Thursday, November 3, 2011

Indahkah mimpi anda?


Dari kecil kita diajarkan untuk bermimpi. Pertanyaan seorang guru kepada muridnya: “Nak, kalau sudah besar ingin jadi apa?” lalu anaknya menjawab : ”Kalau udah besar saya ingin jadi dokter”.

Ada sebagian orang menganggap bahwa mimpi itu perlu untuk tujuan hidup atau target hidupnya. Tapi pernahkah terfikirkan oleh kita bahwa guru ataupun orang tua telah memaksakan kehendaknya kepada seorang anak untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Mereka menganggap bahwa anak belum mampu berfikir dengan betul makanya harus mengikuti kehendaknya.

Kemudian setelah anak mengikuti kehendak mereka sebagian dari mereka gagal sehingga memunculkan stress, penyimpangan prilaku, ataupun menjadi seorang kriminalitas.

Bandingkan dengan yang berhasil, apakah mereka lebih baik dari yang gagal? Secara kenyataannya mereka lebih baik dari materi, ilmu pengetahuan dan kehidupan sosialnya tapi pernahkah anda membayangkan bahwasannya kehidupan mereka itu telah jauh dari yang diharapkan.

Kenapa? Pernahkah kita berfikir bagaimana jadinya seorang dokter yang memiliki jiwa pedagang? Dokter yang memiliki jiwa pedagang maka akan berusaha untuk menjual obat sebanyaknya tanpa harus memperdulikan pasien. Mr.Creb berkata ”pelanggan ialah uang”. Semakin sering pasien datang untuk berobat maka semakin kayalah dokter itu.

Pernahkah anda berfikir apakah ilmu pengetahuan itu hanya sebatas S3? Ataukah ilmu pengetahuan itu hanya sebanyak yang kita ketahui sekarang ini. Jika anda mengatakan ia maka anda telah mengukur tingginya langit setinggi atap rumah anda.

pernahkah terpikir oleh kita bahwa semua orang memiliki otak yang didalamnya terkandung berbagai hal yang berbeda maka alangkah luasnya hasil yang dapat dimunculkan oleh seseorang dan sangat beragamnya ilmu pengetahuan.

Bagi seseorang yang pernah mengalami kuliah entah itu D3, S1, S2 dan S3, maka saat mereka melakukan sidang akhir muncul pertanyaan yaitu “darimana referensi yang anda ambil?”. Mereka (penyidang) selalu bertanya hal-hal seperti itu tanpa mereka pernah berfikir bahwa orang yang di hadapannya mungkin saja jadi presiden di kemudian hari atau betapa jeniusnya orang dihadapannya.
Kalau penyidang itu beranggapan bahwa anda adalah seorang yang cerdas maka mereka bertanya : “bagaimana solusi yang anda buat untuk mengangani masalah ini?”.

Betapa telatnya pendidikan yang telah kita dapatkan. Bukannya kita berhasil membuat referensi malahan hanya jadi pengguna referensi.

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun