Thursday, November 10, 2011

Merokok di Depan Anak adalah Kekerasan!

LONDON, KOMPAS.com — Sering kali kita jumpai para perokok mengembuskan asap tanpa memedulikan orang lain atau bahkan anggota keluarganya sendiri di rumah.

Anak-anak dan ibu hamil kerap menjadi korban dari dampak buruk asap rokok. Tak heran bila perlindungan anak-anak dan ibu hamil terhadap paparan asap rokok mendapat perhatian khusus.

Di Inggris, pakar kesehatan menilai orangtua yang merokok di dekat anak-anak, baik di rumah maupun di mobil, dapat dikategorikan dalam bentuk tindak kekerasan atau child abuse. Profesor Steve Field, Ketua Royal College of General Practitioners, menyerukan para orangtua agar mengambil tanggung jawab lebih besar terhadap kesehatan anak, bahkan dimulai sebelum merencanakan kehamilan.

Angka kematian terkait ibu yang merokok saat kehamilan dan bukti riset di Amerika Serikat menunjukkan, lebih banyak anak meninggal akibat kebiasaan buruk orangtua merokok daripada akibat kecelakaan.

Royal College pernah menyerukan larangan merokok bagi pengendara yang membawa anak-anak. Namun, usulan itu ditolak karena bertentangan dengan kebebasan sipil.

Field, dalam artikelnya di surat kabar Sunday, menyatakan, setiap orang harus mengambil tanggung jawab lebih besar untuk kesehatan mereka sendiri dan anak-anak mereka. Sikap ini juga diadopsi oleh pemerintah, tetapi tidak banyak regulasi yang mengatur soal itu.

Departemen Kesehatan Inggris menolak untuk memperluas penerapan larangan merokok di taman, pub, pintu-pintu masuk, dan mobil. Menteri Kesehatan Masyarakat Anne Milton mengatakan, undang-undang larangan merokok sudah berjalan baik dan hampir semua kantor dan tempat umum bebas dari asap rokok.

"Sekarang banyak keluarga secara sukarela membuat tanda dilarang merokok di rumah mereka untuk mengurangi paparan bekas asap terhadap anak-anak," ujarnya Milton.

"Dukungan publik untuk undang-undang dilarang merokok sangat tinggi dan terus berkembang. Bahkan mayoritas perokok sekarang mendukung undang-undang tersebut. Karena itu, kami tidak melihat alasan untuk ditinjau kembali," kata Field.

"Di sisi lain, kami akan terus berupaya memiliki bukti dasar untuk mengendalikan peredaran tembakau dan akan melanjutkannya pada undang-undang kesehatan masyarakat," imbuh Field.

Namun, Field mengklaim bahwa di lapangan, para dokter kerap menghadapi kendala dalam mengajak masyarakat menerapkan gaya hidup sehat. "Meminta orangtua untuk berhenti merokok memang tidak mudah dan mungkin mereka menolak. Tetapi ketika ditunjukkan bagaimana merokok di rumah akan merusak paru-paru anak-anak, yang menyebabkan penyakit bronchia, asma, dan sakit seumur hidup, para orangtua pun mulai melihatnya secara berbeda," kata Field.





*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.

Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.

Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.

Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.

Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.

*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.

UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.

Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.

Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun