Wednesday, November 2, 2011

Empat Hasil Pertanian Tercemar Pestisida

Bandar Lampung, Kompas - Badan Ketahanan Pangan Lampung menemukan empat komoditas pertanian di Bandar Lampung, Metro, dan Lampung Tengah tercemar pestisida. Dari 38 jenis sayur dan buah yang diuji, diketahui apel, cabai, kacang panjang, dan terung tercemar.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Lampung I Made Suwetja, Jumat (13/2), mengatakan, BKP Lampung melakukan survei atas produk pertanian sejak November 2007 hingga November 2008. Survei itu dilanjutkan dengan uji laboratorium di Balai Laboratorium Dinas Kesehatan Lampung. Survei tersebut dilakukan agar BKP bisa menyertifikasi produk pertanian yang aman dikonsumsi masyarakat.

Berdasarkan uji laboratorium atas kandungan pestisida tersebut, kadar pestisida pada keempat produk pertanian itu melebihi batas aman yang disarankan. ”Kandungan pestisidanya tidak sesuai rekomendasi keamanan pangan dan preferensi pangan masyarakat,” ujar Made.

Pasar tradisional

Pada survei tersebut, tim mengambil sampel sayur-sayuran segar dari sentra sayur di Lampung, yaitu di Metro, Bandar Lampung, dan Lampung Tengah, sedangkan contoh buah-buahan diambil dari pasar-pasar tradisional di Bandar Lampung dan sekitarnya.

Dari uji laboratorium, apel segar yang diambil acak mengandung pestisida jenis klordan sebanyak 2,25 miligram. Padahal, batas maksimum yang diperbolehkan sebanyak 0,02 miligram.

Cabai merah mengandung tiga jenis pestisida, yaitu propargit 0,57 miligram atau melebihi batas maksimum 2 miligram; jenis cypermetrin sebanyak 4,9 miligram dari batas maksimum 0,5 miligram; dan jenis alfametrin sebesar 0,9 miligram dari batas maksimum 0,5 miligram.

Komoditas pertanian kacang panjang mengandung pestisida jenis difenokonazol sebesar 0,125 miligram dari batas maksimum 0,5 miligram, sedangkan terung ungu mengandung pestisida jenis fipronil 0,05 miligram.

Lebih lanjut Made mengatakan, temuan tersebut harus menjadi tanggung jawab bersama. BKP melalui Gubernur Lampung akan memberikan hasil uji laboratorium kepada dinas pertanian supaya ditindaklanjuti di tingkat petugas penyuluh pertanian.

”Petugas nantinya harus bisa memberi tahu petani untuk tidak perlu menyemprotkan pestisida banyak-banyak pada produk pertanian sayur dan buah segar. Selain itu, masyarakat harus diajak berpikir, sayur yang terlihat mulus kemungkinan lebih banyak mengandung pestisida atau racun,” ujar Made.

Menurut Made, BKP belum bisa menindaklanjuti penelitian dan uji sampel secara menyeluruh karena keterbatasan perangkat dan sumber daya manusia.

sumber : kompas

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun