Thursday, November 3, 2011

Ketika Perempuan Merokok Dianggap Keren?

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, jumlah perokok perempuan di Tanah Air cenderung meningkat dari tahun ke tahun. "Menurut survei nasional, ada kenaikan," kata Endang Rahayu saat menyampaikan paparan terkait peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta, Kamis (27/5/2010).

Disebutkan, jumlah perempuan perokok yang tahun 1995 hanya 1,7 persen, sudah meningkat menjadi 5,06 persen pada 2007. Menurut Menteri Kesehatan, hal itu disebabkan antara lain oleh kampanye pencitraan dari industri tembakau yang dari waktu ke waktu kian agresif.

Secara terpisah, pegiat lembaga swadaya masyarakat Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) Fuad Baradja mengatakan, industri rokok menggunakan trik-trik khusus untuk menarik kaum perempuan mengisap rokok.

Melalui iklan-iklan produk mereka, dia menjelaskan, industri rokok menyampaikan informasi yang menyesatkan tentang rokok. "Dibikin iklan dengan figur-figur yang terlihat keren yang kemudian membuat orang menganggap merokok sebagai hal yang keren. Mereka juga pakai kata-kata mild dan low tar, seolah rokok-rokok itu dampaknya lebih ringan dari rokok yang lain, padahal kenyataannya tidak demikian," katanya.

Iklan-iklan semacam itu, menurut dia, ikut memberikan kontribusi terhadap perubahan pandangan masyarakat terhadap perempuan yang merokok. "Dulu perempuan yang merokok dianggap nakal dan liar. Pelan-pelan pandangan itu berubah, tidak sekuat dulu, sehingga para perempuan tidak lagi merasa malu kalau merokok, bahkan sebaliknya, merasa keren," katanya.

Padahal, kebiasaan merokok sudah terbukti menimbulkan banyak gangguan kesehatan, membuat beban biaya kesehatan meningkat. Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas seperti karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, dan amoniak.

Selain itu, ada juga oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon serta zat kimia yang berbahaya termasuk tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium. Gas dan partikel dalam asap rokok penyakit obstruksi paru menahun (POPM), seperti emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.

Kebiasaan merokok juga menjadi penyebab utama terjadinya kanker paru-paru karena partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen.

Bahan-bahan kimia dalam rokok, kata dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Tricia Dewi Anggraeni, menimbulkan gangguan pada organ reproduksi perempuan.

"Rokok meningkatkan risiko terhambatnya pertemuan sel sperma dengan sel telur yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan melahirkan bayi hidup," katanya. Merokok, ia melanjutkan, juga menghambat pematangan sel telur yang selanjutnya dapat menimbulkan gangguan siklus menstruasi. Bahkan, mempercepat masa menopause serta memperburuk tampilan fisik perempuan, seperti tekstur kulit, suara, dan binaran mata.

"Selain itu, merokok juga menghambat pertumbuhan janin. Perempuan yang merokok juga berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, sesudah itu pertumbuhannya juga akan terganggu," katanya.

Hal itu, menurut Menteri Kesehatan, akan menghambat tujuan pemerintah mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs), yaitu menurunkan angka kematian ibu.

Oleh karena itu, dia menjelaskan, pemerintah bersama komponen bangsa yang lain berusaha mengendalikan dampak penggunaan tembakau.

Usaha itu, kata dia, antara lain dilakukan dengan membuat regulasi dan menerapkan kebijakan pengendalian dampak tembakau.

"Sudah ada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengatur pengamanan produk yang mengandung zat adiktif termasuk tembakau," katanya.

Pemerintah, kata dia, juga mendorong penerapan kebijakan kawasan tanpa asap rokok. "Sekarang ini sudah ada 18 kabupaten/kota yang menerapkan peraturan daerah tentang kawasan tanpa asap rokok," demikian Menteri Kesehatan.





*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.

Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.

Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.

Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.

Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.

*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.

UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.

Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.

Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun