Wednesday, November 2, 2011

Petani Rawan Terkena Dampak Polutan Organik Persisten

JAKARTA, JUMAT- Sekitar delapan dari 12 bahan polutan organik persisten (POPs) dihasilkan melalui pestisida. Parahnya, petani tidak tahu mengenai bahaya POPs dan ketergantungan menggunakan pestisida sulit ditinggalkan.

"Padahal setiap orang yang menggunakan pestisida harus melindungi seluruh tubuh. Bahkan dalam penggunaan pestisida, seseorang harus memiliki sertifikat," kata Koordinator Indonesia Toxic Free Yuyun Ismawati di Jakarta, Jumat (6/2).

Dikatakan Yuyun, dampak jangka pendek bahkan tidak disadari oleh para petani mulai dari pusing, batuk, otot pegal hingga pingsan. Jangka panjangnya, bagi laki-laki dapat menyebabkan pengurangan jumlah sperma dan berkurang hormon.

"Bagi perempuan, akan mengurangi fertilitas. Termasuk kecenderungan munculnya janin perempuan ketika pembuahan," ujar Yuyun.

Dicontohkan Yuyun, saat ini penggunaan herbisida jenis paraquat di perkebunan sawit oleh para petani tanpa pengamanan diri. Padahal, setiap petani harus menggunakan pakaian melindungi seluruh tubuhnya.

Selain itu, petani padi juga banyak yang kurang peduli dalam melindungi dirinya dari bahaya pestisida. Bahkan ketika melarutkan cairan herbisida petani tidak menggunakan pelindung tangan.

"Dibeberapa tempat ditemukan kasus kuku petani lepas atau tumbuh tidak sempurna," tambah Yuyun. Pentingnya peringatan, lanjut Yuyun, mulai dari Pemerintah hingga penjual herbisida harus secara kontinyu. Tidak hanya cara-cara penggunaan tapi juga menyediakan alat pengaman untuk dipakai para petani.

sumber : kompas

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun