Pada suatu saat, seorang anak manusia berdoa untuk bisa mendapatkan kupu-kupu yang cantik dan bunga yang indah. Setelah itu, dia pun berjalan mengelilingi kampungnya, lalu dia mendapatkan sebuah kaktus dan terdapat ulat pada batangnya. Dia akhirnya membawa pulang kaktus itu dengan perasaan kecewa karena tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Seiring waktu berjalan, kaktus itu pun mengeluarkan bunga dan ulat itu pun berubah menjadi kupu-kupu. Begitulah Allah SWT berkehendak dan doa anak itu terkabul dalam suatu rangkaian proses yang memakan waktu.
Bukanlah hasil yang menjadi ukuran bagi Allah SWT tapi proses.
Ketika alam semesta ini terbentuk maka ilmu pengetahuan terbentuk. Terbentuknya ilmu pengetahuan itu pun semua dirangkai dalam suatu proses dan kita mulai mengenal yang namanya ruang dan waktu juga hukum sebab dan akibat.
Semua yang kita dapati dari dunia kita, semuanya melalui suatu proses. Hanya saja keinginan kita untuk mempelajari hal seperti itu kurang sekali atau kita memiliki keinginan itu tapi tidak mau menjalankan keinginan kita sendiri.
Ada sebagian manusia yang tidak bisa mengerjakan sesuatu lalu dia mengatakan bahwa orang yang bisa mengerjakan hal itu sebagai bidah, haram, musyrik. Padahal dia sendiri tidak pernah mempelajari hal itu atau apa yang dia ucapkan hanyalah pembenaran saja.
(PAHALA DARI ALLAH) ITU BUKANLAH MENURUT ANGAN-ANGANMU YANG KOSONG DAN TIDAK (PULA) MENURUT ANGAN-ANGAN AHLI KITAB. BARANGSIAPA YANG MENGERJAKAN KEJAHATAN, NISCAYA AKAN DIBERI PEMBALASAN DENGAN KEJAHATAN ITU DAN IA TIDAK MENDAPAT PELINDUNG DAN TIDAK (PULA) PENOLONG BAGINYA SELAIN DARI ALLAH. An-nisa: 123
Disini sudah terlihat bahwa Allah SWT saja menyindir manusia yang katanya pintar atau berlaku seperti orang pintar untuk mempelajari sesuatu sehingga setiap yang keluar dari diri setiap manusia itu berdasarkan ilmu yang nyata, bukan karangan.
Kita terkadang tidak menerima suatu pernyataan atau situasi yang tidak menyenangkan bagi diri kita. Padahal siapa tau hal itu malah menguatkan diri kita, kenapa?
Karena hal-hal seperti itu menambah ilmu kita, mendorong kita untuk mengkaji ulang dan memperdalam ilmu itu.
Hanya biasanya kita tidak mau dikatakan sebagai orang aneh karena punya pemikiran yang berbeda, padahal kita bisa membuktikannya dan pula berlandaskan Al-quran.
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun