Wednesday, November 9, 2011

Televisi Membuat Anak Terlalu Cepat Dewasa

YOGYAKARTA, KOMPAS - Berbagai program acara anak yang ditayangkan di televisi saat ini banyak berdampak negatif bagi kehidupan anak-anak, antara lain menjadikan anak terlalu cepat dewasa. Karena itu, orang tua perlu mendampingi anak menonton televisi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi media juga harus ditingkatkan. Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sutarimah Ampuni mencontohkan, pada film-film kartun bahasa terjemahan yang dipakai adalah bahasa orang dewasa. Ada pula kisah percintaan yang belum waktunya dikenalkan pada anak-anak. Beberapa acara reality show telah melanggar batas kehidupan wajar anak-anak, tutur Ampuni sembari menyebut beberapa nama acara di televisi pada diskusi Telaah Kritis Program Televisi untuk Anak- anak di Pusat Kajian Media dan Budaya Populer (PKMBP), Kamis (3/4).

Jadwal acara yang memakai jam belajar anak, tuntutan berlebihan untuk keberhasilan anak, pemaksaan norma orang dewasa untuk menilai anak, dan pemakaian pakaian yang mengikuti gaya orang dewasa membuat anak-anak tidak lagi hidup secara wajar sesuai usianya. Anak-anak bahkan diperkenalkan kepada dunia di luar pemahaman mereka. Pada sinetron anak seperti Si Entong, Samsonwati, Seri Legenda, dan lain sebagainya, anak-anak disuguhi permasalahan- permasalahan orang dewasa dan kisah-kisah percintaan yang bisa merusak logika berpikir anak. Untuk memberikan lingkungan yang sehat bagi perkembangan anak, Ampuni menekankan pentingnya production house membuat tayangan interaktif dan edukatif yang menanamkan pesan-pesan moral dengan bahasa anak-anak.

Sinetron Penulis Yunita Candra yang mewakili komunitas We Are Mommies Indonesia mengungkapkan, saat ini sebenarnya sudah ada tayangan televisi yang mendidik. Si Unyil atau Surat Sahabat, misalnya, sangat bagus. Sayangnya acara itu ditayangkan di siang hari saat anak-anak istirahat. Sedangkan di pagi hari dan sepanjang sore sampai malam diisi sinetron, papar Yunita. Karena itu, ia lalu membatasi kegiatan menonton televisi pada anak-anaknya. Peneliti PKMBP, Rahayu, mengungkapkan, saat ini keberadaan televisi memang sudah sulit dipisahkan dari hidup anak-anak. Pendampingan orangtua merupakan langkah terbaik untuk membantu anak berinteraksi dengan televisi. Selain itu, pemerintah perlu mendukung kegiatan literasi media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menyikapi media secara positif.

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun