Tuesday, November 8, 2011

Apakah Orang Pendek Lebih Mudah Terkena Penyakit Jantung ?

European Heart Journal bulan Juni 2010 secara online mempublikasikan penelitian yang mengatakan bahwa orang pendek mempunyai risiko lebih besar untuk mengidap penyakit jantung daripada orang yang tinggi.

Sebanyak 52 penelitian yang melibatkan tiga juta orang menemukan bahwa orang dewasa bertubuh pendek hampir 1,5 kali mudah mengalami serangan jantung, penyakit kardiovaskular atau jantung dan meninggal akibat penyakit jantung dibandingkan dengan orang dewasa bertubuh tinggi. Hal ini tampaknya berlaku bagi laki-laki dan perempuan.

Menurut peneliti dan ahli klinis, Tuula Paajanen dari Universitas Tampere di Finlandia, tinggi badan hanyalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan risiko penyakit jantung. Untuk itu kita harus mampu mengendalikan tinggi dan berat badan serta kebiasaan gaya hidup seperti merokok, minum minuman keras dan olahraga.

Dalam 50 tahun terakhir, lebih dari 1.900 penelitian telah memberikan bukti yang saling bertentangan mengenai apakah tinggi badan dapat dikaitkan dengan penyakit jantung. Para peneliti berharap bahwa dengan hasil penelitiaan yang baru, di masa mendatang upaya lebih ditujukan untuk mengetahui kemungkinan patofisiologi, lingkungan dan genetik

Paajanen dan kawan-kawan melakukan analisis terhadap orang-orang dengan tinggi badan di bawah 5 kaki 3 inci (160,5 cm) dan lebih dari 5 kaki 8 inci (173,9 cm). Kemudian dipisahkan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki pendek rata-rata kurang dari 5 kaki 5 inci (165,4 cm) dan laki-laki tinggi lebih dari 5 kaki 9 inci (177,5 cm), sementara wanita pendek berada di bawah 5 kaki (153 cm) dan tinggi perempuan lebih dari 5 kaki 5 inci (166,4 cm).

Hasilnya adalah 37 persen laki-laki bertubuh pendek mempunyai kemungkinan cepat meninggal dari sebab apapun dibandingkan dengan laki-laki bertubuh tinggi, sementara itu 55 persen perempuan bertubuh pendek kemungkian cepat meninggal karena sebab apapun dibandingkan dengan perempuan bertubuh lebih tinggi.

Tapi Paajanen mengakui hasil penelitiannya tidak menggunakan faktor lain yang menyebabkan kemungkinan terjadinya penyakit jantung atau kardiovaskuler seperti usia, jenis kelamin, merokok, kelainan lipid, diabetes, status sosial ekonomi atau hal lainnya. Untuk itu Paajanen akan melakukan penelitiaan lanjutan dengan mempertimbangkan faktor yang lain untuk memperkuat analisisnya.

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun