Thursday, November 10, 2011

Tenaga Dalam (Tinjauan Faal Olahraga)


Dewasa ini telah berkembang perkumpulan/perguruan yang mengkhususkan diri dalam bidang pernafasan untuk membangkitkan dan memperkuat energi tubuh yang tersimpan/tenaga dalam. Untuk itu, perlu dilakukan pengamatan dan analisa atas pengertian dari tenaga dalam tersebut.

Berdasarkan pada hasil Dialog Terbuka pada tanggal 29 April 2000 yang bertopik tentang Pemanfaatan Pelatihan Pernafasan untuk Pengobatan Penyakit, dimana panitia mengundang 2 (dua) guru besar bidang faal olahraga sebagai pembicara utama, yaitu: Prof. Dr. Santosa Giriwijoyo dan Prof. Dr. Wahyu Karhiwikarta.

Berikut ini merupakan ringkasan dari materi yang diberikan oleh kedua pembicara tersebut.

Prof. Dr. Santosa Giriwijoyo : Sel yang merupakan unsur kehidupan terkecil yang berjumlah 100 triliun sel membentuk wujud tubuh manusia. Sel-sel tersebut yang sejenis bergabung untuk membentuk jaringan seperti jaringan otot, saraf, ikat, tulang, dsb. Dari jaringan tersebut akan membentuk alat/organ tubuh seperti paru-paru, hati, ginjal, jantung. Organ jantung tersusun dari jaringan otot, ikat, pembuluh darah, dan syaraf. Masing-masing organ tubuh tersebut memiliki tugas khusus dan membentuk jalinan kerjasama menjadi suatu sistema seperti sistema respirasi/pernafasan, sistema kardiovaskular, sistema gastro-intesnal, sistema otot, dll. Keseluruhan sistema ini dengan masingmasing fungsinya bergabung membentuk organisme yang mandiri yaitu manusia.

Adapun struktur biologiknya sebagai berikut:
Sel Jaringan Organ Sistema Organisme (Manusia) Dari struktur biologik tersebut diperoleh pemahaman bahwa derajat kesehatan sel menentukan kualitas fungsional/vitalitas yang berhubungan dengan derajat kesahatan, kualitas hidup dan vitalitas kehidupan individu/manusia.

Manusia adalah mahluk aerobik, yaitu kehidupan manusia sangat tergantung pada Oksigen, dimana ketiadaan oksigen selama kurang dari 10 menit akan menyebabkan kematian. Pasokan oksigen kedalam tubuh terjadi melalui sistema respirasi/pernafasan, sehingga sistema ini berfungsi sebagai gerbang pemasukan oksigen.

Kebutuhan oksigen tergantung pada intensitas gerak, kerja atau olahraga yang dilakukan. Pada kondisi istirahat dan olahraga ringan (sub-maksimal) kebutuhan oksigen selalu dapat dipenuhi, akan tetapi tidak dapat meningkatkan kemampuan fungsional yang sudah ada. Sehingga untuk meningkatkan kemampuan fungsional perlu diciptakan kondisi pelatihan, yaitu kesenjangan antara kebutuhan oksigen dan pasokannya. Pada OlahRaga Tenaga Dalam (OR TD), kondisi pelatihan diciptakan melalui pengendalian pernafasan.

Bila dikaji sampai pada tingkat sel, kondisi pelatihan pada olahraga konvensional hanya terjadi pada sel-sel otot yang aktif, sedangkan pada OR TD terjadi pada semua sel tubuh. Pelatihan sel-sel tubuh yang bersifat sistemik/menyeluruh pada OR TD akan meningkatkan kualitas fungsional sel secara keseluruhan. Kondisi ini akan merangsang seluruh sel untuk meningkatkan kemampuannya menyelenggarakan olahdaya/metabolisme dengan meningkatkan kualtias dan kuantitas komponen-komponen seluler sehingga meningkatkan derajat vitalitasnya.

Tenaga Dalam secara fisiologis adalah tenaga hidup atau vitalitas yang lebih tinggi yang bersumber pada unsur kehidupan terkecil dari tubuh, yaitu: sel, yang diperoleh melalui pelatihan anaerobik-sistemik (pengendalian pernafasan).

Semua alat tubuh manusia dalam menjalankan fungsinya selalu berkaitan dengan masalah listrik, khususnya sel saraf dan otot yang merupakan penghasil listrik terbesar. Listrik tubuh dibangkitkan dari adanya perbedaaan potensial antara dalam sel dengan diluar sel, beda potensialnya rata-rata 70 mVolt.

OR TD yang terdiri dari olah gerak yang berarti pelatihan jaringan otot sehingga meningkatkan listrik otot, termasuk otot pernafasan. Dan disertai dengan konsentrasi yang berarti pelatihan jaringan syaraf sehingga meningkatkan listrik syaraf. Sehingga orang yang berlatih OR TD akan dapat melakukan diagnosa, terapi, dan komunikasi tanpa menggunakan alat apapun, karena listrik di tubuhnya dapat digunakan seperti alat keperluan diagnostik seperti EKG, USG, dan Xray. Juga alat untuk keperluan terapi seperti UKG, Ultra Sonik, EST. Maupun untuk komunikasi (Telepon, Handpone, Radio, TV).

Prof. Dr. Wahyu Karhiwikarta: Pelatihan Pernafasan LSBD “Hikmatul Iman” terdapat 3 (tiga) unsur yang dilatih/diaktifkan, yaitu:
1. Khusus organ/sistem pernafasan, dengan pengaturan frekuensi dan durasi
pengeluaran/ekspirasi dan pemasukan/inspirasi nafas.
2. Sistem pembentukan energi/metabolisme, khususnya proses anerobik dengan terutama
menahan nafas.
3. Sistem otot-syaraf (musculo-sceletal), kekuatan dan daya tahan lokal otot dengan berbagai macam gerakan “jurus” secara berulang-ulang.

Sehingga latihan pernafasan LSBD ini adalah lebih dari sekedar latihan organ/sistem pernafasan, tetapi ikut pula terlatih organ dan atau sistem tubuh lain yang secara langsung maupun tidak langsung terangsang oleh gerak/aktivitas fisik tubuh.

Jika kita ingin meningkatkan sistem energi tubuh adalah terutama dengan latihan endurance aerobik dan atau latihan stamina anerobik. Dalam proses pembentukan dan penggunaan energi/metabolisme tubuh, ilmu kedokteran memakai prinsip ilmu fisika (hukum dan kaidah termodinamika) dimana satuan dasarnya Kilokalori (kcal). Berdasarkan hukum termodinamika I tentang kekekalan energi, prinsip keseimbangan/homeostastis pertukaran/perubahan energi tubuh.

Energi Kimia dari makanan yang diubah menjadi energi listrik (penjalaran dan perangsangan syaraf dan otot), energi mekanik (kontraksi otot, sekresi kelenjar, dll) dan energi panas(suhu tubuh), atau dirumuskan sebagai berikut:
E Kimia Makanan = E Listrik + E Mekanik Kerja + E Panas + E Kimia Cadangan

Latihan Pernafasan bermanfaat untuk meningkatkan dan memantapkan Kesegaran Jasmani (KJ) pada umumnya, serta secara khusus latihan Hipoksik-anerobik. Keadaan Hipoksik-anerobik dalam dunia olahraga atletik telah menjadi salah satu topik pembahasan dalam upaya peningkatan prestasi. Pada latihan LSBD “Hikmatul Iman” agar latihan dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas semua unsur KJ secara optimal, maka faktor cara/metode dan takaran/dosis latihan amat penting. Disamping pemberian secara gradual beban/intensitas latihan terutama pada awal latihan, waktu /lama repetisi dan sesi, serta interval antar latihan cukup menentukan.

Jika hal-hal tersebut tentang latihan yang aman dan efektif terpenuhi, maka manfaat yang diperoleh secara praktis klinis adalah:
1. Meningkatnya kebugaran dan kesehatan pada umumnya.
2. Dengan peningkatan derajat kesehatan dan kualtias hidup, maka meningkatkan potensi/kapasitas dan produktivitas kerja dengabn memalui peningkatan efesisensi “mesin” tubuh serta berkurang/tidak cepat timbulnya kelelahan kerja.
3. Mencegah dan mengurangi kesakitan (morbility) dan kematian (mortality) beberapa penyakit pada khususnya, seperti:
a. Penyakit sistem kardiovaskular (koroner),
b. mengurangi keparahan dan resiko timbulnya penyakit diabetes mellitus,
c. rehabilitasi penyakit paru-paru menahun.

4. Pencengahan Ostoporosis/perapuhan tulang.
5. Peningkatan kepercayaan diri.

Kesimpulannya adalah latihan pernafasan ini pada umumnya, manfaatnya sama dengan program olahraga/latihan fisik yang dilaksanakan secara teratur dan terukur. Dengan lancarnya aliran darah keseluruh tubuh akan meningkatkan berbagai fungsi organ/ sistem tubuh seperti jantung dan pembuluh darah yang berperan penting pada kebugaran tubuh dan pembinaan kesehatan pada umumnya.

Oleh : Marsidi

Sumber:
Makalah Seminar,”Pemanfaatan Pelatihan Pernafasan untuk Pengobatan Penyakit”, LSBD
Hikmatul Iman Indonesia, Gedung Pos, Bandung, 2000.

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun