Thursday, November 10, 2011

Perubahan Iklim Tingkatkan Kematian Jantung


Roma, Bila pemanasan global terus berlanjut akan lebih banyak lagi orang yang meninggal karena masalah jantung. Karena perubahan iklim yang ekstrem, maka akan menambah beban bagi jantung dan meningkatkan risiko kematian jantung.

Sebuah studi di British Medical Journal menemukan bahwa penurunan suhu 1 derajat celsius pada satu hari di Inggris terkait dengan 200 serangan jantung tambahan.

Selain itu, gelombang panas juga dapat menjadi penyebab meningkatnya kematian jantung, seperti yang ditunjukkan oleh peristiwa di Paris selama musim panas. Lebih dari 11.000 orang meninggal dalam karena udara panas Prancis pada paruh pertama bulan Agustus tahun 2003, saat suhu naik menjadi 40 derajat celsius.

Kebanyakan orang meninggal karena terjadi kematian jantung mendadak yang berhubungan dengan kondisi jantung lain selain serangan jantung biasa.

Pada musim panas yang sama, Inggris juga memecahkan rekor dengan kenaikan suhu yang menyebabkan kematian lebih dari 2.000 orang. Dan para ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2080-an, peristiwa serupa akan terjadi setiap tahun.

Menurut ahli, risiko yang ditimbulkan oleh perubahan suhu panas dan dingin yang sangat ekstrem paling rentan terhadap orang tua. Sebagian besar korban adalah orang berusia 70 hingga 80-an tahun.

Peneliti dari London School of Hygiene & Tropical Medicine menganalisis data pada 84.000 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan serangan jantung antara 2003 dan 2006.

Peneliti menemukan bahwa penurunan suhu 1 derajat celsius dari suhu harian rata-rata dikaitkan dengan 2 persen kumulatif dalam risiko serangan jantung selama 28 hari, bahkan dalam musim panas.

Suhu yang dingin dapat membuat darah lebih rentan terhadap pembekuan dan hal ini jelas dapat menimbulkan risiko jantung. Hal ini sebenarnya sebagian dapat diatasi dengan aspirin, yaitu obat pengencer darah.

"Tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca berdasarkan perubahan pada gaya hidup penduduk dan tingkat individu mungkin memiliki manfaat besar bagi kesehatan dan perlindungan iklim," ujar Dr Paola Michelozzi dan Manuela De Sario, dari Lazio Region Department of Epidemiology di Roma, seperti dilansir dari BBC, Kamis (12/8/2010).

Misalnya, menurut Paola, menurunkan asupan lemak jenuh dengan mengurangi konsumsi produk hewani adalah pilihan makanan sehat yang direkomendasikan dalam pedoman pencegahan penyakit jantung koroner dan juga dapat menjadi strategi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Merry Wahyuningsih - detikHealth

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun