Thursday, November 3, 2011

Polusi Udara Bisa Picu Diabetes


Boston, Gaya hidup dan kalori yang berlebihan dalam tubuh selama ini menjadi penyebab utama diabetes tipe 2. Tapi ternyata ada faktor tambahan yang turut memicu perkembangan penyakit diabetes, yakni polusi udara.

Kenapa polusi udara picu diabetes?

Begini penjelasan dari ilmuwan di Children's Hospital, Boston yang akan diterbitkan dalam Diabetes Care edisi Oktober. Jika partikel dari polusi udara terlalu banyak yang masuk dalam tubuh maka tubuh akan mengalami peradangan.

Nah, peradangan inilah yang akan mengganggu kinerja insulin. Karena kerja insulin terganggu akan terjadi resistensi (penolakan) insulin dalam tubuh yang membuat orang kena diabetes.

Temuan ini sejalan dengan penelitian laboratorium sebelumnya yang menemukan bahwa resistensi insulin meningkat pada tikus yang terkena partikel polusi di udara dan juga terjadi peningkatan tanda peradangan yang dapat berkontribusi pada resistensi insulin.

Pada studi terbaru, peneliti memfokuskan pada partikel halus yang berukuran 0,1-2,5 nanometer atau dikenal sebagai PM2.5, yang komponen utamanya terdapat pada kabut dan asap knalpot dari kendaraan bermotor. Hasilnya, untuk setiap peningkatan 10 g/m3 dalam eksposur PM2.5, ada peningkatan 1 persen prevalensi diabetes.

"Selain penelitian di laboratorium, kami juga menggabungkan data dari Environmental Protection Agency (EPA) dengan data dari Centers for Disease Control (CDC) dan sensus AS untuk memastikan prevalensi diabetes orang dewasa," jelas John Brownstein, PhD dari Children's Hospital Informatika Program, seperti dilansir dari Medindia, Kamis (30/9/2010).

Menurut Brownstein, dengan faktor risiko diabetes yang telah diketahui, seperti obesitas, lintang geografis, etnisitas dan kepadatan penduduk (ukuran urbanisasi), maka polusi udara bisa menjadi salah satu memicu perkembangan penyakit diabetes.

"Banyak faktor lingkungan yang dapat berkontribusi terhadap epidemi diabetes di seluruh dunia. Selain kelebihan kalori, polusi bisa menjadi faktor tambahan," catatan Allison Goldfine, MD, kepala penelitian klinis di Joslin Diabetes Center.

Merry Wahyuningsih - detikHealth

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun