Thursday, November 3, 2011

Obat Penghilang Sakit Berisiko Sebabkan Tuli Pada Pria


Boston, Laki-laki yang secara teratur mengonsumsi obat penghilang rasa sakit berisiko dua kali lebih besar menderita masalah pendengaran. Laki-laki yang masih muda bisa lebih berisiko.

Penelitian yang dilakukan Harvard University Boston menunjukkan konsumsi parasetamol dua kali seminggu bisa menggandakan risiko masalah pendengaran ringan hingga tuli sebelum usia 50 tahun.

Peneliti juga menemukan hubungan yang sama dengan obat aspirin dan ibuprofen. Para dokter telah mengetahui bahwa aspirin dosis tinggi dapat menyebabkan tinnitus sementara atau dengung di telinga.

Peneliti melibatkan 26.000 orang yang diperiksa kesehatannya setiap dua tahun selama 18 tahun. Partisipan ditanya mengenai seberapa besar penggunaan obat penghilang rasa sakit dan apakah memiliki masalah dengan pendengarannya.

Pada akhir studi, hampir 3.500 partisipan melaporkan beberapa jenis gangguan pendengaran. Setelah mempertimbangkan usia, berat badan serta riwayat kesehatan dari laki-laki tersebut, peneliti melihat ada hubungan antara masalah pendengaran dengan konsumsi obat penghilang rasa sakit yang umum.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 33 persen laki-laki berusia kurang dari 60 tahun yang mengonsumsi aspirin dua kali dalam seminggu mengalami gangguan pendengaran. Hasil ini dibandingkan dengan laki-laki yang jarang mengonsumsi aspirin.

Sementara itu laki-laki yang mengonsumsi obat penghilang sakit seperti ibuprofen dilaporkan sebanyak 61 persen lebih memungkinkan mengalami masalah pendengaran.

Tapi hubungan ini hanya ditemukan pada laki-laki yang berusia di bawah 50 tahun dan secara teratur mengonsumsi obat penghilang rasa sakit. Hasil studi ini dilaporkan dalam The American Journal of Medicine.

"Mengingat tingginya risiko gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh penggunaan obat penghilang rasa sakit yang umum, maka ini bisa menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting," ujar Dr Sharon Curhan dari Brigham and Women's Hospital di Boston, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (5/3/2010).

Meskipun risiko yang ditimbulkan tidak secara langsung, tapi para ahli mengatakan bahwa obat-obatan yang digunakan terus menerus bisa menyebabkan kerusakan pada telinga bagian dalam.

Vera Farah Bararah - detikHealth

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun