Thursday, November 3, 2011
Permainan Pikiran
Permainan pikiran dengan mempermainkan perasaan ini sungguh mengenakan dan membuat kita jadi orang yang munafik. Hati kita dipenuhi oleh perasaan bukan akal sehat untuk berfikir.
Kita selalu bertanya dimanakah hati, dan kita menunjuknya ke dada. Padahal nabi muhammad pun mengartikan dada sebagai sudur artinya seluruh tubuh. Sedangkan hati atau qalbu itu diartikan sebagai yang terdalam.
An-Nu'man bin Basyir berkata, "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal musyabbihat (syubhat/samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan, barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat, maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan, hampir-hampir ia terjerumus ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati.'" (HR. Bukhori)
Sekerat daging ini yang merupakan hati, adanya dimana?
Perasaan marah, sedih, benci, senang bermuara pada yang namanya otak. Disitulah hati berada bukan di dada atau hati secara anatomi.
Orang beranggapan bahwa hati, otak, akal itu beda tempat. Padahal kalau kita berfikir lebih dalem bahwa kita ingin makan aja pasti ada perintah dari otak, kita belajar aja pake otak lalu saat kita sedang dalam masalah kita sering merasa mendengarkan suara hati, padahal pendengaran itu berkedudukan diotak, suara itu pun tervibrasi di otak jadi tempat hati. otak dan akal di otak-otak juga.
Banyak ilmu dipergunakan untuk menipu otak kita maupun otak orang lain, tapi apa gunanya ilmu itu sendiri jikalau tujuannya bukan ibadah. Kita sering mempermainkan otak kita sendiri dengan perasaan dan khayalan tapi kita jarang menggunakan otak kita itu untuk berfikir dengan hati “bagian terdalam dari otak” atau berfikir mendalam. Akhirnya kita lebih mendahulukan angan-angan kosong kita untuk pemenuhan nafsu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun