Thursday, November 3, 2011

Depresi Ubah Pandangan Mata Jadi ‘Abu-Abu’

HAI ORANG - ORANG YANG BERIMAN, JADIKANLAH SABAR DAN SHALAT SEBAGAI PENOLONGMU, SESUNGGUHNYA ALLAH BESERTA ORANG - ORANG YANG SABAR.
AL - BAQARAH : 153



INILAH.COM, Jakarta – Dunia menjadi abu-abu saat seseorang depresi. Ilmuwan telah menemukan alasannya yakni depresi memiliki efek pada mata sehingga sulit mendeteksi warna hitam dan putih.

Ilmuwan Jerman melakukan uji retina pada pasien di mana menunjukkan efek yang sama dengan penurunan kontras saat menoton televisi. Efek ini diyakini ilmuwan dapat pula membantu mengetahui kadar depresi seseorang.

Informasi ini dapat menjadi alasan mengapa sejalannya penambahan usia dengan tanpa melihat kebiasaan atau bahasa yang digunakan seseorang, kebanyakan artis secara konsisten menunjukkan depresi mereka dengan menggunakan simbol baju gelap atau abu.

Studi itu dilakukan oleh Dr Ludger Tebartz van Elst dan para peneliti lainnya di University of Freiburg, dilaporkan pada jurnal Biological Psychiatry.

Dr John Krystal yang mengedit jurnal ini, seperti dikutip dari Daily Mail, mengatakan, "Data ini menitikberatkan pada pentingnya cara pengalihan depresi seseorang untuk menghadapi dunia.”

Puisi William Cowper mengatakan bahwa hidup seseorang memiliki berbagai tampilan. Namun saat seseorang depresi, maka mereka tidak bisa menangkap kontras visual dunia sehingga kekurangan ini akan membuat dunia tampak kurang menyenangkan.

Tim Jerman mengukur respon elektirk untuk mengukur aktifitas retina dalam dua kelompok orang yang depresi dan tidak. Retina yang ada pada bagian belakang mata memiliki sel sensitif. Sel ini mengubah sinyal menjadi pesan saraf sehingga seseorang dapat melihat objek tertentu.

Pasien depresi mengalami penurunan tingkat kontras retina yang dramatis. Namun, mereka tidak memiliki perbedaan bentuk pandangan saat diberikan obat anti-depresi.

Dr Tebartz van Elst mengatakan, "Metode ini dapat berubah menjadi alat yang berharga untuk mengukur keadaan depresi karena dapat didiagnosa secara medis dan terapi depresi.

Billy A. Banggawan

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun