Tuesday, November 1, 2011

Merokok Saat Hamil, Lahirkan Bayi Residivis, Percaya?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kalangan medis sudah mewanti-wanti para ibu untuk tidak merokok saat hamil. Peringatan itu didasari atas efek negatif akibat merokok tidak sebatas menimpa ibu melainkan anak yang dikandungnya. Hasil riset terbaru mengungkap selain dampak kesehatan secara fisik, kesehatan psikis si kecil juga terancam akibat ibu yang merokok disaat kehamilan. Journal of Epidemilogy and Community Health bahkan menyebutkan adanya hubungan antara merokok saat kehamilan dengan kuantitas tindak kriminalitas anak-anak remaja.

"Prevalensi masalah sikap sangat tinggi ketika si kecil memasuki usia dewasa," papar Angela Paradis, peneliti dari Havard School of Public Health seperti dikutip dari time.com, Jum'at (19/11). Menurutnya, ada dua kelompok sikap remaja yang merupakan hasil bentukan efek negatif merokok. Kelompok pertama merupakan kelompok yang boleh dibilang 'berandalan' sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok yang berada pada level masih mencari-cari. Melihat dari dua gejala tadi, peneliti hanya memfokuskan riset pada kelompok dewasa 'berandalan'.

Sebelumnya, peneliti menggunakan data dari 3.766 peserta dalam Collaborative Perinatal Project yang berbasis di Providence, RI, untuk belajar tentang kebiasaan merokok ibu hamil di daerah tersebut. Oleh peneliti, para ibu diwawancarai tentang kebiasan merokok mereka pada rentang tahun 1959-1966. Peneliti memilih rentang waktu itu dikarenakan era tersebut merokok dianggap tidak membahayakan kesehatan janin. Selain wawancara, peneliti juga mengambil contoh darah para ibu dan dianalisis untuk memperkuat bukti bahwa para relawan yang bersangkutan merokok. Pada tahun 1999 dan 2000 ketika semua anak yang lahir dari para relawan ini telah mencapai dewasa, peneliti segera memeriksa catatan kriminal mereka.

Berangkat dari hasil eksplorasi terhadap relawan, peneliti mencatat bahwa akibat negatif merokok saat kehamilan, para ibu telah melahirkan generasi kriminal. Pasalnya, 30 persen ibu yang merokok berat saat hamil (20 batang perhari), anak-anak mereka mendekam dalam penjara. "Meskipun kami tidak dapat secara pasti menyimpulkan bahwa merokok ibu selama kehamilan (terutama merokok berat) merupakan faktor risiko penyebab tindak kriminal saat dewasa, temuan riset melihat adanya hubungan itu," pungkas Paradis.





*otak manusia selalu dipenuhi oleh berbagai macam hal atau usaha bagaimana menyenangkan diri sendiri, dan mungkin untuk mencapai hal itu akan digunakan berbagai macam cara, baik cara menurutnya benar ataupun kalau perlu menggunakan cara yang sebetulnya ia mengetahui persis bahwa cara itu salah. Semua cara akan dibungkus oleh pembenaran – pembenaran yang dibuat sedemikian rupa agar bisa diterima oleh orang lain. Cara seperti ini akan secara turun temurun diturunkan, sehingga akan menjadi semacam budaya yang akan dianggap benar oleh keturunannya.

Contoh yang paling mudah di zaman sekarang adalah soal MEROKOK. Dorongan untuk MEROKOK sangat kuat karena diajarkan oleh lingkungan dan pergaulan, dan ketika sudah memulai, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya.

Di dalam rokok ada zat-zat berbahaya yang membuat pemakainya menjadi merasa enak dan membuatnya ketagihan. Padahal semua perokok tahu persis, bahwa yang dilakukannya itu salah, dan rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya yang akan merusaknya dalam waktu tidak seketika seperti KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN dan GANGGUAN PADA JANIN.

Bahkan yang sebetulnya paling dirugikan adalah para perokok pasif. Mereka yang tidak merokok akan menghisap asap rokok dari hidung dan langsung ke paru-paru, dan itu secara lambat laun akan merusak kesehatan mereka, terutama pada anak-anak. Akan tetapi para perokok itu sama sekali tidak perduli, kesehatan mereka saja tidak diperdulikan, apalagi kesehatan orang lain.

Hanya satu dipikiran mereka , bagaimana caranya supaya enak. Berbagai macam pembenaran dilakukan seperti merokok itu gaul, merokok itu berselera tinggi dan elite, merokok itu membantu mereka yang bekerja di pabrik rokok, merokok itu menjernihkan pikiran, dan berbagai macam alasan menyedihkan lainnya. Padahal apabila menjawab dengan jujur, mereka akan berkata bahwa ROKOK ITU ADALAH RACUN*.

*Bahan dasar dari rokok adalah Tembakau. Bangsa ATLANTIS dahulu mengembangkan sebuah tanaman bernama UMBAKA yang merupakan singkatan dari UDERHA MONGULATUS BRODEA AGRETUS KEKRIVEROS AMATHEADUS atau diterjemahkan dengan UDARA MENGOTORI BADAN UNTUK MENG-AGRESI KEPALA DAN OTAK AGAR HILANG AMANAH DAN PIKIRAN.

UMBAKA ini atau yang sekarang dikenal sebagai Tembakau, memang dirancang agar manusia yang menghisapnya menjadi ketagihan, dengan demikian mutu darahnya menjadi tidak bagus, otomatis akan menambah jumlah KLAD di badan, sehingga kemampuan akan menjadi turun secara drastis. Pola pikir mereka menjadi terbatas, tidak akan mampu membaca alam secara baik dan benar.

Begitupun perokok pasif, mereka akan bernasib sama, bahkan lebih parah karena menghisap dari hidung. Hal itu sudah diperhitungkan oleh Bangsa pengembang agar hanya Bangsa mereka lah yang maju, dan bangsa lain hanya sebagai buruh-buruh dan robot-robot mereka. Terbukti, sekarang usaha mereka berhasil. Mereka berhasil mengembangkan UMBAKA ini ke seluruh dunia, dan berhasil pula menguasai dunia.

Pelajaran untuk menyenangkan diri sendiri ini sudah sangat mengakar di masyarakat zaman sekarang.

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).
Allah SWT Berfirman , “Dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk .” (al-A’raf: 157).
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195)
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu." An-Nisa: 29

0 comments:

Post a Comment

sabar ya, komentar anda akan kami moderasi terlebih dahulu. laporkan kepada kami apabila ada post yang masih berbentuk kiri ke kanan. nuhun