Tuesday, November 1, 2011

Siswa Lemah di Matematika, Telunjuk Tertuju pada Guru

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Para guru yang mengajar matematika di sejumlah daerah, termasuk di ibukota Jakarta, dinilai masih sangat lemah. Hal ini, kata dosen Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB, Dr Ir Tedy Setiawan MT, mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal matematika.

"Di satu daerah, kita minta guru matematika maju ke depan membahas soal ternyata banyak salahnya. Dari sepuluh soal yang diberikan, ternyata ada yang salah delapan," kata Tedy di Denpasar, Bali, Kamis (11/11).

Hal itu dikemukakan Tedy kapada wartawan di sela-sela acara pelatihan terhadap 100 orang guru matematika se-Denpasar. Pada kesempatan itu Tedy menjadi salah seorang tutor, bersama pengelola situs Telkomsel Sahabat Guru, Ery Wahyu, dan Edy Kusnaedi, seorang guru matematika SMA Negeri Balai Endah Kabupaten Bandung. Pelatihan dilaksanakan atas dukungan program corporate social responcibility (CSR) perusahaan seluler PT Telkomsel.

Menurut Tedy, lemahnya kemampuan guru matematika kerap disadari oleh yang bersangkutan, namun mereka tidak punya forum untuk meningkatkan kemampuannya, sehingga apa yang diajarkan kepada siswa dari tahun ke tahun tidak ada kemajuan. Padahal ilmu matematika sudah berkembang, termasuk dalam menggunakan alat bantu berupa komputer atau sarana informasi teknologi lainnya.

Berdasarkan pengamatannya, kata Tedy, upaya meningkatkan kemampuan matematika para guru kerap sudah diberikan pemerintah melalui pelatihan-pelatihan. Namun selama ini pelatihan guru matematika itu lebih berorientasi pada kurikulum, bukan membahas kontennya.

Mereka, kata Tedy, lebih banyak dilatih membuat laporan atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan. "Padahal guru itu harus dilatih bagaimana memecahkan atau menyelesaikan soal-soal yang ada, sehingga secara mudah dapat dimengerti siswa," jelasnya.

Dari pengalamannya memberikan pelatihan, para guru ada yang secara jujur mengakui bahwa selama ini mereka salah memberikan pelajaran kepada siswanya. Mereka kadang juga menyalahkan para siswa yang mengerjakan soal dengan cara berbeda, padahal itu benar.

Di daerah, menurut Tedy, keadaannya lebih parah lagi, di mana para guru umumnya kesulitan meng-update pengetahuannya, sehingga ketika siswanya melanjutkan ke kota, mereka kalah bersaing dengan siswa yang belajar di kota. Karena itu, dia sangat mendukung upaya memberikan pelatihan secara terjadwal bagi para guru matematika yang ada di daerah, dengan harapan mereka bisa memperkaya pengetahuan matematikanya.

Red: Endro Yuwanto

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun