Thursday, November 10, 2011

Fakta-Fakta Rokok & Perokok


Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).

Perhatikanlah fakta-fakta yang mengejutkan berikut tentang rokok dan perokok
di Indonesia dan dunia:

1. Sejauh ini, tembakau berada pada peringkat utama penyebab kematian yang
dapat dicegah di dunia. Tembakau menyebabkan satu dari 10 kematian orang
dewasa di seluruh dunia, dan mengakibatkan 5,4 juta kematian tahun 2006. Ini
berarti rata-rata satu kematian setiap 6,5 detik. Kematian pada tahun 2020
akan mendekati dua kali jumlah kematian saat ini jika kebiasaan konsumsi
rokok saat ini terus berlanjut. [1]

2. Diperkirakan, 900 juta (84 persen) perokok sedunia hidup di negara-negara
berkembang atau transisi ekonomi termasuk di Indonesia. The Tobacco Atlas
mencatat, ada lebih dari 10 juta batang rokok diisap setiap menit, tiap
hari, di seluruh dunia oleh satu miliar laki-laki, dan 250 juta perempuan.
Sebanyak 50 persen total konsumsi rokok dunia dimiliki China, Amerika
Serikat, Rusia, Jepang dan Indonesia. Bila kondisi ini berlanjut, jumlah
total rokok yang dihisap tiap tahun adalah 9.000 triliun rokok pada tahun
2025. [1]

3. Di Asia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Indonesia menempati
urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa.
Namun, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai Peraturan Perundangan untuk
melarang anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas, dalam
penelitian di empat kota yaitu Bandung, Padang, Yogyakarta dan Malang pada
tahun 2004, prevalensi perokok usia 5-9 tahun meningkat drastis dari 0,6
persen (tahun 1995) jadi 2,8 persen (2004). [1]

4. Peningkatan prevalensi merokok tertinggi berada pada interval usia 15-19
tahun dari 13,7 persen jadi 24,2 persen atau naik 77 persen dari tahun 1995.
Menurut Survei Global Tembakau di Kalangan Remaja pada 1.490 murid SMP di
Jakarta tahun 1999, terdapat 46,7 persen siswa yang pernah merokok dan 19
persen di antaranya mencoba sebelum usia 10 tahun. "Remaja umumnya mulai
merokok di usia remaja awal atau SMP," kata psikolog dari Fakultas Psikologi
UI Dharmayati Utoyo Lubis. [1]

5. Sebanyak 84,8 juta jiwa perokok di Indonesia berpenghasilan kurang dari
Rp 20 ribu per hari–upah minimum regional untuk Jakarta sekitar Rp 38 ribu
per hari. [2]

6. Perokok di Indonesia 70 persen diantaranya berasal dari kalangan keluarga
miskin. [3]

7. 12,9 persen budget keluarga miskin untuk rokok dan untuk orang kaya
hanya sembilan persen. [3]

8. Mengutip dana Survei Ekonomi dan Kesehatan Nasional (Susenas), konsumsi
rumah tangga miskin untuk tembakau di Indonesia menduduki ranking kedua
(12,43 persen) setelah konsumsi beras (19.30 persen). "Ini aneh tatkala
masyarakat kian prihatin karena harga bahan pokok naik, justru konsumen
rokok kian banyak," [3]

9. Orang miskin di Indonesia mengalokasikan uangnya untuk rokok pada urutan
kedua setelah membeli beras. Mengeluarkan uangnya untuk rokok enam kali
lebih penting dari pendidikan dan kesehatan. [3]

10. Pemilik perusahaan rokok PT Djarum, R. Budi Hartono, termasuk dalam 10
orang terkaya se-Asia Tenggara versi Majalah Forbes. Ia menempati posisi
kesepuluh dengan total harta US$ 2,3 miliar, dalam daftar yang dikeluarkan
Kamis (8/9/2005). [4]

11. Sekitar 50% penderita kanker paru tidak mengetahui bahwa asap rokok
merupakan penyebab penyakitnya. [5]

12. Dari 12% anak-anak SD yang sudah diteliti pernah merasakan merokok
dengan coba-coba. Kurang lebih setengahnya meneruskan kebiasaan merokok ini.
[5]

13. Besaran cukai rokok di Indonesia dinilai masih terlalu rendah. Saat ini,
besarnya cukai rokok 37 persen dari harga rokok. Bandingkan dengan India (72
persen), Thailand (63 persen), Jepang (61 persen). [6]

14. Sebanyak 1.172 orang di Indonesia meninggal setiap hari karena tembakau.
[7]

15. 100 persen pecandu narkoba merupakan perokok. [8]

16. Perda DKI Jakarta No 2 Tahun 2005, Pasal 13 ayat 1: Tempat umum, sarana
kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat
proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan
umum dinyatakan sebagai kawasan dilarang merokok. — Pelanggarnya diancam
dengan sanksi pidana berupa denda maksimum Rp 50 juta, atau 6 bulan
kurungan. Kenyataannya, Perda ini seperti dianggap tidak ada oleh perokok,
dan pemerintah pun tidak tegas dalam menjalankannya.

Hmm, seandainya pemerintah dapat tegas menjalankan Perda di atas, mungkin
hutang pemerintah akan langsung lunas dibayar para perokok… [image:
:mrgreen:] Selain itu tentunya akan mengurangi pencemaran udara, membuat
masyarakat lebih sehat, mengurangi angka kemiskinan, dan mengurangi angka
kriminalitas.

Di antara 16 fakta di atas, fakta mana yang paling mengejutkan untuk Anda?
Kalau untuk saya, fakta nomor 5 yang paling mengejutkan. Saya jadi ingat
kata-kata: tidak ada perokok yang terlalu miskin untuk membeli rokok.
Tampaknya kata-kata itu ada benarnya. Mereka lebih memilih rokok
dibandingkan kebutuhan pokok mereka lainnya

Oleh: widyanto duta nugroho





*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.

Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.

Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.

Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.

Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.

*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.

UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.

Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.

Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun