Thursday, November 3, 2011

Perokok Hanya Orang Egois

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa lelaki itu tampak asik mengisap sebatang rokok di depan ruang rehabilitasi jantung Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, Senin (31/5/2010), meskipun di depan mata mereka terpampang papan besar bertuliskan kalimat "Kawasan Bebas Rokok". Mereka seolah tidak peduli bahaya asap rokok mereka bagi kesehatan diri sendiri, apalagi bagi orang lain.

"Perokok hanya orang egois, orang lemah yang enggak bisa mengendalikan dirinya sendiri," ujar seorang mantan perokok berat, Nurdin Sirait (60), yang ditemui seusai rehabilitasi jantung di RS Harapan Kita, Jakarta, Senin.

Nurdin yang dulunya perokok berat mulai berhenti merokok sejak tahun 2000. Kala itu, penyakit jantung yang dideritanya memaksa Nurdin membulatkan tekad untuk tidak merokok. "Kata dokter, 'kalau kamu masih mau ngelihat anak kamu wisuda, berhenti merokok!'" paparnya.

Berawal dari situ, Nurdin bertekad untuk tidak merokok. Menurutnya, yang terpenting adalah komitmen diri sendiri untuk berhenti. "Buktinya kalau kita ada kemauan keras, kita bisa mengendalikan diri. Totally commited. Orang bisa kalau ada kemauan. Harus berhenti. Saya mencoba mengurangi, tidak bisa, tapi harus berhenti," tutur Nurdin.

Memang, kata Nurdin, berhenti merokok itu sulit sekali dilakukan. Untung saja, lingkungan sekitar Nurdin turut membantunya berhenti merokok. "Tetap pribadi, yang utama, kedua lingkungan dan lingkungan keluarga. Karena kalau bapak berwibawa di rumah, tidak bisa diatur apa-apa, jadi susah. Tapi, kalau di kantor, bisa. Di luar, public opinion, orang tegur," katanya.

Sekarang Nurdin bebas dari merokok, dan dia tidak menyesali keputusannya untuk berhenti merokok. "Pasti jauh lebih sehatlah ya, jauh lebih sehat secara bernapas," katanya.

Sebelumnya, Nurdin mengaku dapat menghabiskan minimal 2,5 bungkus rokok per hari. Kebiasaan merokoknya itulah yang menjadi salah satu penyebab penyempitan pembuluh darah yang dideritanya hingga dia harus menjalani operasi pada 2006 dan mengikuti latihan rehabilitasi jantung setiap tiga hari seminggu. "Pesan saya, hentikan merokok, mulailah hidup sehat. Saya setuju rokok itu racun berbahaya," pungkasnya.





*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.

Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.

Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.

Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.

Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.

*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.

UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.

Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.

Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun