarang kitab al-Kulliyat fi al-Tibb itu sangat disegani dan dikagumi di Eropa. Bukunya berisi rangkuman ilmu-ilmu kedokteran. Dokter kelahiran Granada, Spanyol, itu juga menulis kitab bertajuk al-Taisir. Kitab ini membahas praktik-praktik kedokteran.

Selain rumah sakit-rumah sakit dan tokoh-tokoh kedokteran di atas, peradaban Islam di era keemasannya banyak melahirkan tokoh-tokoh lain yang memberi kontribusi bagi perkembangan RS dan dunia kedokteran. Jejak kontribusi mereka masih ada dan dirasakan manfaatnya oleh umat manusia hingga sekarang.

* Penulis adalah Alumni ESQ Eksekutif Angkatan 35 dan Penulis buku "Berani Tidak Populer: Mustafa Abubakar Memimpin Aceh Masa Transisi"
Oleh: Rusdiono Mukri*

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun